Akhirnya Su-57 Rusia Mengalahkan F-35 Amerika dalam Pertarungan Pasar Pesawat Generasi Kelima di India - Zona Jakarta
Dunia Internasional,
Akhirnya Su-57 Rusia Mengalahkan F-35 Amerika dalam Pertarungan Pasar Pesawat Generasi Kelima di India - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Pertarungan panas merebut pasar pesawat tempur generasi kelima di India memang sengit, melibatkan Su-57 milik Rusia dan F-35 milik Amerika Serikat (AS).
Namun, Su-57 akhirnya memetik kemenangan atas F-35.
Dalam laporan berjudul, "India Officially Rejects F-35: Why Delhi Doesn't Want America's Top Stelath Fighter?", 1 Agustus 2025, militarywatchmagazie.com mengutip media Bloomberg, pemerintah India telah memberi tahu pejabat AS bahwa mereka tidak tertarik untuk membeli pesawat tempur F-35.
Pejabat Amerika yang tak mau disebut namanya menyatakan, pemerintah India tampaknya tidak mungkin melanjutkan pengadaan pertahanan baru yang besar dari Amerika Serikat, meskipun Washington semakin giat melobi dan menekan India agar meningkatkan impor pertahanan dari AS.
"Pemerintah (India) lebih tertarik pada kemitraan yang berfokus pada perancangan dan pembuatan bersama peralatan pertahanan di dalam negeri," kata seorang pejabat AS.
AS hanya menawarkan opsi yang sangat terbatas untuk penyesuaian pesawat.
Selama satu dekade terakhir, Washington sudah berusaha keras memasarkan F-35 ke India.
AS mengintensifkan upaya untuk melakukannya pada bulan Februari, setelah Presiden Donald Trump secara pribadi menawarkan pesawat itu kepada Perdana Menteri Narendra Modi sebagai bagian dari kemitraan strategis dan pertahanan yang lebih luas.
Penolakan resmi India terhadap F-35 menyusul pengenaan tarif baru terhadap negara tersebut oleh Amerika Serikat sebesar 25 persen.
Kenaikan tarif itu memperburuk hubungan kedua negara.
Menurut Bloomberg, pemerintah India telah menyampaikan bahwa mereka tidak akan membalas pengenaan tarif 25 persen oleh AS baru-baru ini terhadap impor India dengan tindakan balasan.
India akan berupaya meningkatkan hubungan dagang dengan meningkatkan pembelian komoditas AS seperti gas alam cair, peralatan telekomunikasi, dan emas.
Namun, India tak memasukkan alutsista dalam daftar hubungan dagang dan kerja sama dengan AS.
Ini menegaskan keputusan terencana New Delhi untuk membatasi akuisisi militer dari Washington di tengah kekhawatiran akan keterbatasan operasional, meningkatnya biaya pengadaan, dan ketegangan geopolitik.

India saat ini memang dalam kebutuhan mendesak untuk memodernisasi angkatan udaranya.
Mereka semakin tertinggal dari musuh besarnya, yakni China dan Pakistan.
Bahkan, pada pertempuran terakhir dengan Pakistan, 7 Mei 2025, India mengalami kekalahan dan lima pesawatnya berhasil dijatuhkan oleh jet tempur Pakistan yang menggunakan pesawat J-10 dan rudal PL-15 buatan China.
Saat ini, India juga akan memensiunkan armada MiG-21 yang sudah beroperasi berasma Angkatan Udara India (IAF) selama 60 tahun.
Pada tahun-tahun berikutnya, IAF akan mengoperasikan pesawat tempur MiG-23, MiG-27, MiG-25, dan Sukhoi Su-30MKI yang semakin canggih.
Namun, pensiunnya MiG-21 akan mengurangi jumlah total pesawat tempur IAF menjadi 29 skuadron, turun dari jumlah tertinggi sepanjang masa, yaitu 41 skuadron.
Ini merupakan jumlah terendah inventaris pesawat tempur India sejak 1960-an.
Di tengah promosi gencar AS untuk memasarkan F-35 kepada India, Rusia juga terus berjuang meyakinkan New Delhi agar memesan pesawat tempur Rusia guna meningkatkan jumlah pesawat IAF.
Bagi india, melihat perkembangan terakhir, kebutuhan paling mendesak adalah pengadaan pesawat generasi kelima untuk menandingi kemampuan angkatan udara China dan Pakistan.
India memang memiliki program “Atmanirbhar Bharat” atau inisiatif produk dalam negeri.
India juga sudah meluncurkan program pengembangan pesawat generasi kelima, yakni Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA), namun program itu masih jauh dari kesiapan memproduksi.
Situasi itulah yang dimanfaatkan Rusia untuk merayu India lebih memilih jet tempur generasi kelima buatan mereka, Su-57, daripada membeli F-35 buatan AS.
Dengan penolakan India terhadap F-35, maka hampir pasti India akan memilih Su-57 untuk memodernisasi angkatan udaranya dan mendatangkan pesawat tempur generasi kelima.
Apalagi, Rusia menawarkan kemitraan dan lisensi kepada India untuk memproduksi Su-57 secara lokal dan akan membuka semua kode sumber pesawat itu.


