Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons - Kompas
Kasus
Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Istri mendiang diplomat Kemenlu ADP, Meta Ayu, mengungkapkan bahwa pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa, Ayu sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, namun tidak ada respons.
Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto, saat konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
Dari keterangan Meta Ayu, ia mendapatkan informasi kronologis saat mencoba menghubungi suaminya, yaitu ADP.
"Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan istri ADP) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu," katanya, Sabtu (23/8/2025).
Tanpa Koordinasi ke Istana, Operasi Senyap KPK Sukses Tangkap "Noel" Ebenezer
Baca juga: Istri Almarhum ADP Tak Pernah Minta Geser CCTV, Kuasa Hukum Minta Penjaga Kos Diperiksa Ulang
Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto, sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 hari Senin itu.
Saat itu, Siswanto tidak bisa dihubungi karena nomor WA tidak aktif.
Dwi, melanjutkan pada dini hari, yaitu pada 8 Juli 2025 sekitar pukul 00.14, Pita berinisiatif untuk menghubungi Polsek Menteng, namun tak ada respons.
"Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali, nomornya 02131926390. Tadi pagi saya coba menghubungi, memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng," kata dia.
Dwi menyampaikan bahwa pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 00.30, istri ADP kembali menghubungi Siswanto ke nomor handphone-nya dan saat itu diangkat.
Baca juga: Kuasa Hukum Keluarga ADP Minta Penyidik Dalami Kembali Keterangan Wanita Inisial V dan Pria Inisal D

Lihat Foto
Dari telepon tersebut, Pita menjelaskan kepada Siswanto agar mengecek kamar ADP.
Pita kembali menelpon penjaga kos pada pukul 05.00 untuk mengecek kamar Daru, saat itu Pita mendapatkan jawaban bahwa pengecekan dilakukan pagi hari saat menjelang ADP berangkat, karena pada waktu telepon masih dalam keadaan gelap.
"Sekitar pukul 06.00, Pita kembali minta tolong ngecek kos. Lalu, Siswanto mengirim pesan ke saksi, bahwa nanti pukul 07.30 dicek karena nomor Daru tidak aktif. Pada pukul 07.30, pengecekan dilakukan dan sudah diketahui meninggal dunia," katanya.
Kronologi Kematian Hasil Penyelidikan Polisi
Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berinisial ADP (39) menarik perhatian publik setelah ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Penemuan jasad dalam kondisi sejumlah kejanggalan di tempat kejadian memicu banyak spekulasi. Namun, penyelidikan mendalam oleh Polda Metro Jaya dan para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
Berikut ini kronologi lengkap kasus kematian diplomat Kemlu ADP dari hasil penyelidikan yang disampaikan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
- Kegiatan Terakhir ADP: Senin, 7 Juli 2025
- 07.03 WIB: ADP berangkat dari indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng.
- 07.20 WIB: Tiba di Kantor Kemlu.
- 17.52 WIB: Terpantau berada di Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat bersama dua rekan, masuk ke gerai pakaian.
- 18.00 WIB – 18.07 WIB: Selesai berbelanja di GI, lalu keluar dari gerai pakaian kedua.
- 21.39 WIB: ADP kembali ke Kantor Kemlu, turun dari taksi RD2323 sambil membawa tas ransel dan belanjaan.
- 21.42 WIB: Naik ke lantai 12 dan terlihat di area rooftop sendirian.
- 21.47 – 23.13 WIB: Terpantau melakukan aktivitas mencurigakan di rooftop, termasuk memanjat pagar setinggi 150 cm yang mengarah ke lantai 11.
- 23.13 WIB: Memesan taksi dan kembali ke indekos.
- 23.23 WIB: Tiba di kos, terlihat tanpa membawa tas ransel maupun barang belanjaan. Sempat membuang sampah, lalu masuk ke kamar.
- Pagi Hari Penemuan: Selasa, 8 Juli 2025
- 07.00 WIB: Sang istri mencoba menghubungi ADP, namun tidak mendapat respons.
- 07.39 WIB: Penjaga kos, ketua RW, dan polisi akhirnya membuka paksa kamar ADP.

Lihat Foto

Lihat Foto
Adapun kondisi ADP pada saat ditemukan tewas di kamar kosnya, yakni:
- Tergeletak di kasur Kepala dililit lakban kuning
- Tubuh ditutupi selimut biru
- Kamar dalam keadaan terkunci dari dalam
- Tidak ada tanda kekerasan fisik atau kerusakan properti
- Tidak ada barang berharga yang hilang
Polisi telah melacak jejak ADP dari Senin (7/7/2025) pagi hingga Selasa (8/7/2025) pagi melalui 20 titik CCTV.
Baca juga: Babak Baru Kematian Diplomat ADP, Keluarga Ungkap Simbol Misterius dari Orang Tak Dikenal
Dari pelacakan tersebut, tidak ada orang lain yang masuk ke kamar korban. Kemudian, untuk barang bukti lakban ditemukan menggantung di leher, dililit dari kanan ke kiri dengan posisi akhir masih menempel.
Sidik jari pada lakban cocok dengan milik ADP sendiri.
Barang bukti yang ditemukan, diantaranya:
- Lakban, kantong plastik, dompet, pakaian korban, serta obat sakit kepala dan lambung.
- Ponsel Samsung Note 9 ditemukan di kamar, tidak aktif sejak 2022.
- Ponsel utama (Samsung S22 Ultra) hilang, terakhir aktif di Grand Indonesia.
Faktor Psikologis dan Riwayat Emosional
Pemeriksaan digital forensik menunjukkan ADP pernah mengakses layanan bantuan emosional pada 2013 dan 2021.
Kemudian, ditemukan adanya komunikasi via email dengan lembaga pendamping psikis. Serta, ADP menyampaikan keinginan mengakhiri hidup karena tekanan pribadi.
Menurut Ketua Umum Apsifor, Nathanael Sumampouw, ADP mengalami “compassion fatigue” atau kelelahan empati akibat pekerjaannya melindungi WNI di luar negeri.
Baca juga: Akun WhatsApp Diplomat ADP Sempat Aktif usai Ditemukan Tewas, Kuasa Hukum Pertanyakan HP Hilang
Ia dikenal positif dan bertanggung jawab, namun sulit mengekspresikan tekanan emosional.
Akumulasi tekanan itu menghambat aksesnya pada bantuan psikologis langsung.
Kesimpulan Hasil Penyelidikan: Tidak Ada Keterlibatan Pihak Lain
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya menyatakan bahwa tidak ada peran orang lain dalam kasus kematian ADP.
“Indikator dari kematian ADP mengarah pada kematian tanpa keterlibatan pihak lain,” jelas Wira.
Sementera itu, Dokter forensik dr. Yoga Tohijiwa, Sp.FM menjelaskan bahwa penyebab kematian adalah mati lemas akibat gangguan oksigen pada saluran napas atas.
Adapun hasil laboratorium dan visum terhadap jenazah ADP, yakni:
- Tidak ditemukan luka akibat kekerasan
- Memar di lengan kanan konsisten dengan aktivitas memanjat pagar di rooftop
- Lakban dililit sendiri oleh korban, dan kamar terkunci dari dalam
(Penulis: Mohamad Bintang Pamungkas)
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!