20.000 Tentara Israel Terluka Akibat Perang Gaza, 56 Persennya Mengalami Gangguan Jiwa - Sindo
2 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
20.000 Tentara Israel Terluka Akibat Perang Gaza, 56 Persennya Mengalami Gangguan Jiwa
Lebih dari 20.000 tentara Israel terluka akibat perang Gaza. Foto/X
TEL AVIV - Sebuah laporan resmi menunjukkan bahwa lebih dari 20.000 tentara Israel terluka, baik fisik dan mental. Parahnya, jumlah kasus bunuh diri di antara tentara Israel di tengah perang genosida di Jalur Gaza terus meningkat.
Departemen Rehabilitasi Kementerian Perang Israel mengamati lebih dari 20.000 anggota pasukan Israel yang terluka sejak 7 Oktober 2023, dengan korban kesehatan mental mencapai 56 persen dari kasus dan kasus bunuh diri mencapai 18 pada tahun 2025 saja.
Data yang dipublikasikan oleh Departemen mengungkapkan bahwa separuh dari pasukan Israel yang terluka berusia di bawah 30 tahun, 92 persen adalah laki-laki, dan 64 persen adalah anggota cadangan.
Sekitar 45 persen pasien mengalami cedera fisik, sementara 56 persen mengalami masalah psikologis.
Anggaran Departemen telah meningkat 53 persen selama dua tahun terakhir menjadi USD2,49 miliar, dengan USD1,2 miliar dialokasikan untuk perawatan kesehatan mental.
Departemen memperkirakan akan merawat 100.000 tentara Israel yang terluka pada tahun 2028, termasuk 50.000 korban psikologis, menurut laporan resmi.
Departemen mengeluhkan kekurangan staf yang parah, dengan hanya satu petugas rehabilitasi untuk setiap 750 pasien.
Sembilan persen korban Israel diklasifikasikan sebagai luka sedang hingga berat, dengan 56 tentara Israel dikategorikan mengalami luka paling parah, dengan tingkat disabilitas lebih dari 100 persen.
Dua puluh empat korban luka mengalami disabilitas 100 persen, 168 mengalami cedera kepala kompleks yang membutuhkan pengawasan ketat, 16 orang menggunakan kursi roda, dan 99 orang diamputasi yang telah dipasangi prostetik canggih.
Departemen tersebut melaporkan menerima rata-rata 1.000 korban baru setiap bulan dari perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Sementara itu, jumlah kasus bunuh diri di antara pasukan Israel telah meningkat secara signifikan sejak serangan untuk menduduki Kota Gaza dimulai bulan lalu.
Melansir Press TV, enam pasukan Israel di Brigade Givati dijatuhi hukuman penjara karena menolak kembali ke Gaza meskipun telah memberi tahu para komandan tentang kondisi psikologis mereka yang buruk, lapor media Israel.
Tiga di antaranya dijatuhi hukuman penjara 10 hari karena pembangkangan, dua menerima hukuman percobaan, dan satu orang menunggu proses pengadilan militer.
Gerakan perlawanan Palestina dari sayap bersenjata Jihad Islam mengumumkan telah menewaskan atau melukai setidaknya 40 pasukan Israel dalam sebuah penyergapan kompleks.
BacaJuga: 4 NepoKids yang Picu Protes di Nepal, dari Penyanyi hingga Mantan Miss Nepal
Hayom melaporkan bahwa Menteri Perang Israel, Israel Katz, dan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, telah bersama-sama membentuk sebuah komite untuk merawat pasukan yang terluka yang membutuhkan rehabilitasi.
Pada bulan Juni saja, lebih dari 6.000 pasukan Israel mencari dukungan psikologis dari Layanan Pertolongan Pertama Emosional Israel (ERAN), lapor organisasi tersebut.