Memang, ada beberapa pihak di jajaran pertahanan India yang tidak yakin apakah Rusia memiliki jawaban yang tepat untuk kebutuhan angkatan bersenjata saat ini.
Apalagi, platform Su-57 lebih murah daripada F-35 buatan AS.
Selain itu, F-35 dinilai akan menyulitkan India karena kontrol ketat yang diberlakukan AS pada pesawat tempurnya.
Dikutip militarywatchmagazine.com, 1 Agustus 2025, Mantan Marsekal Udara India, Anil Chopra merangkum kekhawatiran India tentang F-35 itu.
Pada Februari 2025 ia menyatakan, "Delhi tetap berhati-hati tentang kecenderungan AS untuk memberikan tekanan dan meninggalkan sekutu ketika kepentingannya sendiri berbeda dengan kepentingan mereka, serta potensi harapan AS agar India menjauhkan diri dari Rusia."
Sementara usulan Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memberikan akses penuh ke kode sumber kepada India telah digambarkan oleh para analis regional sebagai sangat menarik.
Rusia menawarkan New Delhi kemampuan untuk mengintegrasikan rudal buatan dalam negeri, sistem peperangan elektronik, dan komputer misi ke dalam platform tersebut dengan mulus.
Akses semacam itu dianggap sebagai cawan suci dalam transaksi pertahanan global, sebuah tawaran yang belum pernah diberikan AS untuk F-35, begitu pula Prancis untuk Rafale.
India termasuk negara pelanggan Rafale buatan Prancis, namun fitolak ketika meminta kode sumber untuk mengintegrasikan senjata buatan India ke Rafale.
Seorang pejabat senior pertahanan India mengakui, "Penolakan Prancis untuk membagikan kode sumber sistem penting tetap menjadi masalah yang pelik bagi para perencana pertahanan India, terutama karena mereka berupaya mengoperasionalkan sistem persenjataan dalam negeri di berbagai platform."
Padahal, India telah membeli 36 Rafale pada 2016 dan menambah lagi 26 Rafale varian maritim pada April Sebab itu, jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, dinilai bakal meraih kemenangan dalam merebut pasar India.
S-57 dinilai paling cocok untuk memenuhi kebutuhan India dalam memodernisasi angkatan udaranya, karena lebih murah dan menawarkan kerja sama yang lebih menarik.
Paket Su-57E Rusia tidak hanya mencakup fitur siluman dan kemampuan manuver super, tetapi juga kemampuan untuk menggabungkan teknologi yang selaras dengan program peningkatan Super-30 India.


Ini yang semakin mendorong IAF menuju integrasi 4,5++ dan generasi kelima di seluruh armada tempurnya.
Varian Su-57E yang ditawarkan mencakup radar AESA berbasis Gallium Nitride (GaN), komputer misi rancangan India, dan kemungkinan pengembangan bersama avionik canggih dan rangkaian persenjataan dengan perusahaan pertahanan India seperti HAL dan DRDO.
India saat ini mengoperasikan lebih dari 270 pesawat tempur superioritas udara Su-30MKI buatan Rusia.
Pesawat ini bahkan masih menjadi tulang punggung armada tempur Angkatan Udara India (IAF) yang diproduksi bersama dengan Rusia.
Bahkan, kini Su-30MKI sedang menjalani peningkatan mendalam di bawah inisiatif Super Sukhoi untuk meningkatkan kemampuan radar, persenjataan elektronik (EW), dan serangan jarak jauh.
Kerja sama yang sudah terjalin sejak lama itu juga menjadi faktor penting kenapa India akhirnya lebih memilih Su-57 daripada F-35.
Hanya saja, beberapa ahli mengingatkan ini juga akan menjadi perjudian yang besar.
Sebab, Su-57 belum banyak terbukti dalam peperangan modern dan masih sering menunjukkan masalah.
Jika India mengakuisisi Su-57, maka akan menjadi negara pertama yang membeli jet tempur generasi kelima buatan Rusia itu.
"Itu adalah taruhan besar untuk menempatkan basis industri pertahanan Rusia yang sekarat," kata seorang mantan pensiunan perwira tinggi yang berbicara kepada National Security Journal.
"F-35 mungkin sangat mahal menurut standar India dan integrasinya ke dalam platform angkatan bersenjata India lainnya mungkin merupakan tugas yang sulit, bahkan mustahil. Tetapi, setidaknya Anda tahu perusahaan yang membuatnya akan tetap ada 30 tahun dari sekarang," kata pejabat itu.
Namun, India telah secara resmi menolak F-35 buatan AS.
Selama AMCA belum jalan, sementara kebutuhan pesawat generasi kelima sangat mendesak, maka S-57 Rusia menjadi pilihan utama.
Meski belum dinyatakan secara resmi, namun beberapa pendapat yakin bahwa India akhirnya akan mengakuisisi Su-57. ***


Sumber: Bloomberg, militarywatchmagazine.com, nationalsecurityjournal.org