Indonesia Ingin Ubah KF-21 Boramae Menjadi IF-21 Melalui Perusahaan Dalam Negeri Namun Media Korsel Menyebutnya Sulit Dilakukan - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Sebuah laporan menyatakan bahwa, Indonesia akan segera menerima prototipe jet tempur KF-21 Boramae.
Menurut Nate News, pada 4 September 2025, dalam artikel berjudul "Prototipe KF-21 akan dikirim ke Indonesia."
Mengungkapkan bahwa, Indonesia akan segera menerima 5 prototipe jet tempur KF-21 Boramae.
Menurut keterangan, laporan ini pertama kali dibocorkan oleh jurnalis militer Indonesia, Alman Helval Ali, melalui akun sosial media Twitter (X).
"Prototipe kelima KF-21 akan dikirimkan kepada PTDI (PT Dirgantara Indonesia), perusahaan pesawat terbang milik negara Indonesia, pada tahun 2026," tulisnya di akun X.
"Detailnya sedang dibahas dengan otoritas terkait Korea," sambungnya.
Alman Helval Ali adalah jurnalis militer di Semar Sentinel, sebuah firma konsultan pertahanan yang berbasis di Jakarta.
Sejauh ini, Indonesia sendiri telah menyelesaikan masalah pembagian biaya dengan Korsel, pada 13 Juni 2025.
Baca Juga:
Indonesia akan menanggung biaya iuran sebesar 600 miliar won, menurut kesepakatan terbaru.
Kesepakatan ini menyelesaikan masalah pembagian biaya antara Indonesia dan Korsel, di mana sebelumnya Indonesia menanggung 1,6 triliun won, dengan rasion 20 persen, dari proyek tersebut.
Menurut kontrak awal, Indonesia akan menerima satu prototipe dan berbagai data teknis setelah selesainya pengembangan KF-21, dan akan memproduksi 48 pesawat tempur secara lokal.
Menurut Newspim, pada 4 September 2025, dalam artikel berjudul "Prototipe No. 5 akan dikonversi menjadi prototipe IF-21."
Meski Indonesia telah memangkas anggaran pertahanan KF-21 sekitar 1 triliun won, baru-baru ini mendorong pengenalan jet tempur baru dari negara lain, termasuk Turki.

Dalam pameran pertahanan IDEX 2025 yang diselenggarakan di Jakarta pada 11-14 Juni, Indonesia menandatangani kontrak dengan Turki senilai sekitar 10 miliar dolar AS.
Indonesia memperkenalkan 48 jet tempur generasi kelima.
Sebelumnya, terdapat laporan bahwa pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membeli jet tempur Rafale Prancis terbaru pada akhir Mei 2025, dan jet tempur J-10 Tiongkok pada awal Juni 2025.
Baca Juga:
Selain itu dilaporkan bahwa, prototipe KF-21 no.5 dijadwalkan untuk dikonversi menjadi prototipe IF-21 untuk sertifikasi kelaikan udara (versi Indonesia dari KF-21) oleh perusahaan pesawat terbang Indonesia, PTDI.
Dengan kata lain, pada tahun 2016, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) menandatangani kontrak pengembangan bersama dengan Indonesia.
Kemudian setuju untuk mengkonversi prototipe 5 dari prototipe KF-21 1-6 yang diproduksi oleh KAI menjadi versi Indonesia, IF-21, dan mendapatkan sertifikasi kelaikan udara.
Akan tetapi, karena Indonesia terus menunda pembayaran sebesar 1,6 triliun won untuk bagiannya dalam program KF-21.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) memberi keringanan pembayaran sebesar 1 triliun won.
Namun, media Korsel tersebut menyebut kesepakatan baru yang berlaku adalah bahwa hampir mustahil untuk mengubah prototipe KF-21 kelima menjadi prototipe sertifikasi tipe IF-21.
Meski demikian, seorang pejabat industri pertahanan Korsel menyebut sedang mendiskusikan masalah ini.
"Karena hal ini sedang dibahas antara Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) dan otoritas Indonesia, kami belum memiliki detail spesifik," katanya.
"Kemungkinan besar rencana yang ada, berdasarkan format IF-21, akan dimodifikasi untuk memenuhi kontribusi tersebut," sambungnya.
***

ZONAJAKARTA.com - Sebuah laporan menyatakan bahwa, Indonesia akan segera menerima prototipe jet tempur KF-21 Boramae.
Menurut Nate News, pada 4 September 2025, dalam artikel berjudul "Prototipe KF-21 akan dikirim ke Indonesia."
Mengungkapkan bahwa, Indonesia akan segera menerima 5 prototipe jet tempur KF-21 Boramae.
Menurut keterangan, laporan ini pertama kali dibocorkan oleh jurnalis militer Indonesia, Alman Helval Ali, melalui akun sosial media Twitter (X).
"Prototipe kelima KF-21 akan dikirimkan kepada PTDI (PT Dirgantara Indonesia), perusahaan pesawat terbang milik negara Indonesia, pada tahun 2026," tulisnya di akun X.
"Detailnya sedang dibahas dengan otoritas terkait Korea," sambungnya.
Alman Helval Ali adalah jurnalis militer di Semar Sentinel, sebuah firma konsultan pertahanan yang berbasis di Jakarta.
Sejauh ini, Indonesia sendiri telah menyelesaikan masalah pembagian biaya dengan Korsel, pada 13 Juni 2025.
Baca Juga:
Indonesia akan menanggung biaya iuran sebesar 600 miliar won, menurut kesepakatan terbaru.
Kesepakatan ini menyelesaikan masalah pembagian biaya antara Indonesia dan Korsel, di mana sebelumnya Indonesia menanggung 1,6 triliun won, dengan rasion 20 persen, dari proyek tersebut.
Menurut kontrak awal, Indonesia akan menerima satu prototipe dan berbagai data teknis setelah selesainya pengembangan KF-21, dan akan memproduksi 48 pesawat tempur secara lokal.
Menurut Newspim, pada 4 September 2025, dalam artikel berjudul "Prototipe No. 5 akan dikonversi menjadi prototipe IF-21."
Meski Indonesia telah memangkas anggaran pertahanan KF-21 sekitar 1 triliun won, baru-baru ini mendorong pengenalan jet tempur baru dari negara lain, termasuk Turki.