Situasi Makin Pelik, Ajudan Putin Keluarkan Peringatan soal Ekonomi Rusia | Sindonews
dunia Internasional, Berita,
Situasi Makin Pelik, Ajudan Putin Keluarkan Peringatan soal Ekonomi Rusia | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kamis, 17 Juli 2025 - 19:55 WIB
Sebuah bendera nasional Rusia berukuran raksasa berkibar di belakang blok-blok apartemen di Saint Petersburg, Rusia, 19 Februari 2025. FOTO/Reuters
- Seorang penasihat utama Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa perekonomian Rusia menunjukkan tanda-tanda ketegangan serius dan membutuhkan pelonggaran kebijakan moneter secara cepat untuk mencegah penurunan yang lebih dalam.
Peringatan ini disampaikan Boris Titov, utusan presiden untuk kerja sama dengan organisasi internasional dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, menyusul hasil survei terbaru dari lembaga peramalan ekonomi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Survei tersebut menilai aktivitas investasi di sektor industri dan infrastruktur pada musim semi tahun ini, yang menunjukkan adanya penurunan signifikan. "Hasilnya, meskipun sudah diperkirakan, tetap mengecewakan," ujar Titov dalam pernyataannya di kanal Telegram, dikutip dari Russia Today, Kamis (17/7).
Baca Juga: Rusia Bisa dengan Mudah Tembak Jatuh Rudal Buatan AS, Bagaimana Caranya?
Menurut laporan itu, hanya 48% perusahaan yang saat ini melakukan investasi, menurun tajam dari 64% pada tahun lalu. Sementara itu, hanya 35% yang tengah bersiap meluncurkan produk baru, turun dari 50% sebelumnya.
Akses terhadap pinjaman juga makin terbatas. Hanya 32,5% perusahaan yang menganggap pinjaman investasi kini masih terjangkau, turun dari hampir 40% pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, perusahaan yang berinvestasi tanpa menggunakan utang justru meningkat dari 24% menjadi 43,7%.
Kondisi ini juga dibarengi dengan kekhawatiran terhadap melemahnya permintaan domestik yang bisa semakin membebani aktivitas usaha di luar sektor pertahanan.
"Jika situasi ini tidak segera ditangani, masalah ekonomi akan semakin membesar," kata Titov. Ia menekankan pentingnya akses terhadap kredit yang lebih terjangkau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bukan hanya sekadar bertumpu pada dorongan sesaat dari keuntungan masa lalu.
Bank Sentral Rusia sebelumnya memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin pada Juni lalu menjadi 20%, mengutip penurunan laju inflasi. Ini merupakan pelonggaran pertama sejak tahun 2022, ketika Rusia mulai mengadopsi kebijakan moneter ketat akibat tekanan sanksi Barat terkait konflik di Ukraina.
Meski dibayangi sanksi berat, perekonomian Rusia mencatat pertumbuhan positif. Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 4,1% pada 2023 dan 4,3% pada 2024, melampaui berbagai proyeksi internasional. Saat ini, Rusia berada di posisi keempat dalam daftar negara dengan PDB terbesar secara paritas daya beli (PPP).
Baca Juga: BRICS Diserang Tarif Tinggi, India Ambil Sikap Lawan Proteksionisme AS
Namun demikian, Menteri Pembangunan Ekonomi Maksim Reshetnikov telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpotensi melambat. Ia menyebut bahwa keberlanjutan ekspansi sangat bergantung pada kebijakan suku bunga dan iklim investasi ke depan.
Bank Sentral Rusia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan akan melambat menjadi 1-2%, sementara pemerintah mematok proyeksi optimistis di kisaran 2,5%.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Kebakaran Makin Dahsyat di Israel, 7 Pemukiman Dievakuasi