Danantara Ambil Alih Penyelesaian Utang Proyek Kereta Cepat | SINDOnews
Danantara Ambil Alih Penyelesaian Utang Proyek Kereta Cepat | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 05 Agustus 2025 - 21:42 WIB
Danantara mengumumkan akan segera mengambil langkah restrukturisasi utang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. FOTO/dok.SindoNews
- Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan akan segera mengambil langkah restrukturisasi utang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Langkah ini diambil alih Danantara untuk mengatasi beban utang yang menjadi sorotan.
CEO Danantara Rosan Roeslani memastikan proses restrukturisasi utang ini dilakukan secara menyeluruh tidak hanya menunda masalah.
"Kita akan umumkan langkah-langkah kita dalam langkah merestrukturasi dari KCIC atau Whoosh ini," kata Rosan saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8).
Baca Juga: Komisaris dan Direksi BUMN Tak Lagi Terima Tantiem, CIO Danantara: Pendapatan Bulanan Tetap Layak
Menteri Investasi dan Hilirisasi ini juga mengatakan skema penyelesaian utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus tuntas dan tidak meninggalkan persoalan baru. "Kalau kita melakukan suatu corporate action, itu tuntas. Jadi bukan hanya sifatnya menunda masalah," tegas dia.
Beban utang KCIC menjadi isu yang terus diperhatikan terutama di tengah minimnya pendapatan operasional. Kondisi tersebut semakin mendesak untuk diselesaikan seiring munculnya wacana pemerintah untuk melanjutkan jalur kereta cepat hingga ke Surabaya, yang berpotensi menyedot anggaran besar kembali.
Baca Juga: Danantara Sudah Kantongi BUMN yang Jadi Holding Investasi, Tahun Ini Meluncur
Sebagai informasi, KCIC merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Berdasarkan situs resmi KCIC, di dalam tubuh PSBI terdapat sejumlah entitas BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan kepemilikan saham 58,53%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 33,36%, PT Perkebunan Nusantara I 1,03%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 7,08%.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Ukraina Menolak Bayar Utang Rp5.705 Triliun kepada AS