Dewan Keamanan PBB Menuntut Diakhirinya Bencana Kelaparan di Gaza, AS Menentang Sendiri | SINDOnews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Dewan Keamanan PBB Menuntut Diakhirinya Bencana Kelaparan di Gaza, AS Menentang Sendiri | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kamis, 28 Agustus 2025 - 15:35 WIB
Sidang Dewan Keamanan PBB di New York, AS. Foto/UN News
- Para anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kecuali Amerika Serikat (AS) telah menyerukan diakhirinya segera bencana kelaparan di Jalur Gaza dan mendesak Israel menghentikan ekspansi militernya dan gencatan senjata.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu (27/8/2025) mengenai perkembangan di Timur Tengah, para anggota menyuarakan keprihatinan mendalam atas bencana kelaparan yang secara resmi diumumkan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza.
“Penggunaan bencana kelaparan sebagai senjata perang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional,” tegas pernyataan tersebut.
DK PBB memperingatkan sekitar 41.000 anak berisiko meninggal dunia akibat kekurangan gizi.
Para anggota selanjutnya menuntut “gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen,” beserta pembebasan segera dan tanpa syarat para tawanan Israel yang ditahan oleh Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Oposisi AS
Sebaliknya, Amerika Serikat membela tindakan Israel. Perwakilan AS menolak apa yang ia sebut sebagai "kebijakan kelaparan palsu" di Gaza, dan menepis temuan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB.
Ia mengatakan badan tersebut "tidak lulus uji (kredibilitas dan integritas)," namun tetap mengakui kelaparan merupakan masalah serius dan kebutuhan kemanusiaan di Gaza masih mendesak.
IPC secara resmi menyatakan bencana kelaparan di Gaza Jumat lalu, melaporkan lebih dari setengah juta orang telah terdampak, dan krisis diperkirakan akan menyebar ke Deir al-Balah dan Khan Yunis dalam beberapa pekan mendatang.
Perkembangan ini bertepatan dengan kampanye militer Israel yang sedang berlangsung untuk merebut Kota Gaza.
Selama lebih dari dua minggu, pasukan Israel telah melakukan pengeboman, pembongkaran, dan penyerbuan di permukiman Shuja'iyya, Zaytoun, dan Sabra, serta di kamp Jabaliya di utara, yang menyebabkan ribuan warga Palestina mengungsi.
Sejak Oktober 2023, Israel yang didukung Amerika Serikat, telah melancarkan kampanye pemusnahan terhadap penduduk Gaza melalui pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, yang bertentangan dengan banding internasional dan putusan Mahkamah Internasional.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 62.000 orang telah tewas dan 158.000 lainnya terluka sejak perang dimulai.
Setidaknya 313 warga Palestina, termasuk 119 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan saja, lapor kementerian tersebut pada hari Rabu.
Baca juga: PM Israel Dicap Munafik, Usik Genosida Armenia tapi Tutup Mata pada Genosida Gaza
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

7 Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Terlihat di Kaki dan Tangan