Klaim Tak Berafiliasi dengan Israel Dipertanyakan, Aktivis Soroti Kolaborasi Bisnis Danone - Beritajatim
Dunia Internasional, Berita
Klaim Tak Berafiliasi dengan Israel Dipertanyakan, Aktivis Soroti Kolaborasi Bisnis Danone

Jakarta (beritajatim.com) – Klaim Danone Indonesia yang menyatakan “tidak memiliki hubungan atau afiliasi dengan Israel” menuai sorotan tajam dari aktivis pro-Palestina, setelah perusahaan tersebut mengakui adanya kolaborasi bisnis dengan startup asal Israel di sektor susu dan teknologi pangan. Pernyataan itu dipublikasikan melalui situs resmi Danone Indonesia.
Sukron Jamal, aktivis dari Jaringan Muslim Madani, menilai klaim Danone Indonesia mengandung kontradiksi serius. “Pengakuan ini menunjukkan kontradiksi mendasar dalam pernyataan mereka. Bagaimana mungkin mengklaim tidak memiliki hubungan dengan Israel sambil secara bersamaan mengakui adanya kolaborasi bisnis dengan entitas Israel?” kata Sukron.
Menurut Sukron, dalam prinsip boikot, bentuk hubungan ekonomi apa pun dengan entitas Israel sudah dapat dikategorikan sebagai dukungan terhadap sistem yang menindas rakyat Palestina. Ia menegaskan bahwa kendati kerja sama tersebut diklaim Danone bertujuan untuk mendukung ‘inovasi pangan berkelanjutan’, kolaborasi tersebut tetap memberi keuntungan bagi ekosistem bisnis Israel.
“Startup Israel yang berkolaborasi dengan Danone akan mendapat keuntungan finansial, yang pada akhirnya berkontribusi kepada ekonomi Israel secara keseluruhan,” jelas Sukron. “Ini belum ditambah dari pajak yang masuk ke kas negara Israel yang kemudian digunakan untuk membiayai agresi militer dan kebijakan penjajahan di Palestina.”
Ia juga menyatakan bahwa kolaborasi bisnis dengan entitas Israel bukan sekadar isu ekonomi, melainkan berdampak politis dan moral. Menurutnya, kerja sama seperti itu memberikan legitimasi dan normalisasi terhadap pendudukan Israel di Palestina. Sukron menyoroti integrasi antara industri militer dan sipil di Israel, yang membuat kerja sama di sektor non-militer pun memiliki potensi mendukung kepentingan militer.
“Jadi, argumen ‘tidak terkait militer’ tidak relevan,” katanya.
Selain kolaborasi dengan WILK, sebuah startup teknologi susu sintetis asal Israel, Danone juga diketahui memiliki hubungan jangka panjang dengan Strauss Group, perusahaan pangan terbesar kedua di Israel. Kerja sama ini telah berlangsung sejak 1970-an, dan sejak Desember 1996, Danone memegang 20 persen saham operasi produk susu Strauss Group. Dalam kerja sama tersebut, Strauss mendapat lisensi eksklusif untuk menggunakan teknologi dan keahlian Danone dalam produksi susu segar.
Menanggapi tekanan boikot global, Danone Indonesia—pemilik merek Aqua, SGM, dan Bebelac—berupaya membantah tuduhan afiliasi dengan Israel. Salah satu argumen mereka merujuk pada laporan Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide, yang tidak mencantumkan nama Danone dalam daftar perusahaan yang mendukung pendudukan Israel.
Namun Sukron Jamal membantah relevansi pembelaan tersebut. Ia menyatakan bahwa laporan PBB itu lebih fokus pada perusahaan yang secara langsung terlibat di permukiman ilegal atau memiliki hubungan dengan militer Israel. Sementara itu, kriteria boikot dari jaringan aktivis jauh lebih luas, mencakup kontribusi terhadap ekonomi Israel secara keseluruhan maupun upaya normalisasi kebijakan negara tersebut.
Menurut Sukron, laporan PBB justru menegaskan bahwa daftar perusahaan yang dipublikasikan hanya merupakan “puncak gunung es”, menunjukkan masih banyaknya korporasi global lain yang terlibat dalam sistem ekonomi pendudukan Israel.
“Bagi kami, para aktivis, setiap investasi yang masuk ke Israel dapat dilihat sebagai bentuk dukungan ekonomi yang lebih lanjut terhadap pendudukan dan genosida di Palestina, terlepas dari klaim bantahan Danone,” tutup Sukron. [beq]