Harga per Unit KAAN Lebih Mahal dari F-35 Namun Indonesia Tak Akan Rugi Beli Karena Faktor Ini - Zona Jakarta
Harga per Unit KAAN Lebih Mahal dari F-35 Namun Indonesia Tak Akan Rugi Beli Karena Faktor Ini - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Indonesia secara resmi menandatangani kontrak pengadaan 48 unit jet tempur generasi kelima buatan Turki KAAN pada 26 Juli 2025 lalu.
Keputusan ini terbilang luar biasa mengingat harga per unit KAAN sendiri diketahui lebih mahal dari F-35 yang pernah diincar.
Dan tentunya ada sejumlah faktor yang membuat Indonesia tak akan rugi dalam pengambilan keputusan besar ini.
Baca Juga:
Dilansir ZONAJAKARTA.com dari laman TurDef melalui artikel berjudul "Export Deal Finalised with Indonesia for KAAN Fighter Jet" yang dimuat pada 26 Juli 2025 lalu, penandatanganan kontrak pengadaan 48 unit KAAN oleh Indonesia tidak hanya merupakan kerja sama antara pemerintah negeri ini dengan Turki.
Tetapi juga melibatkan perusahaan dari kedua negara.
Dalam hal ini, Turkish Aerospace Industries (TAI) selaku pabrikan juga memberikan lisensi produksi di dalam negeri kepada dua perusahaan dirgantara tanah air.
Yakni PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Republik Aero Dirgantara sebagai penerima manfaat berupa transfer teknologi (ToT).
ToT ini sangat penting sehingga Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mewajibkan adanya benefit tersebut dalam setiap pengadaan alutsista dari luar negeri khususnya jet tempur canggih.
Tujuannya agar dalam jangka panjang, Indonesia memiliki kemampuan setara dengan negara lain yang lebih mapan untuk memproduksi jet tempur canggih secara berdikari.
Baca Juga:
Secara harga, KAAN memang tampak lebih mahal jika dibandingkan secara head to head dengan F-35.
Termasuk untuk 48 unit yang Indonesia pesan dan disahkan kontraknya saat penyelenggaraan IDEF 2025 di Istanbul, Turki akhir pekan lalu.
Bahkan sumber dari sebuah media nasional berbahasa Inggris menyebut bahwa nilai kontraknya mencapai angka 10 miliar dolar AS atau sekira 208,3 juta dolar AS per unit.

Angka tersebut tampak lebih tinggi dari F-35 yang dibanderol antara 80 hingga 109 juta dolar AS per unit.
Menurut artikel berjudul "Top 10 most expensive fighter jets in 2025" yang dimuat oleh laman Aero Time pada 21 Februari 2025, angka tersebut sangat bergantung dengan varian yang dipesan oleh masing-masing pelanggan.
Akan tetapi sayangnya, F-35 memiliki sederet kelemahan yang membuat keputusan Indonesia meninggalkannya sangat tepat.
Jet tempur generasi kelima buatan Lockheed Martin itu disorot oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintahan (GAO) Amerika Serikat lantaran terlambatnya implementasi program Technology Refreshment (TR-3).
Dokumen yang tersimpan di laman Gao.gov pada Mei 2023 dengan judul "F-35 JOINT STRIKE FIGHTER: More Actions Needed to Explain Cost Growth and Support Engine Modernization Decision", terungkap bahwa sejak 2022 biaya operasional per unitnya terus mengalami peningkatan akibat inflasi.
Ditambah pula dengan keberadaan jumlah armada yang lebih sedikit diproduksi, meski ada upaya untuk peningkatan kemampuan.
Belum lagi jika bicara mengenai kecepatan F-35 itu sendiri yang hanya mentok di angka Mach 1,6.
Baca Juga:
Sebaliknya, akuisisi 48 unit KAAN oleh Indonesia justru memberikan sederet keuntungan berlipat ganda.
Pertama, TNI AU tidak hanya sekedar bisa menaikkan reputasinya dengan memiliki jet tempur generasi kelima untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Melainkan bisa merasakan armada dengan kecepatan yang jauh lebih baik dari F-35.
Keberadaan mesin asli buatan Turki yakni TF35000 menjadikan performa pesawat jauh lebih powerful di udara.
Melansir laman tei.com.tr, daya dorong yang dihasilkan mesin tersebut bisa mencapai 35.000 pon.
Sehingga KAAN bisa melaju dengan kecepatan supersonik yakni sekira Mach 3.
Bahkan ke depan, ada kemungkinan TUSAS Engine Industries (TEI) berencana untuk menyiapkan mesin yang lebih canggih lagi dengan kecepatan hipersonik (kisaran Mach 5).

Di sisi lain, KAAN juga akan dilengkapi dengan radar active electronically scanned array (AESA) yang juga asli diproduksi oleh Turki yakni MURAD 600A.
Laman TurDef dalam artikelnya yang berjudul "Mehmet DemiroÄŸlu Gives Updates on the KAAN Fighter’s Tests" terbitan 1 Mei 2025 menyebut bahwa radar AESA ini tidak hanya kompatibel untuk KAAN semata.
Tetapi juga untuk F-35 yang rencananya juga akan Turki gunakan dan tengah mereka negosiasikan kembali untuk bisa diperoleh seiring dengan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Komponen tersebut akan memberikan para prajurit TNI AU kesadaran situasional yang jauh lebih baik.***
