Aksi Damai AMPB di Pemalang, Tuntut Perbaikan Jalan dan Penanganan Banjir Rob - SUARA INDONESIA
Aksi Damai AMPB di Pemalang, Tuntut Perbaikan Jalan dan Penanganan Banjir Rob - SUARA INDONESIA
Petugas kepolisian dan pendemo saling berpelukan sambil memberikan bunga dan air mineral dalam aksi massa di depan kantor Bupati Pemalang. (Foto: Ragil/Suara Indonesia)
SUARA INDONESIA, PEMALANG - Aksi demonstrasi yang digelar Aliansi Masyarakat Pemalang Bersatu (AMPB) berlangsung damai di depan pintu gerbang Kantor Bupati Pemalang, Kamis (4/9/2025). Ratusan aparat gabungan dari TNI-Polri bersama sejumlah organisasi masyarakat berjaga di sekitar pendopo untuk mengamankan jalannya aksi.
Massa aksi memilih duduk melingkar bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pemalang guna menyampaikan aspirasi. Setidaknya ada 10 tuntutan yang diajukan, dua di antaranya terkait jalan rusak dan penanganan banjir rob.
Baca Juga
- Dari Poster hingga Tanda Tangan, Warga Petuguran Banjarnegara Paksa Sekdes Mundur dari Jabatan
- Aksi Damai AMPB di Pemalang, Tuntut Perbaikan Jalan dan Penanganan Banjir Rob
- Retribusi Parkir di Jember Kembali Berlaku, Isu Perpanjangan Gratis Dipastikan Hoaks
- Dandim 0817 Gresik Ajak Ulama dan Umara Sinergi Jaga Stabilitas Bangsa
- Ratusan Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Diare Massal, Diduga Akibat Konsumsi Makanan MBG
Upaya AMPB mengajak masyarakat luas ikut serta melalui media sosial ternyata tak berjalan maksimal setelah aparat lebih dahulu bersiaga. Padahal, AMPB telah membuka donasi hingga ratusan dus air mineral terkumpul di sekretariatnya di kompleks Alun-Alun Pemalang.
Koordinator aksi, Eky Dirgantara, menegaskan pihaknya menuntut percepatan pembangunan Jalan Wisnu-Watukumpul yang rusak parah akibat longsor, serta penanganan banjir rob di wilayah pesisir Desa Blendung, Kecamatan Ulujami.
“Kami mempertanyakan praktik pungli sekaligus menuntut perbaikan infrastruktur, khususnya Jalan Wisnu–Watukumpul. Kami memberi tenggat hingga Desember 2025,” ujar Eky.
Ia menegaskan, jika hingga batas waktu tersebut pemerintah daerah tak merespons, pihaknya akan kembali menggelar aksi dengan massa lebih besar pada Januari 2026.
Dalam aksinya, massa membawa patung raksasa berbentuk manusia berkepala tikus yang menenteng tas bertuliskan “Hasil Pungli”. Mereka juga menyiapkan pengeras suara dengan sistem “horeg” untuk berorasi.
Perwakilan massa diterima langsung oleh Bupati Pemalang Anom Widiyantoro, Wakil Bupati Nurkholes, Kapolres Pemalang, Dandim 0711 Pemalang, dan pimpinan DPRD Kabupaten Pemalang. Mereka duduk melingkar secara bergantian menyampaikan tuntutan.
Dandim 0711 Pemalang, Letkol Inf. Mohammad Arif, mengingatkan pentingnya menjaga keamanan selama aksi.
“Kami berharap semua pulang dengan tertib sebagaimana kesepakatan pada poin 11 terkait kondisi keamanan dan ketertiban dalam menyuarakan aspirasi,” tegas Arif.
Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah titik jalan strategis, seperti batas kota wilayah selatan Pemalang, Jalan Jenderal Sudirman Timur, hingga perbatasan Pemalang-Tegal dijaga ketat aparat. Polisi lengkap dengan perlengkapan pengurai massa, mobil water cannon, dan barakuda juga disiagakan di area pendopo kantor bupati. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Ragil Surono |
| Editor | : Mahrus Sholih |