Ahli Gizi: Makanan Rumahan Hanya Aman di Suhu Ruang Maksimal 4 Jam - SINDOnews
2 min read
Ahli Gizi: Makanan Rumahan Hanya Aman di Suhu Ruang Maksimal 4 Jam
Kamis, 25 September 2025 - 06:00 WIB
A
A
A
JAKARTA - Makanan yang sudah matang sebaiknya tidak ditinggalkan terlalu lama pada suhu ruang. Hal ini disampaikan oleh Reisi Nurdiani, dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University , terkait keamanan pangan di rumah tangga.
Menurut Reisi, makanan matang yang berada di suhu ruang 25–30°C hanya aman dikonsumsi dalam kurun waktu 2–4 jam. Namun, jika suhu ruangan mencapai lebih dari 32°C, waktu aman tersebut berkurang drastis menjadi hanya sekitar 1 jam.
“Setelah melewati batas waktu itu, risiko pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Staphylococcus aureus, E. coli, hingga Salmonella akan meningkat drastis,” jelasnya, merujuk pada pedoman United States Department of Agriculture (USDA) dan World Health Organization (WHO), dalam siaran pers, Kamis (24/9/2025).
Baca juga: Jangan Asal Panaskan! Pakar IPB Ungkap Jenis Makanan yang Bisa Picu Keracunan
Untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, Reisi menganjurkan agar makanan segera didinginkan setelah dimasak jika tidak langsung disantap. Penyimpanan dianjurkan pada suhu lemari es maksimal 5°C.
Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan holding time, yakni lama makanan berada pada suhu tertentu sebelum dikonsumsi kembali. “Bakteri penyebab penyakit berkembang pesat pada rentang suhu 5°C hingga 60°C. Karena itu, makanan yang hendak disimpan semalaman sebaiknya segera masuk ke lemari pendingin, lalu dipanaskan kembali hingga mencapai suhu internal minimal 74°C sebelum dimakan,” ujarnya.
Baca juga: Daftar Makanan yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, dari Bawang hingga Pisang
Reisi menegaskan, membiarkan makanan di suhu ruang semalaman sangat berbahaya meskipun sudah dipanaskan kembali. Hal ini karena bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus mampu menghasilkan toksin tahan panas yang tidak hilang hanya dengan pemanasan.
Selain itu, ia mengimbau agar pemanasan ulang makanan tidak dilakukan berulang kali. Pemanasan yang tidak tepat justru dapat menurunkan kandungan gizi dan meningkatkan risiko kontaminasi.
Dari sisi penggunaan bumbu, Reisi menyebutkan bahwa rempah seperti kunyit, bawang, dan cabai memang memiliki senyawa antimikroba yang bisa sedikit memperpanjang masa simpan makanan. Namun, bahan pangan segar seperti daging dan sayuran tetap mudah rusak bila dibiarkan di suhu ruang.
Bagi pekerja yang terbiasa membawa bekal, ia menyarankan menu praktis yang lebih tahan lama, misalnya ayam goreng, tempe orek, ayam kecap, serta nasi dengan lauk kering. Ia menekankan pentingnya menyimpan sayur berkuah secara terpisah, menggunakan wadah kedap udara yang aman untuk makanan, atau cooling bag bila memungkinkan.
“Bekal sebaiknya terdiri atas karbohidrat, protein hewani maupun nabati, serta dilengkapi sayur dan buah. Komposisi gizi yang seimbang harus berasal dari beragam bahan pangan sesuai kebutuhan tubuh. Jangan lupa, pastikan wadah bersih dan aman agar kualitas gizi tetap terjaga hingga jam makan siang,” pungkasnya.
Menurut Reisi, makanan matang yang berada di suhu ruang 25–30°C hanya aman dikonsumsi dalam kurun waktu 2–4 jam. Namun, jika suhu ruangan mencapai lebih dari 32°C, waktu aman tersebut berkurang drastis menjadi hanya sekitar 1 jam.
“Setelah melewati batas waktu itu, risiko pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Staphylococcus aureus, E. coli, hingga Salmonella akan meningkat drastis,” jelasnya, merujuk pada pedoman United States Department of Agriculture (USDA) dan World Health Organization (WHO), dalam siaran pers, Kamis (24/9/2025).
Baca juga: Jangan Asal Panaskan! Pakar IPB Ungkap Jenis Makanan yang Bisa Picu Keracunan
Untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, Reisi menganjurkan agar makanan segera didinginkan setelah dimasak jika tidak langsung disantap. Penyimpanan dianjurkan pada suhu lemari es maksimal 5°C.
Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan holding time, yakni lama makanan berada pada suhu tertentu sebelum dikonsumsi kembali. “Bakteri penyebab penyakit berkembang pesat pada rentang suhu 5°C hingga 60°C. Karena itu, makanan yang hendak disimpan semalaman sebaiknya segera masuk ke lemari pendingin, lalu dipanaskan kembali hingga mencapai suhu internal minimal 74°C sebelum dimakan,” ujarnya.
Baca juga: Daftar Makanan yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, dari Bawang hingga Pisang
Reisi menegaskan, membiarkan makanan di suhu ruang semalaman sangat berbahaya meskipun sudah dipanaskan kembali. Hal ini karena bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus mampu menghasilkan toksin tahan panas yang tidak hilang hanya dengan pemanasan.
Selain itu, ia mengimbau agar pemanasan ulang makanan tidak dilakukan berulang kali. Pemanasan yang tidak tepat justru dapat menurunkan kandungan gizi dan meningkatkan risiko kontaminasi.
Dari sisi penggunaan bumbu, Reisi menyebutkan bahwa rempah seperti kunyit, bawang, dan cabai memang memiliki senyawa antimikroba yang bisa sedikit memperpanjang masa simpan makanan. Namun, bahan pangan segar seperti daging dan sayuran tetap mudah rusak bila dibiarkan di suhu ruang.
Bagi pekerja yang terbiasa membawa bekal, ia menyarankan menu praktis yang lebih tahan lama, misalnya ayam goreng, tempe orek, ayam kecap, serta nasi dengan lauk kering. Ia menekankan pentingnya menyimpan sayur berkuah secara terpisah, menggunakan wadah kedap udara yang aman untuk makanan, atau cooling bag bila memungkinkan.
“Bekal sebaiknya terdiri atas karbohidrat, protein hewani maupun nabati, serta dilengkapi sayur dan buah. Komposisi gizi yang seimbang harus berasal dari beragam bahan pangan sesuai kebutuhan tubuh. Jangan lupa, pastikan wadah bersih dan aman agar kualitas gizi tetap terjaga hingga jam makan siang,” pungkasnya.
(nnz)