Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Rusia

    Putin Mengaku Rusia Bantu AS Meraih Kemerdekaan: Kami Memasok Senjata, Kami Bantu dengan Uang - Halaman all - TribunNews

    4 min read

     Internasional

    Putin Mengaku Rusia Bantu AS Meraih Kemerdekaan: Kami Memasok Senjata, Kami Bantu dengan Uang - Halaman all - TribunNews

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa dirinya membicarakan peran Rusia dalam membantu Amerika Serikat meraih kemerdekaan selama panggilan telepon dengan Donald Trump pada 3 Juli lalu.

    Mengutip Newsweek, Putin dan Trump berbicara melalui sambungan telepon selama sekitar satu jam.

    Keduanya membahas soal perang di Ukraina, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

    Trump kemudian menyampaikan kekecewaannya terhadap percakapan tersebut.

    Ia menilai bahwa Putin tidak memiliki keinginan untuk menghentikan serangannya terhadap Ukraina.

    “Saya sangat kecewa dengan percakapan saya hari ini dengan Presiden Putin, karena saya rasa dia tidak ada di sana. Saya rasa dia tidak ada di sana, dan saya sangat kecewa,” kata Trump kepada wartawan setelah rapat umum di Iowa.

    “Saya hanya ingin mengatakan, saya rasa dia tidak ingin berhenti, dan itu sangat disayangkan.”

    Bahkan beberapa jam setelah panggilan tersebut, Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak ke Ukraina, menurut pejabat Ukraina.

    Versi Putin

    Di sisi lain, selama panggilan telepon dengan Trump, Putin mengambil sikap yang lebih tegas.

    Ia mengatakan kepada Trump bahwa Rusia akan mencapai tujuannya dan tidak akan mundur, menurut pernyataan dari Kremlin.

    Baca juga: Trump Ngaku Frustrasi Usai Telepon Putin: Obrolan Dua Jam Hanya Kebuntuan, Cuma Buang Waktu!

    Putin menyebut percakapan itu bersifat terus terang dan konkret, seperti dalam dunia bisnis.

    Namun, pada Minggu (6/7/2025), Putin juga mengungkapkan bahwa dirinya mencoba menyinggung soal hubungan historis antara Rusia dan Amerika Serikat, yang menurutnya sudah terjalin sejak awal berdirinya AS.

    “Kami selalu memiliki hubungan yang sangat baik dan istimewa dengan Amerika Serikat, sejak lama,” kata Putin kepada pembawa acara televisi Rusia, Pavel Zarubin.

    “Kami mendukung aspirasi mereka untuk merdeka dari Inggris.”

    “Kami bahkan memasok senjata.”

    “Kami membantu mereka dengan uang.”

    “Setelah itu, kami mendukung Korea Utara selama perang Korea.”

    “Jadi dalam hal ini, kami menemukan hal-hal yang mempersatukan kami.”

    Kremlin mengonfirmasi kepada kantor berita TASS bahwa Putin memang membahas dukungan historis Rusia terhadap kemerdekaan dan ambisi Amerika Serikat selama panggilan telepon tanggal 3 Juli tersebut.

    Putin juga mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan kepada Trump.

    Namun, benarkah Rusia membantu Amerika merdeka dari Inggris?

    Sejarawan Paul Behringer, dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2024, menulis bahwa Kekaisaran Rusia dan Amerika Serikat yang baru berdiri memiliki hubungan yang relatif bersahabat.

    Interaksi awal antara kedua negara sebagian besar dipenuhi persepsi positif.

    Namun, tidak ada kedekatan yang benar-benar mendalam antara keduanya.

    Baca juga: KTT BRICS 2025 Brasil: Xi Jinping & Putin Absen, Arab Saudi Tak Hadir, Iran Utus Menteri Luar Negeri

    Rusia diketahui mempertahankan sikap netral selama Revolusi Amerika.

    Bahkan menurut situs web Departemen Luar Negeri AS, Rusia tidak mengakui perwakilan diplomatik AS pada tahun 1780 dan menolak surat kepercayaannya.

    Hal yang sama kembali terjadi pada tahun 1795.

    Rusia baru mengakui Amerika Serikat pada tahun 1803, hampir dua dekade setelah AS memproklamasikan kemerdekaannya dari Inggris Raya.

    Dalam makalahnya, Behringer menulis bahwa Amerika Serikat secara diam-diam mendukung Rusia selama Perang Krimea, di mana Kekaisaran Rusia berperang melawan aliansi yang terdiri dari Kekaisaran Ottoman, Inggris Raya, Prancis, dan Sardinia pada pertengahan 1850-an.

    Sebagai balasan, Rusia mendukung pihak Union dalam Perang Saudara Amerika.

    Hubungan baik kala itu turut membuka jalan bagi penjualan wilayah Alaska dari Rusia ke Amerika Serikat.

    “Namun, tak lama kemudian, perbedaan ideologi dan kepentingan mendorong kedua negara ke dalam hubungan yang lebih tegang dan kompetitif,” tulis Behringer.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

    Komentar
    Additional JS