Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home F-22 F-35 Featured Su-57

    Membongkar Persaingan F-35 dan Su-57 yang Ternyata Tak Sebanding, Jet Rusia Ini Cocok Diadu dengan F-22 - Zona Jakarta

    10 min read

     

    Membongkar Persaingan F-35 dan Su-57 yang Ternyata Tak Sebanding, Jet Rusia Ini Cocok Diadu dengan F-22 - Zona Jakarta

    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)
    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)


    ZONAJAKARTA.COM - Selama ini, pesawat generasi kelima Amerika Serikat (AS), F-35, sering dibandingkan dengan jet Rusia, Su-57.

    Su-57 yang datang belakangan dinilai sebagai upaya Rusia menyaingi F-35.

    Namun, ternyata kedua pesawat itu tak terlalu relevan jika dibandingkan, karena Su-57 dan F-35 adalah pesawat tempur yang dirancang untuk peran operasional yang berbeda.

    Pesawat tempur Rusia ini dirancang untuk superioritas udara, operasi ofensif multiperan, dan serangan darat, dengan penekanan pada kecepatan, jangkauan, dan beragam persenjataan.

    Sementara itu, pesawat siluman F-35 dirancang untuk melakukan operasi siluman, peperangan yang berpusat pada jaringan, serangan presisi, dan pengumpulan intelijen, dengan fokus pada fungsi siluman dan sensor.

    Pada kenyataannya, Su-57 secara langsung justru pantas dibandingkan dengan sebanding dengan F-22 Raptor.

    Meskipun F-22 Raptor dirancang untuk presisi dan superioritas udara, pesawat ini merupakan pesaing langsung bagi Su-57.

    Bulgarianmilitary.com, 23 Juli 2025, pernah memerinci beberapa perbedaan Su-57 dan F-22.

    Meski begitu, Su-57 Rusia dan F-22 Raptor memiliki pendekatan yang sangat berbeda terhadap desain pesawat tempur generasi kelima.

    Pengembangan F-22 dimulai pada 1980-an ketika AS menginginkan pesawat superioritas udara yang mampu mengalahkan MiG-29 dan Su-27 Uni Soviet.

    Program ini resmi diluncurkan pada 1991 yang bertujuan untuk menciptakan pesawat tempur dengan karakteristik siluman dan kemampuan manuver yang tak tertandingi.

    Lockheed Martin mengirimkan F-22 pertama pada 2005, dengan penekanan pada penghindaran radar dan presisi dalam kondisi pertempuran.

    Sebaliknya, Su-57 mulai dikembangkan pada 2002 melalui program PAK FA.

    Penerbangan perdana Su-57 dilakukan pada 2010.

    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)

    Rusia menginginkan Su-57 sebagai pesawat tempur yang menggabungkan kemampuan siluman dengan daya tembak yang signifikan dan jangkauan jauh untuk mengatasi berbagai ancaman.

    Secara doktrinal, AS mengutamakan keunggulan dan integrasi teknologi.

    F-22 mengandalkan sistem dan sensor jaringan seperti radar AESA AN/APG-77 untuk memastikan keunggulan informasi.

    Sedangkan Rusia menekankan ketahanan fisik dan fleksibilitas.

    Su-57 mengintegrasikan ruang senjata yang lebih besar dan beragam persenjataan untuk menghadapi berbagai target.

    Sementara F-22 dioptimalkan untuk serangan pendek dan presisi tinggi, Su-57 dirancang untuk operasi jangka panjang di medan tempur yang kompleks.

    Perbedaan ini mencerminkan prioritas strategis: AS menginginkan dominasi melalui presisi, sementara Rusia berfokus pada kekuatan ofensif yang masif.

    F-22 Raptor menggunakan desain canggih untuk meminimalkan penampang radar (RCS), mencapai RCS 0,0001 meter persegi.

    Permukaannya yang datar dan lapisan penyerapnya membuat F-22 hampir tak terlihat oleh radar.

