Indonesia dan Turki Saling Berbagi Wawasan Ekosistem Industri Halal - Liputan6
Dunia Internasional
Indonesia dan Turki Saling Berbagi Wawasan Ekosistem Industri Halal
Kolaborasi pemerintah, swasta, dan akademisi baik secara nasional maupun lintas negara menjadi salah satu kunci dalam proses pengembangan jaminan produk halal di Indonesia.
Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Turki saling berbagi wawasan, pemahaman, kolaborasi dan jejaring internasional untuk memperkuat ekosistem halal di dalam negeri. Ini tertuang dalam program Indonesia-Middle East and North Africa (MENA) Expert Exchange 2025.
Program ini dilakukan melalui pengiriman sejumlah akademisi ke Turki sebagai delegasi pada 7 – 13 September 2025. Melalui program hasil kolaborasi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Danone Indonesia, delegasi berkesempatan berdialog dan berbagi best practice terkait industri halal melalui kunjungan ke beberapa lokasi.
Lokasi antara lain Halal Accreditation Agency (HAK) Ankara, Lokman Hekim University (LHU), Kedutaan Besar Indonesia di Ankara, Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC) - badan standarisasi internasional negara-negara Islam, salah satu lembaga sertifikasi halal di Turki GIMDES, dan fasilitas operasional Danone di negara tersebut.
“Dengan keterlibatan langsung bersama lembaga-lembaga terkemuka Turki, delegasi UNU Yogyakarta mendapatkan wawasan yang berguna untuk memperkaya ekosistem halal Indonesia. Agenda ini juga memperluas jaringan internasional dengan lembaga halal terkemuka di Turki, baik dari sisi akreditasi, sertifikasi, dan riset," ujar Direktur Halal Center UNU Yogyakarta sekaligus Wakil Dekan Fakultas Industri Halal UNU Yogyakarta, Listiana Hidayati, Selasa (23/9/2025).
Pada kesempatan yang sama Direktur Kemitraan & Kerja Sama BPJPH RI, Dr. Fertiana Santy mengatakan kolaborasi pemerintah, swasta, dan akademisi baik secara nasional maupun lintas negara menjadi salah satu kunci dalam proses pengembangan jaminan produk halal di Indonesia.
"Program kolaborasi Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 menjadi salah satu langkah strategis yang bisa kita lakukan untuk mendukung pelaksanaan jaminan produk halal kedepannya," jelas dia.
Pada kesempatan ini BPJPH RI juga melakukan Penandatangan Recognition Agreement (RA) dengan GIMDES sebagai tindak lanjut dari telah diberikannya sertifikat akreditasi Lembaga Halal Luar Negeri kepada GIMDES sebagai salah satu lembaga sertifikasi halal di Turki.
Kedepannya, produk-produk yang mendapatkan sertifikasi halal dari GIMDES dapat masuk ke pasar Indonesia dengan melakukan proses registrasi sertifikat halal luar negeri di BPJPH secara online. Hal ini diharapkan dapat semakin memperkuat ekosistem industri halal di Indonesia.
Komitmen
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5359369/original/063590700_1758640058-Halal_2.jpg)
Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia, Prima Sehanputri, menjelaskan bahwa program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 ke Turki merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung industri halal nasional.
“Sebagai perusahaan yang berkomitmen menghadirkan produk bernutrisi dan hidrasi untuk setiap tahapan kehidupan, kami percaya bahwa aspek halal merupakan prinsip fundamental yang harus dijalankan secara menyeluruh. Danone Indonesia terus memperkuat ekosistem halal melalui penerapan rantai nilai halal yang terintegrasi, mulai dari proses produksi, inovasi produk, hingga distribusi yang sesuai dengan standar dan syarat kehalalan,” jelas Prima.
Menyambut kedatangan perwakilan Indonesia, Chairman HAK Turki, Zafer Soylu menjelaskan seluk beluk industri halal di negeri tersebut.
"Memang selama ini banyak sekali sistem akreditasi dan sertifikasi halal. Oleh karena itu, diperlukan sinergi, kolraborasi dan satu sistem standarisasi halal yang reliabel untuk semua negara muslim," ujarnya.
Program Lain
Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 merupakan bagian dari Kolaborasi antara Nahdlatul Ulama melalui UNU Yogyakarta dan Danone Indonesia yang disepakati PBNU dan Danone Indonesia sejak 22 Maret 2025 yang lalu dan berfokus salah satunya mengenai pentingnya menjembatani peran masyarakat sipil, akademisi, pemerintah, dan industri dalam memajukan studi halal.
Selain ke Turki, program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025 direncanakan juga akan memberangkatkan pakar-pakar Indonesia ke Mesir untuk mengkaji bidang pertanian berkelanjutan. Sebaliknya, sejumlah akademisi dari Turkiye dan Mesir juga akan berkunjung ke Indonesia untuk berbagi wawasan tentang kesehatan publik.
Secara terpisah, Konselor Kedubes Indonesia di Ankara, Dhanny Perkasa, menyambut baik program Indonesia-MENA Expert Exchange 2025. “Indonesia-Turki telah menjalin hubungan bilateral selama 75 tahun dan saat ini dalam hubungan yang sangat erat. Turki menjadi motor di level dunia agar isu halal digarap negara-negara besar seperti Indonesia dan Turki sendiri," jelasnya.