Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Dunia Internasional Jepang LNG Tarif Impor Vietnam

    Tekanan Tarif Trump Buat Vietnam dan Jepang Beralih ke LNG Amerika | tempo.

    3 min read

     Dunia Internasional

    Tekanan Tarif Trump Buat Vietnam dan Jepang Beralih ke LNG Amerika | tempo.co

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dok. White House

    Pemerintah Vietnam pun menandatangani kesepakatan pada Mei dengan sebuah perusahaan Amerika untuk mengembangkan pusat impor gas. Tak hanya Vietnam, JERA, pembangkit listrik terbesar di Jepang, menandatangani kontrak baru berdurasi 20 tahun bulan lalu untuk membeli hingga 5,5 juta metrik ton gas AS per tahun mulai sekitar 2030.

    BACA JUGA
    Tren Baru, Pendukung Trump Ramai-ramai Pakai Perban Telinga

    Upaya AS untuk menjual lebih banyak LNG ke Asia dimulai sebelum pemerintahan Trump. Namun, upaya tersebut mendapatkan momentum berkat dorongan kuatnya untuk memenangkan kesepakatan perdagangan.

    Gas alam cair, atau LNG, adalah gas alam yang didinginkan menjadi bentuk cair agar mudah disimpan dan diangkut. Gas ini digunakan sebagai bahan bakar untuk transportasi, memasak dan pemanas rumah tangga, serta proses industri. Presiden AS telah mempromosikan proyek tersebut sebagai cara untuk memasok gas dari Lereng Utara Alaska yang luas ke pabrik pencairan di Nikiski di Alaska selatan-tengah, dengan fokus utama pada ekspor ke negara-negara Asia sambil menghindari Terusan Panama.

    BACA JUGA
    6 Poin Pidato Netanyahu di Kongres AS: Sebut Iran hingga Dukungan Senjata

    Trump membahas kerja sama proyek LNG Alaska senilai 44 miliar dolar AS dengan Korea Selatan. Thailand telah menunjukkan minat kerja sama, Filipina juga telah mempertimbangkan. Sementara India sedang mempertimbangkan rencana untuk menghapus pajak impor pada pengiriman energi AS untuk membantu mempersempit surplus perdagangannya dengan Washington.

    "Trump telah menekan sejumlah besar mitra dagang Asia untuk membeli lebih banyak LNG AS," kata Tim Daiss, dari APAC Energy Consultancy seperti dikutip dari ABC News.

    Memperlambat Adopsi Energi Terbarukan Asia

    Para ahli mengatakan perjanjian pembelian LNG dapat memperlambat adopsi energi terbarukan di Asia. Kepala Pusat Penelitian Energi di Institut Urusan Internasional Norwegia.Indra Overland, mengatakan kerja sama ini dapat menyebabkan negara-negara memiliki infrastruktur yang ketinggalan zaman.

    Ia juga mengatakan, membangun jaringan pipa, terminal, dan bahkan kompor gas rumah tangga menciptakan sistem yang mahal dan sulit diganti—sehingga lebih sulit untuk beralih ke energi terbarukan di kemudian hari. Selain itu, LNG terbakar lebih bersih daripada batu bara, tetapi tetap merupakan bahan bakar fosil yang mengeluarkan gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

    Banyak kontrak LNG memiliki klausul "ambil atau bayar", yang mewajibkan pemerintah untuk membayar meskipun mereka tidak menggunakan bahan bakar tersebut. Christopher Doleman dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis memperingatkan bahwa jika energi terbarukan tumbuh pesat, yang mengurangi kebutuhan akan LNG, negara-negara mungkin masih harus membayar gas yang tidak lagi mereka butuhkan.

    Komitmen terhadap kontrak LNG AS jangka panjang dapat memengaruhi keamanan energi regional di saat meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan pasar. Dario Kenner dari Zero Carbon Analytics mengatakan LNG hanya berkontribusi pada keamanan energi jika tersedia dan terjangkau.

    Komentar
    Additional JS