7 Fakta Kematian Mahasiswa Unnes Iko Juliant : Sempat Mengigau Jangan Dipukul, Polisi Sebut Kecelakaan, - Kompas
7 Fakta Kematian Mahasiswa Unnes Iko Juliant : Sempat Mengigau Jangan Dipukul, Polisi Sebut Kecelakaan
KOMPAS.com - Kematian mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) Iko Juliant Junior menyisakan tanda tanya.
Mahasiswa Fakultas Hukum Unnes tersebut dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi, Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (31/8/2025).
Polisi menyebut bahwa Iko meninggal usai mengalami kecelakaan lalu lintas, namun keterangan aparat diragukan usai ditemukan sejumlah luka tidak wajar di tubuh korban.
“Masih kami dalami,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang Iptu Novita Candra dikutip dari TribunJateng, Senin (1/9/2025).
Direktur Lokataru Ditangkap, Ini Profil Delpedro Marhaen?
Berikut sejumlah fakta kematian mahasiswa Unnes Iko Juliant meninggal.
Baca juga: Kronologi Mahasiswa Amikom Tewas Saat Demo di Depan Polda DIY
1. Iko Juliant disebut meninggal di Jalan Dr Cipto
Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan (STP) Satlantas Polrestabes Semarang, Iko meninggal usai mengalami kecelakaan di Jalan Dr Cipto pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 02.30 WIB.
STP Satlantas Polrestabes Semarang juga menyebutkan, motor yang digunakan Iko ketika kecelakaan sudah disita polisi.
Setelah diantar ke RS Kariadi, Iko dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.
Namun, pihak keluarga baru mendapat informasi bahwa Iko mengalami kecelakaan ketika di rumah sakit.
Baca juga: 7 Fakta Demo Mahasiswa 29 Agustus, Imbas Ojol Dilindas Rantis Brimob
2. Iko Juliant diantar Brimob ke RS Kariadi pukul 11.00 WIB
Menurut pengakuan anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni FH Unnes Naufal Sebastian, Iko diantar dalam keadaan kritis oleh Brimob ke RS Kariadi.
Namun, hal tersebut dinilai janggal karena Iko diantar ke rumah sakit sekitar pukul 11.00 WIB padahal korban disebut mengalami kecelakaan pukul 02.30 WIB.
Itu artinya, ada rentang hampir sepuluh jam dari waktu kecelakaan hingga korban tiba di RS Kariadi.
Baca juga: Prabowo Minta Anggota Polisi yang Terluka akibat Demo Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa, Apa Itu?
3. Iko Juliant sempat pamit pergi ke Polda Jateng
Naufal menjelaskan, Iko sempat berpamitan ke ibunya untuk pergi ke kampus pada Sabtu (30/8/2025) sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor seorang diri.
Korban pergi ke kampus mengenakan baju PDH DPM dengan membawa tas ransel berwarna biru berisi jas almamater.
Setelah itu, korban pulang ke rumah sekitar pukul 23.00 WIB lalu dijemput oleh temannya untuk berangkat ke Jalan Pahlawan.
Iko sempat memberi kabar ke temannya yang lain melalui WhatsApp bahwa korban akan pergi ke Polda Jateng.
Tujuan korban bertolak ke Polda Jateng untuk membebaskan teman-temannya yang ditahan oleh polisi.
Usai Iko pergi ke Polda Jateng pihak keluarga tidak lagi menerima kabar hingga korban dilarikan ke RS Kariadi.
Baca juga: 11 Tuntutan BEM SI yang Berencana Gelar Demo 2 September 2025
4. Iko Juliant mengigau “jangan pukuli saya lagi”
Berdasarkan pengakuan Naufal, Iko mengalami kerusakan di bagian limpa dan pendarahan hebat usai diperiksa dokter di RS Kariadi.
Dokter kemudian menyarankan untuk dilakukan operasi terhadap Iko. Hal ini disetujui oleh ibu korban.
Setelah menjalani operasi, Iko didampingi oleh ibunya. Namun, korban sempat mengigau dengan perkataan, "Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi".
“Iko mengucapkan kalimat yang sama hingga 3 kali. Sambil memegangi tangan anaknya, Ibu Iko berbisik lirih agar memaafkan," ungkap Naufal.
Baca juga: Ramai soal 17+8 Tuntutan Rakyat Dibagikan Para Influencer di Tengah Situasi Demo, Apa Isinya?
5. Terdapat luka di bagian kepala dan bibir
Naufal menerangkan, terdapat luka sobek di bagian bibir dan kepala sebelum jenazah Iko dimakamkan.
Namun, pihaknya belum mengetahui luka lain karena jenazah Iko sudah dikebumikan pada Senin (1/9/2025).
Naufal menambahkan, setelah Iko meninggal, tas ransel dan handphone milik korban tidak diketahui keberadaannya.
Pihak keluarga hanya menerima baju PDH PDM dalam kondisi robek setelah Iko meninggal.
Baca juga: Kronologi Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Korban Sempat Antar Makanan
6. Saksi mengalami trauma
Naufal menyampaikan, BPH IKA Unnes akan mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap penyebab kematian Iko.
Namun, ada rekan korban yang belum bisa dimintai keterangan karena mengalami trauma.
BPH IKA Unnes lalu menyerahkan keputusan kepada keluarga Iko apakah akan melaporkan kejadian ini atau tidak.
“Kami hanya berupaya mengungkap fakta,” ujar Naufal dikutip dari TribunJateng, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Informasi Demo Hari Ini di Sejumlah Daerah Indonesia: Titik Lokasi dan Tuntutannya
7. Unnes akan beri bantuan
Sementara itu, Rektor Unnes S Martono menyampaikan, pihaknya masih berpegang kepada keterangan polisi bahwa Iko meninggal usai mengalami kecelakaan.
Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan bahwa pihak kampus memberi bantuan, termasuk hukum apabila keluarga sudah mengadukan kematian Iko secara resmi.
“Laporan pertama memang kecelakaan. Tapi kemudian isu berkembang, ada yang menyebut almarhum sempat mengigau, ‘Jangan dipukul’,” ujar Martono di FK Unnes, Semarang dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
“Kalau keluarga menyampaikan ada ketidakwajaran, kita ikut membantu,” tambahnya.
Baca juga: Minta Polisi Tahan Diri Saat Kawal Demo, YLBHI: Hadapilah Rakyat dengan Humanis
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini