Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured HUT Kemerdekaan RI HUT RI Istimewa Spesial Upacara 17 Agustus Upacara HUT RI

    Rayakan HUT Kemerdekaan, Lakon Mencari Semar dari Teater Koma Hadirkan Pertunjukan Penuh Makna tentang Kearifan Lokal dan Masa Depan - Kompas

    6 min read

     HUT Kemerdekaan RI, 

    Rayakan HUT Kemerdekaan, Lakon Mencari Semar dari Teater Koma Hadirkan Pertunjukan Penuh Makna tentang Kearifan Lokal dan Masa Depan

    JAKARTA, KOMPAS.com – Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tak melulu dengan upacara, perlombaan, atau parade gegap gempita.

    Momen bersejarah itu juga bisa diperingati melalui perenungan nilai-nilai luhur bangsa, misalnya lewat seni pertunjukan yang sarat makna. Salah satu pilihan yang layak disimak adalah pementasan teater Mencari Semar dari Teater Koma.

    Dipentaskan di Ciputra Artpreneur, Jakarta, mulai Rabu (13/8/2025) hingga Minggu (17/8/2025), pertunjukan ini tak sekadar menghibur di momen cuti bersama keluarga, tetapi juga dapat mengajak penonton untuk merenungi kembali nilai-nilai kebangsaan di tengah arus zaman.

    Baca juga: Lomba Melamun di Kotagede, Ruang Jeda di Tengah Hidup Serba Cepat

    Mengusung tema futuristik dan menggali kearifan lokal, Mencari Semar menjadi karya ke-235 Teater Koma.

    Prabowo Peluk-Cium Anak-anak di Karnaval HUT RI, lalu Sapa Warga dari Atas Maung

    Lakon Mencari Semar mengisahkan sebuah peradaban masa depan bernama Kekaisaran Nimacha yang bergantung pada Perintah Utama—semacam sistem atau aturan tunggal. Namun, perintah ini telah berkali-kali ditulis ulang sehingga kehilangan makna dan menyebabkan kekacauan.

    Lima agen dikirim untuk mencari jalan keluar. Mereka menemukan catatan sejarah tentang Kalimasada—jimat sakti yang konon dapat menulis ulang Perintah Utama—dan mendapati bahwa benda itu tersimpan di dalam tubuh Semar.

    Baca juga: Dibimbing Subarkah Hadisarjana, Shahnaz Haque Kenang Masa Magang di Teater Koma

    Seperti diketahui, Semar adalah sang punakawan bijak dari masa lalu. Perburuan pun dimulai dan membawa lima agen ke Ruang Putih, yakni dunia ilusi tempat Semar berada.

    Penulis naskah sekaligus sutradara Mencari Semar Rangga Riantiarno menjelaskan bahwa lakon tersebut mencoba menggambarkan dunia masa depan yang kehilangan arah, lalu mencari kembali kebijaksanaan yang berasal dari masa lampau.

    “Semar bukan sekadar tokoh pewayangan. ia adalah simbol suara rakyat, penjaga keseimbangan, dan cerminan nilai-nilai luhur yang hari ini makin dibutuhkan,” ujar Rangga dalam jumpa pers yang digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Baca juga: Rayakan 75 Tahun, Eileen Rachman Luncurkan Buku Inspiratif “Catatan Seorang Pejalan”

    Penggambaran Semar sebagai simbol suara rakyat dan penjaga keseimbangan itu rupanya juga sejalan dengan semangat peringatan kemerdekaan tahun ini yang mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”

    Melalui tokoh Semar, pementasan tersebut mengajak penonton merenungi pentingnya untuk kembali pada nilai-nilai luhur yang menyatukan bangsa, menjaga kedaulatan dengan kebijaksanaan, serta mewujudkan masa depan yang lebih sejahtera dan manusiawi.

    Cuplikan adegan pertunjukan Mencari Semar dari Teater Koma

    Lihat Foto

    Rangga menambahkan, cerita tersebut juga terasa relevan dengan kondisi saat ini. Di tengah maraknya perbincangan soal kecerdasan buatan (AI), robot, dan otomatisasi, muncul kekhawatiran bahwa manusia perlahan kehilangan sisi kemanusiaannya.

