Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Konflik Rusia Ukraina Rusia Ukraina Zelensky

    Rudal Rusia Tewaskan 16 Warga Ukraina, Zelensky Desak Sekutu Gulingkan Rezim Putin | Sindonews

    4 min read

     Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina, 

    Rudal Rusia Tewaskan 16 Warga Ukraina, Zelensky Desak Sekutu Gulingkan Rezim Putin | Halaman Lengkap

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky desak sekutu Barat-nya wujudkan perubahan rezim di Rusia setelah serangan rudal dan drone Moskow tewaskan 16 warga Ukraina. Foto/ZelenskyyUa

    KYIV 

    - Presiden

     Ukraina 

    Volodymyr Zelensky mendesak sekutu Barat-nya untuk mewujudkan penggulingan rezim Presiden Vladimir Putin di Rusia. Desakan ini disampaikan beberapa jam setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di Kyiv menewaskan 16 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia enam tahun.

    Serangan Rusia pada Rabu malam hingga Kamis dini hari tersebut menghancurkan sebagian blok apartemen sembilan lantai di pinggiran barat Kyiv menjadi puing-puing dan melukai sedikitnya 150 orang di ibu kota.

    Sementara itu, militer Rusia mengeklaim telah merebut Chasiv Yar, sebuah kota di lereng bukit yang strategis dan penting di Ukraina timur, tempat kedua belah pihak telah bertempur sengit selama berbulan-bulan.

    Baca Juga: Perwira AU Ukraina Malah Jadi Mata-mata Rusia, Bocorkan Lokasi Jet Tempur F-16

    Moskow telah meningkatkan serangan udara mematikannya di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, menolak tekanan Amerika Serikat untuk mengakhiri invasi yang telah berlangsung hampir tiga setengah tahun sementara pasukannya terus bergerak maju di medan perang.

    Berbicara secara virtual di sebuah konferensi yang menandai 50 tahun penandatanganan Perjanjian Helsinki era Perang Dingin, Zelensky mengatakan dia yakin Rusia dapat "didorong" untuk menghentikan perang.

    "Tetapi jika dunia tidak ingin mengubah rezim di Rusia, itu berarti bahkan setelah perang berakhir, Moskow akan tetap berusaha mengganggu stabilitas negara-negara tetangga," ujarnya.

    Dari Rabu malam hingga Kamis dini hari, Rusia menembakkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan delapan rudal jelajah ke Ukraina, dengan Kyiv sebagai target utama, kata Angkatan Udara Ukraina.

    Satu rudal merobek sebuah bangunan hunian sembilan lantai di bagian barat ibu kota, merobek fasadnya, kata pihak berwenang.

    Para jurnalis AFP di lokasi kejadian melihat tim penyelamat menyisir gundukan beton pecah yang berasap, dan barang-barang milik warga berserakan di antara puing-puing.

    "Ini mengejutkan. Saya masih belum bisa menemukan arah. Ini sangat menakutkan," kata Valentyna Chestopal, seorang warga Kyiv berusia 28 tahun, kepada AFP, Jumat (1/8/2025).

    Di antara para korban terdapat seorang anak laki-laki berusia enam tahun yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, tulis kepala administrasi militer kota Kyiv, Tymur Tkachenko, di Telegram.

    Zelensky mengatakan Kamis malam bahwa lebih dari 150 orang terluka, termasuk 16 anak-anak dan enam polisi. Dia mengecam skala teror dan kebrutalan yang tak terbayangkan dari serangan Rusia.

    Militer Rusia mengeklaim telah menyerang lapangan terbang militer, gudang amunisi, dan fasilitas produksi drone dengan serangan gabungan yang menggunakan persenjataan dan drone.

    Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ultimatum 10 hari bagi Moskow untuk menghentikan invasinya atau menghadapi sanksi berat.

    Trump pada hari Kamis mengecam tindakan Rusia di Ukraina, mengisyaratkan bahwa sanksi baru terhadap Moskow akan segera diberlakukan.

    "Rusia, menurut saya tindakan mereka menjijikkan. Saya pikir itu menjijikkan," kata Trump kepada para wartawan.

    "Kami akan menjatuhkan sanksi," ujarnya. "Saya tidak tahu apakah sanksi itu mengganggunya," ujarnya, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Perebutan Situs Kunci di Wilayah Timur

    Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah merebut kota Chasiv Yar, pusat militer yang strategis dan penting bagi pasukan Ukraina di wilayah Donetsk timur.

    Zelensky menyebut klaim Moskow sebagai "disinformasi Rusia", dengan mengatakan: "Unit-unit Ukraina mempertahankan posisi kami."

    Analis militer Ukraina Oleksandr Kovalenko mengatakan pasukan Rusia memiliki kendali penuh atas seluruh bagian utara dan timur Chasiv Yar, termasuk distrik-distrik yang paling sulit direbut.

    Namun, dia mengatakan pertempuran di sisi barat masih berlangsung, dengan situasi yang sangat sulit.

    Mengambil alih Chasiv Yar akan menjadi keuntungan militer besar bagi Rusia, yang telah meraih keuntungan teritorial yang stabil selama berbulan-bulan.

    Kota yang dihuni sekitar 12.000 orang sebelum perang dan kini sebagian besar hancur tersebut dapat memungkinkan pasukan Rusia untuk maju ke benteng-benteng sipil yang tersisa di wilayah Donetsk timur.

    Kremlin telah memprioritaskan penaklukan wilayah Donetsk sejak mengeklaim kawasan industri tersebut sebagai bagian dari Rusia pada September 2022.

    Serangan hari Kamis terjadi hanya beberapa jam sebelum anggota Parlemen Ukraina membatalkan rancangan undang-undang (RUU) yang banyak dikritik, yang ditandatangani oleh Zelensky pekan lalu—yang akan mengekang wewenang dua badan antikorupsi.

    Zelensky mengubah kebijakannya setelah RUU tersebut memicu kerusuhan publik terbesar di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022.

    Undang-undang aslinya telah menempatkan Biro Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU) sebagai Kantor Kejaksaan Khusus Anti-Korupsi (SAPO) berada di bawah wewenang langsung jaksa agung, yang ditunjuk oleh presiden.

    Para kritikus turun ke jalan untuk memprotes, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut akan memfasilitasi campur tangan presiden dalam penyelidikan korupsi.

    Uni Eropa mengatakan RUU tersebut dapat menggagalkan reformasi antikorupsi yang merupakan kunci untuk bergabung dengan blok tersebut.

    (mas)

    Komentar
    Additional JS