    Meskipun merupakan pesawat siluman, Su-57 memiliki RCS sekitar 0,5 meter persegi, sehingga lebih mudah dideteksi.

    Pesawat tempur Rusia ini mengatasi kekurangan tersebut dengan sistem penyamaran inframerah dan pengacau elektronik, yang mengurangi visibilitas dalam spektrum lainnya.

    Menurut Defense News, F-22 unggul dalam kemampuan siluman radar, tetapi Su-57 menawarkan pendekatan yang lebih luas untuk penyembunyian.

    F-22 mengandalkan dua mesin Pratt & Whitney F119, yang menghasilkan supercruise pada Mach 1,82 tanpa afterburner.

    Sistem ini menghemat bahan bakar dan memperluas jangkauan.

    Halaman:
    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)

    Sementara Su-57 menggunakan mesin AL-41F1 dan ada rencana untuk diganti dengan mesin "Izdeliye 30" yang lebih bertenaga.

    Tetapi, saat ini penggantian itu belum mendukung supercruise yang stabil.

    Menurut Aviation Week, F-22 memiliki keunggulan yang jelas dalam hal efisiensi selama penerbangan supersonik berkelanjutan, sementara Su-57 mengandalkan afterburner untuk kecepatan tinggi.

    Kedua pesawat tempur ini memiliki fitur vektor dorong, tetapi F-22 menggunakan nosel dua dimensi untuk kontrol yang lebih presisi.

    Su-57 menggunakan vektor dorong tiga dimensi yang memberikan sedikit keunggulan dalam manuver yang kompleks.

    Sementara itu menurut FlightGlobal, pada kecepatan rendah, Su-57 berkinerja lebih baik berkat desain aerodinamisnya yang optimal.

    Hanya saja, F-22 mempertahankan kontrol yang lebih baik dalam pertempuran udara yang dinamis.

    Untuk potensi serangan, Su-57 memiliki persenjataan yang impresif untuk operasi ofensif.

    Rudal udara-ke-udara R-77M yang dibawa Su-57 mampu menyerang target pada jarak 190 km, memberikan keunggulan dalam pertempuran jarak jauh.

    Kh-59MK2, yang dirancang untuk serangan darat, menawarkan presisi hingga 290 km.

    Media pertahanan Jane's Defence Weekly menyebutkan, Su-57 dapat mengintegrasikan rudal hipersonik seperti Kh-47M2 Kinzhal yang dapat menyerang target dengan kecepatan melebihi Mach 10.

    Persenjataan ini memungkinkan Su-57 untuk menyerang beragam target secara efektif.

    Su-57 memiliki enam titik keras internal di ruang senjata yang luas, mampu membawa hingga delapan rudal atau bom.

    Selain itu, Su-57 juga memiliki enam titik keras eksternal yang meningkatkan kapasitasnya untuk serangan besar-besaran.

    Halaman:
    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)

    Tetapi, untuk operasi besar-besaran seperti ini, kemampuan siluman Su-57 akan berkurang.

    Aviation Week mencatat bahwa kapasitas ini melampaui kebanyakan pesawat tempur Barat, memungkinkan Su-57 untuk menyerang beberapa target secara bersamaan.

    Ruang senjatanya yang besar membuat Su-57 ideal untuk operasi ofensif yang berkepanjangan.

    Su-57 dirancang untuk beroperasi dengan kendaraan udara tak berawak (UAV) seperti "Okhotnik".

    Integrasi ini memungkinkan serangan terkoordinasi yang memungkinkan Su-57 mengendalikan segerombolan pesawat untuk pengintaian atau serangan.

    Menurut FlightGlobal, "Okhotnik" bisa membawa senjata atau berfungsi sebagai platform sensor, sehingga meningkatkan daya tembak Su-57.

    Kompatibilitas ini meningkatkan fleksibilitas taktis dalam skenario pertempuran yang kompleks.

