Prabowo Panggil Kepala Bappisus, Minta Birokrasi tidak Berbelit Usai Ramai Dirut Agrinas Mundur - Kompas
Prabowo Panggil Kepala Bappisus, Minta Birokrasi tidak Berbelit Usai Ramai Dirut Agrinas Mundur
/data/photo/2025/08/12/689b0caae592b.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto meminta agar birokrasi pemerintahan tidak berbelit-belit.
Hal ini dikatakan Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus) Aris Marsudiyanto usai bertemu Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).
Masalah birokrasi yang berbelit ini menjadi salah satu topik yang dibicarakan Kepala Negara dalam rapat.
"Ya saya diberikan petunjuk pengarahan oleh Pak Presiden bagaimana untuk tetap mengawasi, mengontrol jalannya proses birokrasi. Jangan terlalu berbelit-belit, iya toh. Jadi yang bisa dipangkas, itu supaya semua proses itu cepat dan tepat," kata Aris usai bertemu Prabowo, Selasa.
Ultimatum Prabowo Bikin Ahmad Dhani Beri Standing Aplaus, Soal Apa?
Baca juga: Joao Ungkap Alasan Mundur dari Dirut Agrinas, Singgung Anggaran Nol
Prabowo berpesan, birokrasi perlu dipangkas utamanya jika berkaitan dengan kebutuhan warga.
Misalnya, yang berkaitan dengan dana desa, penyaluran pupuk, Koperasi Desa Merah Putih, makan bergizi gratis, dan lain-lain.
"Macam-macam. Intinya proses birokrasi jangan terlalu berbelit-belit," ucap Aris.
Menyoal PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), Aris menyebut masalah ini turut dibahas.
Diketahui, Direktur Utama Agrinas, Joao Angelo De Sousa Mota, belum lama mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca juga: Dirut Agrinas Joao Mota Mundur Setelah 6 Bulan Menjabat, Bos Danantara Pastikan Layanan Normal
Joao menyebut birokrasi yang rumit dan masalah anggaran menjadi alasan dirinya mengundurkan diri.
"Ya semuanya, semuanya. Itu dari awal Presiden pertama sudah menyampaikan bahwa kita harus perbaiki proses birokrasi kita, sesimpel-simpelnya, sepraktis-praktisnya, tapi tetap semuanya bisa dipertanggungjawabkan dan terukur," jelas Aris.
Lebih lanjut, Aris menyampaikan, pihaknya juga memberikan laporan evaluasi terkait mundurnya Dirut Agrinas kepada Prabowo.
"Oh sudah, sudah. Sudah diberi petunjuk-petunjuk, ya biasa lah namanya pejabat baru iya toh. Proses administrasi belum tentu menguasai ya, saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Rosan segala macam. Ya intinya semuanya kita perbaiki," tandas Aris.
Baca juga: 5 Alasan yang Membuat Joao Mota Mundur dari Dirut PT Agrinas, Salah Satunya Birokrasi Rumit
Dirut PT Agrinas mundur
Sebelumnya diberitakan, kabar mengejutkan datang dari PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), BUMN yang diberi mandat mengurus ketahanan pangan.
Joao Angelo De Sousa Mota, Direktur Utama yang baru enam bulan menjabat sejak Februari 2025, resmi menyatakan mundur.
Pengumuman itu disampaikannya langsung dalam konferensi pers, disertai permintaan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberinya kepercayaan memimpin perusahaan hasil transformasi dari PT Yodya Karya (Persero) ini.
Baca juga: Kepala Bappisus Bantah Joao Mota soal Anggaran Agrinas Nol
Joao Mota tak menutup-nutupi alasan di balik keputusannya.
Ia mengaku malu karena, meski sudah setengah tahun memimpin, belum ada kontribusi langsung yang bisa ia berikan untuk ekonomi negara maupun kesejahteraan petani.
Ia menekankan bahwa hambatan terbesar justru datang dari masalah anggaran yang tak kunjung turun dari pemegang saham, yakni Danantara.
Baca juga: Kepala Bappisus soal Joao Mota Mundur dari Agrinas: Pejabat Baru, Biasa Lah
Menurutnya, tanpa anggaran, rencana kerja yang sudah disiapkan rapi hanya akan menjadi tumpukan kertas.
Bukan hanya soal dana, Joao Mota juga merasa terjebak dalam pusaran birokrasi yang berbelit di lingkungan Danantara.
Tiga kali studi kelayakan atau feasibility study (FS) sudah ia serahkan untuk proyek pangan, namun semuanya mentok tanpa persetujuan.
Baca juga: Tom Lembong Lapor Terkait Proses Audit BPKP, Ombudsman: Ini Baru Pertama Kali...
Baginya, ritme kerja seperti ini bertolak belakang dengan kebiasaannya di perusahaan swasta tempat dirinya berkarier sebelumnya, yang mengutamakan kecepatan dan hasil nyata.
"Keseriusan Presiden dalam mendukung dan menggerakan segala upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan tidak didukung sepenuhnya oleh stakeholder atau orang-orang pembantu-pembantunya," beber Joao Mota.
"Sehingga kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah-langkah nyata yang sudah kami siapkan. Contohnya anggaran sampai hari ini, Agrinas Pangan Nusantara masih nol," tegasnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!