Di Luar Minyak, Nilai Dagang Iran-China Tembus Rp113 Triliun dalam Tiga Bulan | SINDOnews
Dunia Internasional
Di Luar Minyak, Nilai Dagang Iran-China Tembus Rp113 Triliun dalam Tiga Bulan | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 04 Juli 2025 - 11:35 WIB
Perdagangan non-migas antara Iran dan China mencatatkan rekor tertinggi dalam tiga bulan pertama tahun ini. FOTO/eghtesadonline
- Perdagangan non-migas antara Iran dan China mencatatkan nilai mencapai USD7 miliar atau setara Rp113 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Kepala Administrasi Bea Cukai Republik Islam Iran (IRICA), Foroud Asgari mengatakan, China menjadi tujuan utama ekspor non-migas Iran dengan nilai USD3,511 miliar, sekaligus sumber impor terbesar kedua senilai USD3,428 miliar pada periode yang sama. Data ini menunjukkan ketahanan hubungan ekonomi kedua negara di tengah tantangan global.
Berdasarkan laporan Bea Cukai China, ekspor Iran ke China pada Mei 2025 naik 9 persen year-on-year (yoy) menjadi USD266 juta. Namun, secara kumulatif (Januari-Mei), perdagangan bilateral turun 18 persen menjadi USD3,676 miliar akibat penurunan ekspor China ke Iran sebesar 21 persen.
Baca Juga: Rudal Iran Dicegat, Harga Minyak Anjlok 7% dalam Sehari
Wakil Kepala IRICA, Abolfazl Akbarpour, mengungkapkan total perdagangan non-migas Iran-China dalam setahun terakhir (hingga Maret 2025) mencapai USD34,1 miliar. "China menyumbang 25 persen ekspor non-migas Iran dan 27 persen impor kami," ujarnya, dikutip dari Tehran Times, Jumat (4/7).
Untuk memperkuat kerja sama, Forum Pengembangan Bisnis Iran-China digelar di Teheran awal Mei lalu. Acara ini dihadiri Dubes China Cong Peiwu, pejabat Organisasi Promosi Perdagangan Iran (TPO), serta puluhan pelaku usaha kedua negara.
Ketua Kamar Dagang Teheran (TCCIMA), Mahmoud Najafi Arab, menekankan potensi kolaborasi di sektor investasi, teknologi, dan infrastruktur. "Kami siap memfasilitasi kemitraan strategis, termasuk pembiayaan proyek kereta api dan pelabuhan," katanya.
Dubes Cong menyambut positif upaya peningkatan hubungan ekonomi, merujuk pada pertemuan pemimpin kedua negara di KTT BRICS 2024. "China berkomitmen mendukung modernisasi industri Iran melalui transfer teknologi dan investasi," tegasnya.
Sektor pertambangan Iran, seperti bijih besi dan tembaga, menjadi sorotan dalam forum tersebut. Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Iran-China, Ruhollah Nejabat, menyatakan, "Perusahaan China bisa manfaatkan sumber daya dan tenaga kerja Iran untuk ekspansi pasar regional."
Baca Juga: Baru Diangkat Putin, Jenderal Top Rusia Ini Tewas Diserang Roket HIMARS Ukraina
Kepala TPO Iran, Mohammad Ali Dehghan Dehnavi, mengusulkan empat strategi utama: peningkatan nilai tambah ekspor, produksi bersama, integrasi rantai pasok global, dan pemanfaatan platform e-commerce China.
Di sisi lain, Sekjen TCCIMA, Fereydoun Vardinejad, mengingatkan perlunya realisasi konkret kerja sama. "Kami butuh kemitraan yang setara, bukan sekadar kesepakatan di atas kertas," ujarnya.
Sejumlah proyek kolaborasi telah berjalan, termasuk pembangkit listrik di Khuzestan dan kerja sama teknologi batubara-gas antara RIPI dan perusahaan China, Keyon. Kedua negara juga menandatangani MoU di bidang pengelolaan air dan pertanian akhir Mei lalu.
Melalui 56 nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani sejak 2021, Iran dan China terus memperdalam kemitraan strategis mereka, termasuk dalam kerangka Perjanjian 25 Tahun dan keanggotaan di Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Tiga Alasan Microsoft Investasi Rp27 Triliun di Indonesia