Tak Ada Air Bersih dan Susu, Anak-Anak Gaza Kena Wabah Meningitis - merdeka
Kesehatan, Dunia Internasional,Timur tengah
Tak Ada Air Bersih dan Susu, Anak-Anak Gaza Kena Wabah Meningitis - Merdeka


Hamas dalam pernyataannya menuturkan, kasus meningitis di kalangan anak-anak Gaza melonjak drastis.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, memperingatkan akibat dari perang genosida Israel dan blokade, anak-anak Gaza menjadi rentan terhadap wabah meningitis.
Dalam sebuah pernyataan Selasa (1/7) lalu, Hamas mengatakan kasus meningitis di Gaza meningkat hingga ke tingkat eksponensial, terutama di antara anak-anak.
“Meningkatnya penyebaran meningitis di antara anak-anak menandakan bencana dan bahaya baru yang mengancam anak-anak Gaza,” bunyi pernyataan Hamas, seperti dikutip dari Press TV, Rabu (2/7).
“Wabah itu terjadi di tengah runtuhnya sistem kesehatan, kelaparan yang semakin parah, kekurangan gizi yang meluas, dan kekurangan susu formula bayi yang parah akibat blokade dan serangan Israel,” tambahnya.
Hamas mengimbau kepada masyarakat internasional, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk segera campur tangan dan menyelamatkan anak-anak Gaza dari bencana kemanusiaan yang akan terjadi.
Anak-Anak Tinggal di Tempat Penampungan Tanpa Air Bersih

Dalam pernyataan serupa di hari yang sama, Dr. Ragheb Wersh Agha, kepala Departemen Pediatri di rumah sakit anak-anak Al-nasr dan Al-Rantisi, mengatakan rumah sakit tersebut mengalami peningkatan kasus meningitis setiap harinya. Kasus tersebut paling banyak terjadi di antara kalangan anak-anak terlantar yang tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak tanpa akses ke kebersihan dasar atau air bersih.
Ia memperingatkan kepadatan yang parah sangat meningkatkan risiko wabah penyakit menular. Fasilitas medis menderita kekurangan antibiotik, persediaan penting, dan peralatan pelindung yang kritis.
Dr. Ragheb juga meminta organisasi kemanusiaan internasional untuk segera bertindak dengan menyediakan air bersih dan peralatan medis yang sangat dibutuhkan.
Sementara itu, dokter di seluruh Gaza memperingatkan bahwa situasi anak-anak dapat menjadi jauh lebih buruk. Ribuan dari mereka dapat meninggal karena kekurangan gizi dalam beberapa hari.
Menurut sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), seluruh penduduk Gaza menderita kelaparan tingkat 4. Parahnya, para ibu tidak dapat menyusui dan Gaza kehabisan pasokan susu formula bayi. Sebagian besar bayi di sana menderita kekurangan gizi parah dan bahkan hampir meninggal.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak 7 Oktober 2023, genosida yang dilakukan Israel telah membunuh sekitar 56.531 warga dan 133.642 lainnya luka-luka .
Reporter Magang: Devina Faliza Rey

- Pandasurya Wijaya
Selama dua bulan terakhir, Israel telah memblokir masuknya truk bantuan yang berisi pasokan medis, bahan bakar, dan makanan ke Gaza.
Anak-anak Palestina antri mendapatkan makanan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, Sabtu (12/04/2025).
Israel memblokir vaksin polio untuk anak-anak, meskipun terdapat 622 anak di bawah usia 10 tahun yang menderita penyakit tersebut.
Anak-anak Gaza sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka terganggu oleh kekurangan gizi.
Anak-anak di Jalur Gaza itu rela menyisihkan waktu bermainnya demi mengumpulkan air bersih untuk keluarga.
Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan anak-anak di Gaza, Palestina meninggal karena kelaparan.
Indonesia dan Arab Saudi menyatakan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Direktur Rumah Sakit Indonesia, Dr. Marwan Al-Sultan beserta istri, anak-anak dan kerabatnya gugur dalam serangan udara Israel, Rabu (02/07/2025).
Pelapor Khusus PBB merilis laporan lengkap perusahaan-perusahaan yang terlibat mendukung genosida Israel di Gaza.
Blokade Israel di Gaza membuat banyak warga meninggal karena kelaparan akut dan kekurangan gizi, terutama anak-anak.
Penelitian terbaru mengungkap bagaimana adaptasi genetik pada bakteri Yersinia pestis memungkinkan wabah pes bertahan selama berabad-abad.
Perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Wabah norovirus di kapal pesiar Queen Mary 2 menyebabkan 240 orang sakit saat melintasi Atlantik, memicu kekhawatiran tentang standar sanitasi.
SMPN 8 Tangerang Selatan memberlakukan lockdown selama 14 hari karena adanya kasus cacar air dan gondongan di sekolah.
Sejumlah penyakit bisa sangat mematikan karena bisa membunuh diri seseorang hanya dalam 24 jam. Apa saja?