Modus Dokumen dan Orang Tua Palsu di Sindikat Perdagangan Bayi Internasional | kumparan
Peristiwa,
Modus Dokumen dan Orang Tua Palsu di Sindikat Perdagangan Bayi Internasional | kumparan

Polda Jabar menetapkan 13 orang sebagai tersangka kasus perdagangan bayi sindikat internasional. Para pelaku ini sudah beraksi sejak tahun 2023 dengan menjual sebanyak 25 bayi. Namun, 6 bayi berhasil diselamatkan.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, para bayi ini direkrut oleh Astri Fitrinika (26) alias AF dari para orang tua dengan janji untuk diadopsi karena dia mengaku sudah menikah lama tapi tidak memiliki anak.
Setelah bayi didapat dengan sejumlah kompensasi sebesar Rp 11-16 juta, Astri menyerahkan para bayi ke penampungan untuk dirawat sementara waktu.
Selama di penampungan, Siu Ha (59) bertugas membuat dokumen palsu seperti akta lahir, KK hingga paspor untuk kebutuhan adopsi. Siu Ha juga bertugas sebagai orang tua palsu. Dia juga mencari orang tua palsu yang bisa ditumpangi KK atas nama bayi tersebut.
Tugas lainnya, Siu Ha mencari keluarga yang ingin mengadopsi bayi-bayi tersebut.
“Selain pembuatan dokumen untuk bayi, peran dari TSK S (Siu Ha) juga mencarikan orang tua kandung palsu untuk bayi dengan cara memasukkan identitas bayi dalam KK orang maupun menjadi orang tua palsu,” kata Hendra dalam konferensi pers di Mapolda Jabar, Kamis (17/7).
Dari peran tersebut, Hendra mengatakan, Siu Ha mendapatkan imbalan sebesar Rp 5-6 juta.
“Dengan mendapatkan imbalan antara Rp 5-6 juta. Ini peran daripada TSK S (Siu Ha), kemudian bayi-bayi selanjutnya diadopsi secara ilegal di negara Singapura,” katanya.
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, setelah pengurusan dokumen selesai di Pontianak, para bayi dibawa kembali ke Jakarta untuk diadopsi di Singapura.
Selama proses adopsi, Surawan mengatakan, orang tua palsu yakni Siu Ha turut mendampingi dan mengaku bahwa bayi tersebut adalah anak kandungnya.
“Dari situ baru diurus paspornya, untuk selanjutnya nanti dibawa ke Jakarta lagi, untuk dibawa ke Singapura,” ungkapnya.
“Nah ketika ke Singapura inilah, orangtua palsunya tadi juga ikut ke sana, seolah-olah dia adalah orang tua asli dari bayi itu, menyampaikan bahwa memang karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan perawatan, sehingga mereka akan menjual bayinya untuk diadopsi oleh adopter yang ada di sana,” ucapnya.