Mengapa Yordania Tidak Pernah Menembak Rudal Israel? - Sindonews
5 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Mengapa Yordania Tidak Pernah Menembak Rudal Israel?
views:

Sersan Staf Caycee Mahonee (kanan) bertemu perwira bintara Angkatan Bersenjata Yordania di Institut Pelatihan Wanita Angkatan Darat Yordania di Yordania. Foto/Master Sgt. Zach Sheely
AMMAN - Yordania dan Israel menjalin hubungan diplomatik resmi sejak ditandatanganinya Perjanjian Damai Israel–Yordania pada 26 Oktober 1994, yang mengakhiri status perang antar kedua negara sejak 1948. Kesepakatan ini mencakup komitmen kedua negara untuk saling menghormati kedaulatan dan tidak menggunakan wilayahnya sebagai basis serangan bagi pihak ketiga.
Karena itu, Yordania secara umum memposisikan diri sebagai sekutu Zionis yang secara resmi menghindari konfrontasi dengan Israel di berbagai domain, termasuk soal sistem pertahanan rudal.
Di era ketegangan regional yang meningkat, seperti eskalasi antara Iran dan Israel sejak 2024–2025, Yordania tetap menjaga kebijakan arus tengah: menegakkan pertahanan wilayahnya tanpa terlihat mendukung Israel secara terbuka.
Dengan posisi geografis yang rentan dan hubungan dalam negeri yang sarat sentimen pro-Palestina—di mana sekitar dua pertiga penduduknya memiliki asal-usul Palestina—Yordania berusaha menjaga stabilitas internal tanpa melepas kedaulatan udara mereka.
Karena itu, Yordania secara umum memposisikan diri sebagai sekutu Zionis yang secara resmi menghindari konfrontasi dengan Israel di berbagai domain, termasuk soal sistem pertahanan rudal.
Di era ketegangan regional yang meningkat, seperti eskalasi antara Iran dan Israel sejak 2024–2025, Yordania tetap menjaga kebijakan arus tengah: menegakkan pertahanan wilayahnya tanpa terlihat mendukung Israel secara terbuka.
Dengan posisi geografis yang rentan dan hubungan dalam negeri yang sarat sentimen pro-Palestina—di mana sekitar dua pertiga penduduknya memiliki asal-usul Palestina—Yordania berusaha menjaga stabilitas internal tanpa melepas kedaulatan udara mereka.
1. Yordania Tidak Menembak Rudal Israel karena Tidak Ada Serangan yang Dilakukan Israel
Israel tidak pernah meluncurkan rudal atau drone ke wilayah Yordania, sehingga tidak ada kebutuhan bagi Yordania untuk membalas.
Sistem pertahanan udara Yordania hanya aktif ketika objek terbang—biasanya rudal dan drone iran—melintasi wilayah udara Yordania menuju Israel, bukan ketika serangan tersebut berasal dari Israel.
Dengan demikian, tidak ada insiden di mana Yordania perlu menembak ke arah atau menghentikan rudal Israel.
Tak hanya itu, serangan Israel ke Iran dilakukan dengan jet tempur, jadi bukan rudal yang ditembakkan Israel ke Iran dan melintasi wilayah Yordania.
2. Komitmen Perjanjian Damai dan Kerjasama Keamanan Bilateral
Melalui Perjanjian Damai 1994, Yordania dan Israel sepakat menghormati wilayah satu sama lain serta menghindari penggunaan wilayah sebagai jalur serangan pihak ketiga.
Sejak itu, kedua negara menjalin kerja sama intelijen dan keamanan tingkat tinggi yang membuat Yordania tidak perlu memandang Israel sebagai ancaman militer, dan tidak ada insiden saling tembak atau peluncuran rudal antar keduanya.
Ini mendasari politik luar negeri Yordania yang konsisten menjaga hubungan tetap stabil.
