Tayang: Senin, 7 Juli 2025 15:38 WIB

WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA -- Suasana Gedung DPR RI memanas saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V yang diselenggarakan pada Senin 7 Juli 2025.

Pada rapat tersebut membicarakan insiden jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.

Anggota Komisi V dari Fraksi Golkar, Daniel M. Syarif, kembali mempertanyakan dasar pernyataan Agam Rinjani, tokoh yang viral saat memimpin evakuasi darurat Juliana yang belakangan menyita perhatian publik.

Daniel menuntut penjelasan dari Kepala BNPB/Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, terkait komentar Agam dalam proses evakuasi.

Ia juga menyinggung pentingnya transparansi operasional tim SAR, termasuk usulan memasang kamera untuk merekam seluruh jalannya evakuasi.

Menurut Daniel, dokumentasi visual sejak awal bisa membantu mencegah kesalahpahaman dan meningkatkan akuntabilitas proses penyelamatan.

Sorotan tak hanya datang dari parlemen.

Keluarga Juliana Marins menyampaikan kritik keras terhadap Basarnas dan pihak terkait.

Mereka menyatakan bahwa proses evakuasi berlangsung lambat dan minim komunikasi, sehingga kesempatan menyelamatkan Juliana dalam 7 jam krusial pertama hilang

Ibu Juliana, Estela Marins, bahkan berencana menempuh jalur hukum terhadap pemandu dan pengelola jalur pendakian karena merasa ada kelalaian yang berujung fatal

Kritik dari pihak keluarga juga menyertakan kecaman terhadap manajemen informasi yang dinilai tidak konsisten.

Mereka mengungkap bahwa update tentang kondisi dan bantuan untuk Juliana seringkali saling bertentangan atau tidak jelas, baik dari pemerintah Indonesia maupun perwakilan diplomatik Brasil .

Dalam RDP hari ini, Daniel menggarisbawahi bahwa memasang kamera saat evakuasi bukan sekadar tuntutan teknologi, namun kebutuhan atas kepercayaan publik terhadap operasi SAR.

Usulannya mendapat reaksi serius dari Syafii, yang menyatakan akan mempertimbangkan penggunaan sistem dokumentasi visual dan memperbaiki standar komunikasi SAR.