Rusia Makin Agresif, Austria Pertimbangkan Gabung NATO | SINDOnews
Dunia Internasional,
Rusia Makin Agresif, Austria Pertimbangkan Gabung NATO | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 28 Juli 2025 - 08:30 WIB
Austria pertimbangkan untuk gabung NATO dengan alasan Rusia semakin agresif. Foto/NATO
- Austria sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan statusnya sebagai negara netral dan kemudian bergabung dengan blok
NATO.Pertimbangan ini muncul dengan alasan
Rusiasemakin agresif dengan enggan berdamai dengan Ukraina.
Wacana itu disampaikan Menteri Luar Negeri Austria Beate Meinl-Reisinger. Namun, dia mengakui bahwa bergabungnya Austria ke NATO kemungkinan besar tidak akan mendapatkan dukungan besar publik atau Parlemen pada tahap ini.
Dalam wawancara dengan Die Welt, Meinl-Reisinger berbicara tentang apa yang dia gambarkan sebagai "Rusia yang semakin agresif", yang dia klaim enggan untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.
Baca Juga: NATO Ancam Rebut Kaliningrad Secara Kilat, Rusia Siap Gunakan Senjata Nuklir
Namun, Moskow selama ini mengeklaim tetap terbuka untuk berdialog, tetapi bersikeras bahwa penyelesaian apa pun harus mempertimbangkan masalah keamanan utamanya, termasuk persetujuan Kyiv untuk tetap berada di luar NATO secara permanen.
"Netralitas saja tidak melindungi kami," kata Meinl-Reisinger.
Dia menjelaskan bahwa Austria harus berinvestasi tidak hanya dalam kemampuan pertahanan, tetapi juga dalam kemitraan militer.
"Saya pada dasarnya sangat terbuka untuk debat publik tentang masa depan Austria di bidang ini," ujarnya.
"Meskipun saat ini tidak ada mayoritas di Parlemen atau di antara penduduk yang mendukung keanggotaan NATO, debat semacam itu tetap dapat sangat bermanfaat," paparnya, yang dilansir Russia Today, Senin (28/7/2025).
Menteri tersebut mengakui, "Bukan berarti saya ingin bergabung dengan NATO dengan gemilang", tetapi mengatakan bahwa negaranya tidak bisa hanya berpangku tangan dan menyaksikan perubahan lanskap geopolitik
Sebagai anggota Uni Eropa sejak 1995, Wina secara konstitusional dilarang bergabung dengan blok militer mana pun atau menampung pasukan dan pangkalan asing berdasarkan Perjanjian Negara Austria 1955. Negara tersebut, yang merupakan bagian dari Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, menyetujui persyaratan tersebut dengan imbalan mendapatkan kembali kedaulatan penuh.
Setelah perang Rusia-Ukraina pecah tahun 2022, Austria bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia. Tindakan ini memicu Moskow untuk mengategorikan Austria sebagai "negara musuh".
Awal pekan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Austria mengabaikan netralitasnya dan perannya sebagai perantara dalam konflik internasional menyusul laporan bahwa Wina mengizinkan pengiriman senjata secara terus-menerus ke Ukraina melalui wilayahnya.
(mas)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Kebakaran Makin Dahsyat di Israel, 7 Pemukiman Dievakuasi