Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Juara Pendidikan Pendidikan Tinggi piala Presiden pinfo Ponorogo Reyog Brawijaya Reyog Ponorogo Spesial Universitas Brawijaya

    Reyog Brawijaya Juara Lagi! 5 Kali Boyong Piala Presiden di FNRP Ponorogo - Radar Madiun

    2 min read

     

    Reyog Brawijaya Juara Lagi! 5 Kali Boyong Piala Presiden di FNRP Ponorogo - Radar Madiun

    Jawa Pos Radar Ponorogo – Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX dan Festival Reog Remaja (FRR) XXI resmi ditutup.

    Reyog Brawijaya Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memboyong Piala Presiden 2025.

    Gelar tersebut menjadi kali kelima direbut sejak 2017 lalu.

    Penampilan tari dan musik kolosal dari UB berhasil mengungguli 39 peserta lain tahun ini.

    Pengumuman dan penyerahan penghargaan dilakukan pada malam penutupan Grebeg Suro di Alun-alun Ponorogo, Kamis malam (26/6).

    Selain Reyog Brawijaya, sembilan peserta lain masuk sepuluh besar terbaik dan mendapat penghargaan.

    Sepuluh peserta lainnya menerima apresiasi sebagai pelestari budaya.

    “Semuanya bagus-bagus. Reog saat ini berkembang luar biasa dan dicintai berbagai daerah,” ucap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

    Kang Giri, sapaan akrab bupati, menilai FNRP terus meningkat dari tahun ke tahun.

    Panggung, musik, dan koreografi ikut bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

    “Kami berterima kasih kepada seluruh peserta. Tahun ini acaranya sangat meriah,” ujarnya.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut antusiasme penonton membuktikan budaya Reog masih kuat dan relevan.

    Terlebih Reog Ponorogo telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya takbenda (WBtB).

    “Perjalanan panjang ke UNESCO ini hasil kerja keras seniman, budayawan, dan masyarakat Ponorogo,” tuturnya.

    Tim Reyog Brawijaya tampil memukau dan kembali menyabet Piala Presiden 2025 dalam Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX. FOTO: SUGENG DWI N/RADAR PONOROGO

    Fadli juga menegaskan budaya adalah kekayaan abadi. Berbeda dengan sumber daya alam yang bisa habis, seni pertunjukan dan kearifan lokal dapat terus dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi daerah.

    “Budaya kalau dirawat akan terus hidup dan bermanfaat bagi masyarakatnya,” pungkasnya. (gen/kid)

    Editor: Hengky Ristanto

    Tags

    Terpopuler

    Terkini

    Komentar
    Additional JS