    Sementara itu, F-22 Raptor yang diperkenalkan pada tahun 2005, dirancang untuk superioritas udara di era Perang Dingin.

    Perangkat kerasnya, meskipun canggih, membatasi kemungkinan modernisasi.

    Menurut Aviation Week, arsitektur F-22 mempersulit integrasi sensor dan senjata baru, karena sistemnya dioptimalkan untuk tugas-tugas tertentu.

    Sebagai contoh, penambahan modul radar modern membutuhkan modifikasi yang mahal.

    Su-57 yang dikembangkan kemudian, memiliki desain yang lebih fleksibel, memungkinkan peningkatan di masa mendatang, sehingga lebih adaptif terhadap teknologi baru.

    F-22 mengandalkan arsitektur perangkat lunak tertutup yang membatasi integrasinya dengan platform baru seperti sistem nirawak atau jaringan satelit.

    Menurut Defense News, sistem MADL F-22 sangat efektif tetapi kurang fleksibel dalam hal kompatibilitas dengan teknologi baru yang digunakan oleh F-35 atau UAV.

    Halaman:
    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)

    Sebaliknya, Su-57 menggunakan protokol yang lebih terbuka, yang memfasilitasi koneksi dengan platform seperti "Okhotnik", sehingga meningkatkan kemampuan jaringannya.

    Sebab itu, produksi F-22 sempat dihentikan pada 2011, sehingga jumlah armada menjadi 187 pesawat.

    Jane’s Defence Weekly menyoroti hal ini menciptakan tantangan logistik, karena suku cadang mahal, dan perawatan menjadi semakin kompleks.

    Secara taktis, jumlah F-22 yang sedikit membatasi kehadiran mereka dalam operasi skala besar.

    Sementara itu, meskipun diproduksi secara perlahan, Su-57 terus berkembang, memastikan ketersediaan operasional yang lebih besar.

    Su-57 memperkenalkan paradigma baru untuk superioritas udara yang berfokus pada fleksibilitas dan daya tembak yang masif.

    Desainnya menggabungkan kemampuan siluman, jangkauan 3.107 mil, dan ruang senjata yang luas.

    Ini memungkinkan Su-57 melakukan serangan simultan terhadap target udara dan darat.

    Menurut Aviation Week, Su-57 dirancang untuk mendominasi medan tempur yang kompleks, menggunakan rudal jarak jauh seperti R-77M dan Kh-59MK2.

    Konsep ini melampaui superioritas udara tradisional, menekankan operasi multiperan.

    Namun, RCS-nya yang lebih tinggi, yaitu 0,5 meter persegi dibandingkan dengan F-22, membatasi efektivitas silumannya di zona yang sangat diperebutkan.

    FlightGlobal mencatat, Su-57 dapat mengendalikan gerombolan pesawat dan berbagi data melalui sistem seperti "Strelets".

    Hal ini meningkatkan fleksibilitas taktis, tetapi infrastruktur jaringan Rusia tertinggal dari sistem Barat, sehingga membatasi potensi penuhnya.

    Sementara F-22, meskipun unggul dalam integrasi jaringan, terkendala oleh perangkat lunak tertutup dan produksi yang terhenti.

    Halaman:
    Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, lebih cocok dibandingkan dengan F-22 Raptor daripada F-35. (simpleflying.com)

    Su-57 menawarkan konsep inovatif untuk peperangan massal melalui integrasi gerombolan dan fleksibilitas, tetapi F-22 tetap memiliki keunggulan dalam presisi yang berpusat pada jaringan.

    Ini sebabnya, beberapa ahli menilai, Su-57 lebih unggul daripada F-22 Raptor.

    Sementara jika dibandingkan dengan jet generasi kelima AS lainnya, F-35, keduanya tak terlalu sebanding karena memiliki peran dan fungsi agak jauh berbeda. ***

    Halaman:
    Komentar
    Additional JS