Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Soryu Class Diincar Jakarta, Kapal Selam Bekas Terbesar Negeri Sakura Bikin Jepang Bingung Cari Cara Ekspor ke Indonesia - Zona Jakarta

    8 min read

     

    Soryu Class Diincar Jakarta, Kapal Selam Bekas Terbesar Negeri Sakura Bikin Jepang Bingung Cari Cara Ekspor ke Indonesia - Zona Jakarta

    ZONAJAKARTA.COM- Indonesia yang tengah mencari kapal selam interim selama masa pembangungan Scorpene Evolved dengan Naval Group Prancis, berpeluang mendapatkan Soryu Class bekas Jepang.

    Peluang Indonesia memiliki kapal sleam Soryu Class makin terbuka lebar kala, Duta Besar Indonesia untuk Tokyo mengungkap pembicaraan mengenai potensi pengembangan dan produksi bersama fregat canggih untuk Angkatan Laut Indonesia terus berlanjut di tingkat pemerintahan tertinggi.

    Dikutip Zonajakarta.com dari The Japan Times edisi 21 April 2025, Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani membahas masalah tersebut dalam kunjungan terpisah ke Jakarta awal tahun ini, topik tersebut juga akan menjadi agenda utama ketika perwira tinggi berseragam Pasukan Bela Diri, Kepala Staf Yoshihide Yoshida, mengunjungi Indonesia akhir bulan ini.

    Upaya untuk mendapatkan dan memproduksi bersama varian khusus fregat kelas Mogami Jepang dikatakan tetap menjadi prioritas pemerintahan Presiden Indonesia Prabowo Subianto, kata Akhmadi.

    Apalagi Prabowo Subianto disebut sudah menunjukkan minat pembangunan kapal perang dengan Jepang sejak 2021 lalu.

    "Proposal proyek Tokyo, yang dilaporkan bernilai 300 miliar yen , akan melibatkan pembangunan empat fregat di Jepang, dengan jumlah yang sama akan dibangun di negara Asia Tenggara tersebut oleh galangan kapal milik negara PT PAL untuk memenuhi kebutuhan angkatan laut," jelas media Jepang itu.

    Baca Juga:

    Akhmadi menunjuk pada momentum yang semakin berkembang dalam negosiasi di bawah Prabowo, terutama karena Jepang telah melonggarkan kontrol ekspor pertahanan yang ketat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian untuk memungkinkan penjualan potensial fregat Mogami yang dimodifikasi dan ditingkatkan ke Australia.

    "Duta Besar mengatakan aspek penting lain dari negosiasi tersebut berkisar pada transfer teknologi pertahanan.

    Jakarta tidak hanya tertarik untuk mengembangkan dan memproduksi kapal secara bersama-sama, tetapi juga untuk mendapatkan akses ke teknologi Jepang yang digunakan dalam beberapa sistem pada kapal kelas Mogami, yang termasuk yang paling canggih di Angkatan Bela Diri Maritim," jelas media Jepang itu.

    "Akhmadi mengatakan bahwa energi dan keamanan maritim menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam pertemuan Prabowo dengan Ishiba pada bulan Januari lalu.

    Hal ini, imbuhnya, juga mengarah pada pembicaraan mengenai potensi pertukaran lainnya, termasuk kemungkinan Tokyo menyediakan kapal selam kelas Soryu yang sudah dinonaktifkan untuk Jakarta," jelas Japan Times.

    Dikutip Zonajakarta.com dari Grand Fleet Info edisi 21 April 2025, Duta Besar Indonesia untuk Jepang, yang menanggapi wawancara dengan The Japan Times, mengungkapkan bahwa "pembahasan sedang berlangsung dengan Jepang mengenai pengembangan dan pembangunan fregat bersama," dan bahwa "topik ini juga dibahas selama kunjungan Perdana Menteri Ishiba dan Menteri Pertahanan Nakatani".

    Baca Juga:

    Ia juga mengungkapkan, dalam pertemuan Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri Ishiba juga dibahas kemungkinan penyediaan kapal selam Soryu yang sudah dinonaktifkan.

    "Duta Besar Heri Ahmadi mengatakan, ‘Upaya ini semakin menguat di bawah pemerintahan Prabowo.

    Salah satu aspek utama dari negosiasi ini adalah transfer teknologi.

    Kami tertarik untuk mengakses teknologi yang digunakan pada kapal perusak kelas Mogami.

    Dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Ishiba, dibahas pula kemungkinan untuk menyediakan kapal selam kelas Soryu yang telah dinonaktifkan bagi Indonesia'," jelas media Jepang itu.

    Tapi Indonesia tak sendirian.

    National Security Journal edisi 31 Juli 2025, enam negara dilaporkan mendekati Jepang demi mendapatkan kapal selam Soryu Class bekas.

    "Kelas Sōryū adalah kapal selam yang sangat baik.

    Jepang telah didekati oleh India, Maroko, Norwegia, Belanda, Taiwan, dan Indonesia untuk membeli kapal selam ini.

    Meskipun kapal selam tertua di kelasnya baru beroperasi sejak tahun 2009, Angkatan Laut Jepang telah mulai memproduksi penggantinya , kapal selam kelas Taigei," tulis situs berbahasa Inggris itu seperti dikutip Zonajakarta.com.

    Kelas Soryu adalah kelas kapal selam serang diesel-listrik yang dioperasikan oleh Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.

    Wajar jika jadi rebutan Indonesia dan banyak negara, Kapal selam Soryu Class ini dikenal karena sistem propulsi independen udara (AIP) dan bobot benaman yang besar.

    Baca Juga:

    Kawasaki mengembangkan kapal selam kelas Soryu sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan Jepang untuk mempertahankan armada kapal selam yang sangat mumpuni, modern, dan memiliki kemampuan siluman.

    Halaman:

    Kapal selam ini dinamai naga mistis alias Soryu atau dalam ejaan jepang dikenal dengan Sōryū, yang melambangkan kekuatan dan mistik, sesuai dengan perannya dalam peperangan laut.

    Nama ini juga merupakan nama kapal induk Jepang dalam Perang Dunia II yang ikut serta dalam pengeboman Pearl Harbor.

    Kapal selam ini kemudian tenggelam dalam Pertempuran Midway.

    Kelas ini dirancang untuk menjalankan berbagai peran, termasuk peperangan anti-kapal selam (ASW), peperangan anti-permukaan (ASuW), dan misi pengumpulan intelijen, selain pencegahan strategis.

    Sembilan perwira dan 56 pelaut tamtama mengawaki kapal kelas Soryu.

    Baca Juga:

    Terdapat 12 kapal selam kelas ini; yang tertua diresmikan pada tahun 2009.

    Dengan bobot terendam 4.200 ton, 12 kapal selam kelas Soryu merupakan kapal selam terbesar yang dibangun oleh Jepang pascaperang.

    Masing-masing memiliki panjang 275 kaki dan lebar hampir 29 kaki, dengan draft 27 kaki.

    Kapal selam ini memiliki jangkauan 6.100 mil laut dan dilaporkan dapat menyelam hingga kedalaman 2.132 kaki.

    Kelas Soryu dilengkapi kemudi berbentuk X untuk meningkatkan kemampuan manuver saat mendekati dasar laut.

    Hal ini memaksimalkan ruang manuver kapal selam di perairan dangkal dan pesisir, terutama selat-selat di dalam dan sekitar Jepang yang menandai rute invasi utama.

    Baca Juga:

    Kapal selam ini dipersenjatai dengan 6 tabung torpedo HU-606 21 inci (533mm) dengan campuran 30 torpedo Tipe 89 dan rudal antikapal UGM-84 Harpoon SSM.

    Soryu Class Diincar Jakarta, Kapal Selam Bekas Terbesar Negeri Sakura Bikin Jepang Bingung Cari Cara Ekspor ke Indonesia

    Walau menjadi armada bekas, namun kapal selam Soryu Class rupanya masih membuat Jepang kebingungan untuk melakukan ekspornya ke Indonesia.

    Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Japan Times edisi 17 Agustus 2025, media Jepang itu melaporkan Jakarta sedang mempertimbangkan mengakuisisi kapal selam kelas Soryu.

    "Jakarta, yang juga telah menyatakan minatnya pada Mogami yang ditingkatkan, diketahui juga sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi kapal selam kelas Soryu yang telah dinonaktifkan.

    Akan tetapi, masih belum jelas bagaimana Jepang akan dapat mengekspor seluruh platform militer bekas berdasarkan peraturan ekspor senjata yang ketat, yang secara formal dikenal sebagai Tiga Prinsip tentang Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan, atau apakah revisi lebih lanjut terhadap peraturan tersebut diperlukan," lapor The Japan Times.

    Ekspor kapal selam bekas ke Indonesia ini dinilai jauh lebih susah lantaran peraturan senjata yang ketat.

    Baca Juga:

    Berbeda dengan minat Australia terhadap Fregat Mogami kapal baru yang akan dibangun oleh Jepang.

    "Pengalihan Mogami yang telah ditingkatkan hanya dimungkinkan berdasarkan pedoman saat ini karena termasuk dalam kategori 'pengembangan dan produksi bersama', yang biasanya diperuntukkan bagi peralatan baru.

    Hal ini masih memerlukan persetujuan Dewan Keamanan Nasional dan ditentukan berdasarkan kasus per kasus.

    Namun, dipilihnya MHI oleh Australia tidak berarti prosesnya sudah berakhir," tulis The Japan Times.

    ***

    Komentar
    Additional JS