Haaretz melaporkan pasukan Israel mencatat 11 kasus bunuh diri pada tahun 2021, 14 kasus pada tahun 2022, 17 kasus pada tahun 2023, dan 21 kasus pada tahun 2024, dengan 12 di antaranya merupakan anggota cadangan.
Pada bulan Juli 2025 saja, pasukan Israel menyaksikan tujuh kasus bunuh diri, menurut media Israel tersebut.
Departemen Rehabilitasi Kementerian Perang Israel mengamati lebih dari 20.000 anggota pasukan Israel yang terluka sejak 7 Oktober 2023, dengan korban kesehatan mental mencapai 56 persen dari kasus dan kasus bunuh diri mencapai 18 pada tahun 2025 saja.
Data yang dipublikasikan oleh Departemen mengungkapkan bahwa separuh dari pasukan Israel yang terluka berusia di bawah 30 tahun, 92 persen adalah laki-laki, dan 64 persen adalah anggota cadangan.
Sekitar 45 persen pasien mengalami cedera fisik, sementara 56 persen mengalami masalah psikologis.
Anggaran Departemen telah meningkat 53 persen selama dua tahun terakhir menjadi USD2,49 miliar, dengan USD1,2 miliar dialokasikan untuk perawatan kesehatan mental.
Departemen memperkirakan akan merawat 100.000 tentara Israel yang terluka pada tahun 2028, termasuk 50.000 korban psikologis, menurut laporan resmi.
Departemen mengeluhkan kekurangan staf yang parah, dengan hanya satu petugas rehabilitasi untuk setiap 750 pasien.
Sembilan persen korban Israel diklasifikasikan sebagai luka sedang hingga berat, dengan 56 tentara Israel dikategorikan mengalami luka paling parah, dengan tingkat disabilitas lebih dari 100 persen.
Dua puluh empat korban luka mengalami disabilitas 100 persen, 168 mengalami cedera kepala kompleks yang membutuhkan pengawasan ketat, 16 orang menggunakan kursi roda, dan 99 orang diamputasi yang telah dipasangi prostetik canggih.
Departemen tersebut melaporkan menerima rata-rata 1.000 korban baru setiap bulan dari perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Sementara itu, jumlah kasus bunuh diri di antara pasukan Israel telah meningkat secara signifikan sejak serangan untuk menduduki Kota Gaza dimulai bulan lalu.
Melansir Press TV, enam pasukan Israel di Brigade Givati dijatuhi hukuman penjara karena menolak kembali ke Gaza meskipun telah memberi tahu para komandan tentang kondisi psikologis mereka yang buruk, lapor media Israel.
Tiga di antaranya dijatuhi hukuman penjara 10 hari karena pembangkangan, dua menerima hukuman percobaan, dan satu orang menunggu proses pengadilan militer.
Gerakan perlawanan Palestina dari sayap bersenjata Jihad Islam mengumumkan telah menewaskan atau melukai setidaknya 40 pasukan Israel dalam sebuah penyergapan kompleks.
BacaJuga: 4 NepoKids yang Picu Protes di Nepal, dari Penyanyi hingga Mantan Miss Nepal
Hayom melaporkan bahwa Menteri Perang Israel, Israel Katz, dan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, telah bersama-sama membentuk sebuah komite untuk merawat pasukan yang terluka yang membutuhkan rehabilitasi.
Pada bulan Juni saja, lebih dari 6.000 pasukan Israel mencari dukungan psikologis dari Layanan Pertolongan Pertama Emosional Israel (ERAN), lapor organisasi tersebut.
Haaretz melaporkan pasukan Israel mencatat 11 kasus bunuh diri pada tahun 2021, 14 kasus pada tahun 2022, 17 kasus pada tahun 2023, dan 21 kasus pada tahun 2024, dengan 12 di antaranya merupakan anggota cadangan.
Pada bulan Juli 2025 saja, pasukan Israel menyaksikan tujuh kasus bunuh diri, menurut media Israel tersebut.
(ahm)