LPSK Temui Keluarga Arya Daru, Bahas Temuan Amplop Misterius | SINDONEWS
Kasus ,
LPSK Temui Keluarga Arya Daru, Bahas Temuan Amplop Misterius | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 26 Agustus 2025 - 15:36 WIB
Jakarta - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemui pihak keluarga Diplomat Fungsional Muda Kemlu Arya Daru Pangayunan (ADP). Pertemuan itu antara lain membahas amplop misterius yang diterima keluarga. Foto/Tangkapan layar SindoNews TV
- Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (
LPSK) menemui pihak keluarga Diplomat Fungsional Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
Arya Daru Pangayunan(ADP). Pertemuan itu antara lain membahas amplop misterius yang diterima keluarga.
"Kita sudah bertemu dengan keluarganya, dengan kakak ipar korban. Sudah disampaikan informasi adanya kiriman (amplop) kepada LPSK," kata Wakil Ketua LPSK Susilaningtias, Selasa (26/8/2025).
Susi menyebut pertemuan antara LPSK dan pihak keluarga masih sebatas konsultasi. Menurutnya, pihak keluarga masih belum mengajukan permohonan perlindungan.
Meski demikian, ia memastikan LPSK memberikan perhatian terhadap keluarga Arya Daru. Hal ini apabila pihak keluarga memang merasa mendapatkan ancaman terkait tewasnya Daru.
Baca Juga: Keluarga Arya Daru Minta Kasus Kematian Diplomat Kemlu Dibuka Kembali, Ini Kata Polri
"Kami concern terhadap keselamatan pihak keluarga almarhum. Entah itu (ancaman) terhadap istrinya, atau orang tuanya. LPSK siap memberikan perlindungan," ujarnya.
Diketahui, amplop misterius yang diterima pihak keluarga ini diungkap oleh penasihat hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo. Nicholay menyebut amplop itu diserahkan pada saat pemakaman Arya Daru oleh sosok misterius.
Amplop itu diungkapkan berisi berbagai simbol dari gabus berwarna putih. Simbol-simbol yang tertera di antaranya simbol bintang, simbol hati, dan simbol bunga kamboja.
Diketahui, setelah hampir dua bulan, ayah kandung Arya Daru Pangayunan, Subaryono, akhirnya buka suara perihal kematian putra semata wayangnya. Subaryono meyakini anaknya meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan dibunuh. Pihak keluarga pun mengungkapkan beberapa kejanggalan atas kematian anaknya.
Subaryono mengungkap, alasan keluarga selama ini belum bersuara adalah karena kondisi psikis yang terpukul serta mempertimbangkan faktor kesehatan ibu Daru pascaoperasi. "Kami betul-betul menangis, goncang, di mana kami terpuruk di situ," ujar Subaryono.
Dalam konferensi persnya, kuasa hukum keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan. Istri Daru, Meta Ayu Puspitantri ternyata sempat menelepon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali setelah ponsel suaminya tidak dapat dihubungi pada 7 Juli lalu, tapi tidak ada respons. Pihak keluarga juga meyakini Arya Daru tidak memiliki masalah mental.
"Almarhum selalu mengontak ibunya di mana pun ia berada untuk berkonsultasi dan meminta nasihat," ujar kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo.
Kejanggalan terakhir adalah ditemukannya aktivitas di akun media sosial Instagram dan WhatsApp milik Daru setelah ia meninggal dunia. Padahal, polisi menyatakan ponselnya hingga kini belum ditemukan.
"Salah satu fakta lainnya adalah, istri almarhum mencoba lagi mengirimkan pesan singkat lewat WhatsApp dan itu centang dua," kata Nicholay.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Inggris dan Prancis Diam-diam Bahas Pengerahan Tentara ke Ukraina