    “Jika manusia berubah menjadi 'robot’ yang kehilangan rasa dan nurani, maka tidak ada lagi figur seperti Semar—atau bahkan suara hati—yang menjadi penuntun dalam mengambil keputusan bijak,” ucapnya.

    Padukan tradisi dan teknologi untuk seni lintas generasi

    Diproduksi bersama Bakti Budaya Djarum Foundation, Mencari Semar menghadirkan pertunjukan lintas disiplin yang memadukan cerita, musik, tari, visual, dan teknologi panggung modern. Semua elemen dikemas dalam pengalaman teatrikal imersif.

    Baca juga: Lewat Lakon Matahari Papua, Teater Koma Pentaskan Naskah Terakhir N Riantiarno di Graha Bhakti Budaya

    Skenografer Deden Bulqini menjelaskan bahwa tata panggung dalam lakon ini dirancang sebagai elemen dramaturgi aktif, bukan sekadar latar.

    “Dengan bantuan teknologi proyeksi, elemen suara, dan tata cahaya yang menyatu, kami menghadirkan dimensi waktu yang tidak statis. Ini sejalan dengan cerita tentang Semar yang terjebak dalam putaran waktu,” ujarnya.

    Panggung futuristik, cahaya dinamis, multimedia, dan visual interaktif menciptakan pengalaman yang membuat penonton seolah ikut terseret dalam ruang dan waktu bersama para tokohnya.

    Baca juga: Telkom Gerakkan 50 Karyawan untuk Pelestarian Lamun di Pulau Pari

    Meski begitu, unsur khas Teater Koma tetap hadir, seperti kostum penuh warna, nyanyian jenaka, serta humor cerdas yang menyentil kondisi sosial masa kini.

    Produser Mencari Semar Ratna Riantiarno juga menekankan bahwa pementasan ini adalah bentuk penghormatan terhadap budaya dan ruang ekspresi yang merdeka.

    “Ini adalah kolaborasi antara imajinasi, kecintaan pada budaya, dan keberanian menghadapi masa depan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai lokal,” ucapnya.

    Baca juga: Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine

    Program Manager Bakti Budaya Djarum Foundation Billy Gamaliel menambahkan bahwa dukungan terhadap seni pertunjukan seperti Teater Koma adalah bagian dari upaya membangun ekosistem budaya yang tangguh dan relevan.

    “Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan Teater Koma yang konsisten menghadirkan karya berkualitas yang merefleksikan kehidupan dan budaya bangsa,” ujarnya.

    Program Manager Bakti Budaya Djarum Foundation Billy Gamaliel, Produser Mencari Semar Ratna Riantiarno, serta penulis naskah sekaligus sutradara Mencari Semar Rangga Riantiarno dalam jumpa pers pertunjukan Mencari Semar dari Teater Koma yang digelar di di Auditorium Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Lihat Foto

    Pementasan Mencari Semar digelar setiap pukul 19.30 WIB. Khusus Sabtu (16/8/2025) dan Minggu (17/8/2025), pertunjukan diadakan dua kali, masing-masing pukul 13.30 dan 19.30 WIB.

    Baca juga: HUT RI ke-80, Pengunjung Bandara Soekarno-Hatta Bisa Lihat Arsitektur Mirip Rumah Adat Wae Rebo

    Tiket sudah tersedia dan dapat dibeli melalui situs resmi Teater Koma ataupun platform pembelian tiket daring dengan harga mulai dari Rp 100.000.

    Di tengah gegap gempita kemajuan teknologi, Mencari Semar hadir sebagai pengingat akan pentingnya mendengar kembali suara hati, memahami akar budaya, dan merawat kebijaksanaan yang diwariskan leluhur.

    Jika kamu mencari cara yang lebih bermakna untuk merayakan momen kemerdekaan RI, Mencari Semar dapat menjadi pilihan ruang yang tepat untuk memulainya.

    Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!
    Komentar
    Additional JS