Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home BRICS Featured

    Kekuatan Ekonomi BRICS Lebih Besar dari Blok Barat, Total Tembus Rp323.677 Triliun | Sindonews

    5 min read

     

    Kekuatan Ekonomi BRICS Lebih Besar dari Blok Barat, Total Tembus Rp323.677 Triliun | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Senin, 07 Juli 2025 - 10:31 WIB

    Kekuatan Ekonomi BRICS...

    Kekuatan ekonomi BRICS telah melampaui G7 yang didominasi Barat dalam hal PDB gabungan. Foto/Dok

    JAKARTA 

    - Kekuatan ekonomi

     BRICS 

    telah melampaui

     G7 

    yang didominasi Barat dalam hal PDB gabungan, klaim ini diungkapkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ditekankan oleh pemimpin Rusia itu bahwa BRICS memiliki Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan USD20 triliun atau setara Rp323.677 triliun (kurs Rp16.183 per USD), atau lebih besar dari blok Barat.

    Berbicara melalui tautan video pada sesi pleno KTT tahunan BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Putin mengatakan, bahwa "negara-negara anggota BRICS tidak hanya mencakup sepertiga dari daratan Bumi, dan hampir setengah dari populasi planet ini, tetapi juga 40% dari ekonomi global."

    PDB gabungan BRICS yang diukur berdasarkan paritas daya beli sudah mencapai USD77 triliun, menurut data IMF 2025. Dalam metrik ini, BRICS jauh melampaui beberapa kelompok lain, termasuk G7," tambah Putin.

    Baca Juga: Duel Ekonomi BRICS vs G7, Siapa yang Paling Kaya di 2025?

    Presiden Rusia mengutip data IMF terbaru yang menunjukkan bahwa angka yang sesuai untuk G7 adalah USD57 triliun. Ia juga menggarisbawahi, bahwa negara-negara anggota BRICS semakin mengandalkan mata uang nasional mereka dalam perdagangan antar blok.

    Menurutnya, "BRICS telah layak mengokohkan dirinya di antara pusat-pusat utama pemerintahan global," dengan "posisi dan pengaruh globalnya yang semakin meningkat setiap tahun." Putin berargumen bahwa kelompok ini mewakili "kepentingan mendasar dari mayoritas global."

    Putin memuji, kerja sama timbal balik sebagai salah satu landasan BRICS, yang membantu menyatukan rakyat dari berbagai budaya dan agama, dan membuat kelompok ini menarik bagi negara-negara berkembang.

    Menurut presiden Rusia, "sistem unipolar dalam hubungan internasional, yang telah melayani kepentingan dari yang disebutnya 'miliaran emas'," dengan cepat mengurai, memberi jalan bagi sistem ekonomi global multipolar".

    Berbicara selama Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg bulan lalu, Putin juga mengklaim bahwa tatanan dunia yang memudar bersifat sangat neo-kolonial. Dia juga berbicara tentang transformasi besar yang terbentuk dalam ekonomi global.

    Pada waktu yang berdekatan, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menerangkan, bahwa Rusia tidak lagi menganggap G7, di mana Rusia menjadi anggotanya antara tahun 1998 dan 2014, sebagai format yang layak, “karena tren global menunjukkan bahwa porsi G7 dalam urusan global dan ekonomi global akan menyusut tanpa henti.”

    Baca Juga: Tak Lagi Relevan dengan Ekonomi Global, G7 Dijuluki sebagai Klub Mati

    Didirikan pada tahun 2006, BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, dengan Afrika Selatan bergabung beberapa tahun setelahnya di 2010. Sepanjang tahun lalu, Mesir, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Indonesia juga telah menjadi anggota penuh.

    Pada konferensi puncak KTT BRICS di kota Kazan, Rusia tahun lalu, BRICS menyetujui status 'negara mitra' baru sebagai respons terhadap minat keanggotaan yang semakin meningkat yang ditunjukkan oleh lebih dari 30 negara.

    (akr)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Revenue Indonesia dari...

    Revenue Indonesia dari eSport Tembus Rp25,1 Triliun

    Komentar
    Additional JS