Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Keuangan

    Anggaran Belanja Pusat dan Daerah Timpang, Ekonom Wanti-wanti Bahayanya | SINDONEWS

    6 min read


    Anggaran Belanja Pusat dan Daerah Timpang, Ekonom Wanti-wanti Bahayanya | Halaman Lengkap


    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Rabu, 20 Agustus 2025 - 07:31 WIB

    Anggaran Belanja Pusat...

    Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau RAPBN 2026 menunjukkan peningkatan signifikan pada belanja kementerian/lembaga (K/L) yang naik 17,4% dari outlook 2025. Foto/Dok

    JAKARTA 

    - Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau

     RAPBN 2026 

    menunjukkan peningkatan signifikan pada belanja

     kementerian/lembaga (K/L) 

    yang naik 17,4% dari outlook 2025. Di sisi lain,

     transfer ke daerah 

    turun dari Rp864,1 triliun (outlook 2025) menjadi Rp650 triliun di 2026.

    Menurut Syafruddin Karimi, Departemen Ekonomi Universitas Andalas, angka ini mencerminkan prioritas pemerintah terhadap program strategis nasional, termasuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

    Namun demikian, Ia mengingatkan bahwa ketimpangan ini akan menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen terhadap desentralisasi fiskal, mengingat daerah memegang peran vital dalam pelayanan publik. Baca Juga: Intip Desain RAPBN 2026: Pertumbuhan Ekonomi 5,4%, Rupiah Rp16.500 per USD

    "Pemangkasan transfer dikhawatirkan memperlebar ketimpangan antarwilayah dan memperlemah kemampuan daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya," ungkap Syafruddin dalam keterangannya.

    Selain itu, Syafruddin menerangkan bahwa pergeseran komposisi belanja yang semakin sentralistis bisa menimbulkan konsekuensi politik dan sosial. Di satu sisi, pemerintah pusat mungkin lebih mudah mengendalikan arah pembangunan.

    Baca Juga: Rincian 8 Agenda Prioritas RAPBN 2026, Lengkap dengan Alokasi Anggarannya

    "Di sisi lain, daerah bisa merasa kehilangan ruang fiskal, yang berujung pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap komitmen negara dalam mendukung otonomi daerah," pungkas Syafruddin.

    Postur RAPBN 2026

    - Pendapatan Negara: Rp3.147,7 T.

    - Belanja Negara: Rp3.786,5 T (fokus, efisien, produktif).

     

    - Defisit: Rp638,8 T (2,48% PDB)

     

    - Keseimbangan primer menuju positif, utang terkendali dalam batas aman.

    Asumsi Makro RAPBN 2026

    - Pertumbuhan ekonomi: 5,4%

    - Inflasi: 2,5%

     

    - Suku bunga SBN 10 th: 6,9%

     

    - Nilai tukar: Rp16.500 / USD

     

    - ICP minyak: USD70/barel.

    Target pembangunan:

    - Pengangguran 4,44 – 4,96%

    - Kemiskinan 6,5 – 7,5%

     

    - Kemiskinan ekstrem: 0 – 0,5%

     

    - Gini ratio: 0,377 – 0,380.

    (akr)

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

    Infografis

    7 Gejala Awal Penyakit...

    7 Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Terlihat di Kaki dan Tangan

    Komentar
    Additional JS