Spesifikasi KRI Fanildo 732, Dikerahkan TNI AL Cari Bangkai KMP Tunu, Kapal Perang Penyapu Ranjau - Halaman all - TribunNews
Lintas Peristiwa,
Spesifikasi KRI Fanildo 732, Dikerahkan TNI AL Cari Bangkai KMP Tunu, Kapal Perang Penyapu Ranjau - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.com - TNI AL mengerahkan KRI Fanildo 732 untuk mencari bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali yang tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam.
KRI Fanildo 372 tiba di Selat Bali pada Sabtu (5/7/2025) malam dan langsung bekerja melakukan pemindaian menggunakan peralatan side scan sonar dan magneto meter.
Pemindaian itu dilakukan di sekitar titik terakhir KMP Tunu, di kedalaman antara 40-50 meter, dikutip dari Tribun-Bali.com.
Data-data pemindaian KRI Fanildo 372 nantinya akan dikomparasikan dengan data hasil upaya under water surveillance oleh Dinas Navigasi.
Setelahnya, data-data itu diolah untuk menentukan fix datum atau posisi terakhir KMP Tunu.
Spesifikasi KRI Fanildo 372
Dilansir laman Kementerian Pertahanan (Kemenhan), KRI Fanildo 372 baru diserahkan ke TNI AL, bersama dengan KRI Fani 731, oleh Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, pada 14 Agustus 2023.
Baca juga: Jadi Korban KMP Tunu, Toni Selamat karena Peluk Jenazah Ayah: Saat Ditemukan, Bapak Sudah Tidak Ada
Penyerahan dua kapal itu dilakukan di Dermaga Madura, Koarmada II Ujung, Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengatakan kehadiran dua kapal perang itu di Indonesia merupakan kerja sama dengan pemerintah federasi Jerman.
"Pada hari ini Indonesia kedatangan alutsista baru dan modern hasil kerja sama Indonesia dengan pemerintah federasi Jerman. Kedatangan alutsista ini merupakan salah satu bukti erat kerja sama kedua negara dan Kemhan pada khususnya," ujar Prabowo.
KRI Fanildo 372 adalah kapal perang penyapu ranjau yang dipesan dari galangan kapal Abeking & Rasmussen di Lemwerder, Jerman.
Kapal ini memiliki spesifikasi sebagai berikut, dikutip dari tni.mil.id:
- Panjang 61,4 meter
- Lebar 11,1 meter
- Bobot 1.444 ton
- Kecepatan maksimal 18 knot
- Kecepatan jelajah 11 knot
- Kecepatan ekonomis 10 knot
- Punya empat unit lift craft
- Punya dua unit Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB)
KRI Fanildo 732 diketahui berbahan dasar baja non-magnetik dan memiliki degaussing system untuk mengurangi kemagnetan kapal.
Tak hanya itu, kapal ini juga dilengkapi penggerak motor mesin elektrik yang bisa meminimalisir kebisingan.
"Kapal ini dilengkapi dengan Autonomous Underwater Vehicle (UAV) yang berguna untuk membantu mendeteksi dan mengidentifikasi kontak di dalam air dan juga terdapat unmanned surface vessel (USV) yang berfungsi sebagai kapal tanpa awak yang membersihkan dan menyapu ranjau dari permukaan laut."
"Selain itu, terdapat platform Remotely Operated Vehicle (ROV) dan peralatan sonar bawah air untuk mendeteksi ancaman dari perairan dalam," jelas KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat penyerahan KRI Fani 731 dan KRI Fanildo 732.
Sebagai informasi, Komandan KRI Fanildo 732 saat ini adalah Letkol Laut (P) Slamet Ariyadi.
Dugaan Penyebab Tenggelam
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal itu dilaporkan membawa 12 awak kapal, 53 penumpang, serta 22 kendaraan termasuk 14 truk tronton.
Penyebab tenggelamnya KMP Tunu belum diketahui, namun diduga kuat karena dua hal.
Pertama, KMP Tunu diduga terbalik, lalu tenggelam, karena terhantam gelombang tinggi di Selat Bali.
Baca juga: Lebih Pilih Beli Tiket di Calo Jadi Alasan Mengapa Banyak Penumpang KMP Tunu Tak Tercatat di Manifes
Sebab, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang di Selat Bali saat kejadian antara 1,7 meter sampai 2,5 meter.
"Mungkin (penyebab tenggelam) dari ombak. Karena informasi dari BMKG, ombak antara 1,7 meter sampai 2,5 meter," jelas Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjung Wangi, Ni Putu Cahyani, Kamis (3/7/2025), dilansir Surya.co.id.
Sementara itu, menurut informasi Pelabuhan Gilimanuk yang beredar luas melalui pesan WhatsApp, mengatakan KMP Tunu tenggelam karena diduga mengalami kebocoran mesin.
Dugaan itu sempat terdengar di channel 17 pada pukul 23.16 WIB, sekitar 20 menit setelah KMP Tunu berangkat pukul 22.56 WIB.
"Pada pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal," bunyi informasi tersebut.
Akibat diduga kebocoran mesin itu, KMP Tunu mengalami black out yang menyebabkan kapal terbalik, lalu tenggelam.
KMP Tunu diketahui sempat melakukan panggilan darurat sebelum tenggelam.
Hal itu dibenarkan oleh Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi.
Namun nahas, sesaat setelah melakukan panggilan darurat, KMP Tunu tenggelam dan dilaporkan hanyut ke arah selatan.
"Pukul 23.20 WIB kami mendapat info perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya (melakukan) panggilan distress (panggilan darurat)," kata Wahyu, Kamis.
"Pukul 23.25 WIB kapal tenggelam, terlihat dari petugas jaga syahbandar," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul TITIK Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya Terdeteksi, KRI Fanildo-732 Memindai dan Turunkan ROV dan di Surya.co.id dengan judul KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Belum Ditemukan, Cuaca Kurang Baik Dan Ombak Besar
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ni Ketut Sudiani, Surya.co.id/Aflahul Abidin)