Mentan Amran: Beras SPHP Rusak Bisa Ditukar Meski Kemasan Dibuka - Kompas
Mentan Amran: Beras SPHP Rusak Bisa Ditukar Meski Kemasan Dibuka
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan masyarakat bisa menukar beras stabilisasi harga pangan (SPHP) yang rusak ke Bulog.
"Kalau ditemukan beras yang rusak, tukar saja langsung. Meskipun kemasannya sudah dibuka, berasnya rusak, langsung tukar. (Nanti) Diganti oleh Bulog," kata Amran saat meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
Ia menjelaskan semua beras yang diproduksi petani memiliki kualitas baik. Jika ditemukan bau tidak sedap, perubahan warna, atau kutu, ia menduga masalah muncul di penyimpanan gudang.
"Ini (kebijakan penukaran beras) diskresi saya sebagai menteri. Karena kami produksi beras kualitasnya baik. Mungkin penyimpanannya (bermasalah)," ucap Amran.
Update Kondisi di Depan Polda Metro Jaya: Massa Bubar, Halte Ludes Terbakar
Baca juga: Mentan Klaim Harga Beras Turun di 32 Provinsi
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menyoroti sisa beras impor di gudang Bulog. Ia menyebut beras tersebut sudah berkutu dan tak segar.
Menurut Titiek, beras yang diimpor 10 bulan lalu sebagian belum disalurkan ke pasar. Ia menilai stok lama itu tidak lagi layak konsumsi.
“Saya rasa tidak aman (dikonsumsi) ya Pak Menteri, karena kalau beras itu sudah terlalu lama disimpan di gudang, itu kami lihat sendiri sudah ada kutunya,” kata Titiek saat rapat dengan Kementerian Pertanian di Gedung DPR/MPR, Rabu (2/7/2024).
“Walaupun kutu bukan kutu hitam, kutu putih, tapi tetap saja itu bukan beras yang fresh, kalah terlalu lama disimpan. Kalau impor masuknya bulan 10, berarti sudah 10 bulan ada di gudang, dari 10 bulan, mungkin hampir setahun,” lanjutnya.
Baca juga: Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data
Bulog disebut sudah melakukan penyemprotan, tetapi menurut Titiek langkah itu tidak efektif. Ia menilai ada hama gudang yang tak bisa diatasi dengan obat semprot.
“Walaupun setiap kali kami tanya, selalu bilang sudah ada obatan penyemprotan. Itu kan disemprot di luarnya saja itu tumpukan yang sampai setinggi platform itu, yang tengah-tengah kan tidak dapat kesemprot,” ujarnya.
Titiek mendesak Menteri Pertanian mengambil langkah cepat agar stok beras impor bisa segera dimanfaatkan. Meski begitu, ia menilai beras lama itu tidak layak digunakan untuk bantuan pangan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!Melihat Halte Senen Sentral yang Dibakar Saat Demo