3. Yordania Bersikap Defensif terhadap Ancaman dari Iran, Bukan Israel
Ketika terjadi serangan oleh Iran pada April 2024, Yordania menembak jatuh drone dan rudal Iran yang melintasi wilayahnya menuju Israel.
Yordania menegaskan tindakan ini semata-mata untuk melindungi kedaulatan udara nasional, bukan untuk membantu Israel secara militer.
Menlu Ayman Safadi bahkan menyatakan Yordania akan melakukan hal yang sama terhadap pelanggaran apapun, entah dari Israel, Iran, maupun pihak lain.
4. Publik Yordania yang Sensitif terhadap Isu Pro-Palestina
Secara internal, pemerintah Yordania menghadapi tekanan dari publik pro-Palestina yang luas.
Banyak publik di Yordania memandang Israel sebagai agresor atas konflik Gaza, sehingga jika Yordania menembak rudal Iran, akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap rakyat Palestina.
Ini mendorong pemerintah Yordania menjaga sikap netral dan defensif, memproyeksikan bahwa tindakan pertahanan udara bukan dukungan terhadap Israel, melainkan perlindungan terhadap rakyat dan wilayahnya sendiri.
5. Tidak Ada Peluang atau Keinginan Serangan oleh Israel
Israel sangat berhati-hati untuk tidak melintas ke wilayah Yordania dalam operasi udara atau pertahanan rudal, karena hal tersebut akan melanggar perjanjian damai dan bisa memicu krisis diplomatik.
Bahkan ketika IDF melakukan serangan terhadap sasaran Iran atau Hezbollah, perhatian utamanya adalah menjaga agar operasi tidak menimbulkan pelanggaran ke wilayah udara Yordania.
Pengaturan tersebut membuat Yordania tidak pernah berada dalam posisi menghadapi rudal Israel.
6. Yordania Memiliki Hubungan Keamanan dengan AS dan Israel
Yordania tergantung pada dukungan Amerika Serikat, termasuk dalam hal pertahanan udara, pelatihan militer, bantuan finansial, dan suplai air.
AS telah diizinkan menggunakan ruang udara Yordania untuk operasi bersama dengan Israel dan negara Barat lainnya dalam merespons ancaman Iran.
Di balik layar, Yordania bahkan berpartisipasi dalam “Middle East Air Defense Alliance” yang dipimpin Centcom AS bersama beberapa negara Arab termasuk Israel.
7. Risiko Politik dan Strategis yang Tinggi bagi Yordania
Jika Yordania pernah menembak rudal Israel—meski secara hipotetis—dampaknya bisa sangat besar. Itu akan membuka krisis diplomatik, menggagalkan perjanjian damai, dan melemahkan dukungan internasional, termasuk AS.
Kerajaan Yordania telah bertumpu pada stabilitas hubungan dengan Israel demi keamanan nasional, termasuk akses air dan stabilitas perbatasan.
Jadi, tak ada insentif strategis atau politis untuk melakukan konfrontasi terhadap Israel.
8. Sejarah Konflik masa Lalu Mengajarkan Yordania Tidak Terlibat Lagi
Melalui pelajaran pahit dari Perang Enam Hari 1967 dan pertempuran Karameh 1968, Yordania menyaksikan kerugian besar akibat konfrontasi langsung dengan Israel—termasuk kehilangan wilayah Tepi Barat dan penghancuran kekuatan udara secara drastis.
Karena itu kerajaan memilih jalur kebijakan luar negeri yang menghindari perang terbuka dan penembakan rudal Israel.
Dengan demikian, tidak adanya insiden penembakan rudal Israel oleh Yordania bukan karena lemahnya kemampuan militer, melainkan merupakan strategi diplomatik dan pertahanan pro-bela diri yang dirancang untuk menjaga stabilitas serta menghormati hubungan damai yang telah lama dibangun dengan Zionis.
Baca juga: 7 Fakta Kenapa Tentara Israel juga Menembaki Gereja di Palestina?
(sya)