Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dudung Abdurachman Featured Prada Lucky

    Kasus Kematian Prada Lucky, Dudung Sebut Prajurit Senior Sulit Diawasi - Kompas

    3 min read

     

    Kasus Kematian Prada Lucky, Dudung Sebut Prajurit Senior Sulit Diawasi

    JAKARTA, KOMPAS.com - Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurachman mengatakan, pimpinan TNI semestinya mewaspadai tindak-tanduk para prajurit senior TNI terhadap juniornya.

    Hal ini disampaikan Dudung merespons kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang tewas karena dianiaya seniornya.

    "Ya sudah dievaluasi oleh Bapak KSAD. Dan ke depannya, para unsur-unsur pimpinan harus lebih peka, lebih teliti, dan selalu waspada setiap ada prajurit-prajurit muda, terutama yang baru. Biasanya senior-senior sulit diawasi. Tapi ke depan, mudah-mudahan ini akan lebih ketat lagi saya lihat," ujar Dudung di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (17/8/2025).

    Baca juga: Kematian Prada Lucky dan Peringatan Keras Hapus Arogansi Senioritas di TNI

    Eks kepala staf TNI Angkatan Darat ini mengakui bahwa kasus kekerasan oleh senior di TNI memang sering berulang.

    Sebut Tak Bisa Dipercaya, Ini Reaksi Warga Ukraina Usai Pertemuan Trump-Putin

    Oleh karena itu, ia merasa iba  dengan para prajurit muda yang harus menjadi korban kekerasan senior.

    "Karena memang ini sering berulang. Kasihan lah prajurit-prajurit kita yang dia tidak mengerti persoalan, kemudian akhirnya menjadi korban tewas yang begitu saja. Kasihan kepada orangtuanya. Dan saya lihat KSAD sudah mengevaluasi," kata Dudung.

    "Sejak lama, sejak lama. (Kekerasan oleh senior) sejak saya KSAD pun ada, pernah terjadi," ujar dia.

    Baca juga: Dugaan Peran Komandan Peleton di Kasus Kematian Prada Lucky

    Kasus kematian Prada Lucky

    Prada Lucky yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025).

    Prada Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya.

    Sebanyak 20 prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus kematian Prada Lucky.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen (TNI) Wahyu Yudhayana mengungkap kematian Prada Lucky berawal dari kegiatan pembinaan prajurit.

    Baca juga: Mahasiswa di Kupang Gelar Aksi 1.000 Lilin untuk Prada Lucky, Keluarga Ikut Hadir

    “Motif, saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan. Jadi pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," kata Wahyu di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Senin (11/8/2025).

    Pembinaan tersebut dilakukan kepada beberapa personel, termasuk korban, dalam rentang waktu berbeda.

    Namun, disayangkan, proses pembinaan tersebut memakan korban jiwa, yaitu Prada Lucky.

    Baca juga: Anggota DPR Desak Polisi Militer Ungkap Motif Penganiayaan Prada Lucky hingga Tewas

    “Tentu kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka. Tapi bisa saya katakan bahwa kegiatan-kegiatan pembinaan prajurit itu yang mendasari suatu hal terjadi pada masalah ini," ujar Wahyu.

    Ia menegaskan bahwa kekerasan bukan bagian dari prosedur pembinaan, dan kejadian ini akan dijadikan evaluasi mendalam untuk perbaikan ke depan di satuan operasional.

    Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

    Tiga Kali Jadi Sekjen PDI-P, Hasto: Ini Adalah Tanggung Jawab yang Diberikan Ibu Megawati

    Komentar
    Additional JS