Italia dan Spanyol Kirim Kapal Perang Kawal Bantuan Gaza, Peringatkan Israel Jangan Macam-macam - SindoNews
5 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Italia dan Spanyol Kirim Kapal Perang Kawal Bantuan Gaza, Peringatkan Israel Jangan Macam-macam
Kamis, 25 September 2025 - 14:44 WIB
Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan untuk warga Gaza akan dikawal kapal perang Spanyol dan Italia. Foto/Anadolu
A
A
A
TEL AVIV - Italia dan Spanyol mengirim kapal perang untuk mengawal kapal-kapal pembawa bantuan dari para aktivis pro-Palestina yang menuju Jalur Gaza. Kedua negara NATO itu memperingatkan Israel untuk tidak bertindak yang dapat membahayakan keselamatan para peserta armada bantuan.
Italia tergerak memberikan perlindungan setelah beberapa kapal penyalur bantuan menjadi target serangan beberapa drone di lepas pantai Yunani.
Italia tergerak memberikan perlindungan setelah beberapa kapal penyalur bantuan menjadi target serangan beberapa drone di lepas pantai Yunani.
Spanyol—tempat armada tersebut berangkat—kemudian mengumumkan bahwa mereka juga akan mengirimkan kapal perang. Perdana Menteri negara itu, Pedro Sanchez, mengatakan, "Kapal Angkatan Laut sedang dikerahkan untuk memastikan bahwa, jika perlu, warga negara kami dapat diselamatkan dan dipulangkan."
Baca Juga: Drone Houthi Berhasil Tembus Iron Dome dan Hantam Israel, 22 Warga Zionis Terluka
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengklarifikasi bahwa kapal Angkatan Laut yang dikirim tidak diharapkan menggunakan kekuatan militer. Dia menyebut langkah maritim para aktivis tersebut berbahaya, sekaligus mengecam gangguan drone-drone terhadap armada bantuan Gaza.
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan terdapat beberapa warga negara Italia, beserta anggota Parlemen dan juga anggota Parlemen Eropa di antara para aktivis pro-Palestina dan anti-Israel di Global Sumud Flotilla. Mereka melaporkan telah mendengar lebih dari selusin ledakan di dekat kapal saat berlayar di lepas pantai Yunani pada Selasa malam.
Global Sumud Flotillatersebut juga melaporkan kerusakan yang disebabkan oleh "objek tak dikenal" yang dijatuhkan di dek-dek kapal. Global Sumud Flotilla awalnya terdiri dari 20 kapal dengan peserta dari 44 negara.
"Untuk memastikan keselamatan mereka, Kementerian Luar Negeri telah memberi tahu otoritas Israel bahwa setiap operasi yang dipercayakan kepada pasukan Israel harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan prinsip kehati-hatian mutlak," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Italia, seperti dikutip dariTimes of Israel, Kamis (25/9/2025).
"Menteri Tajani telah meminta Kedutaan Besar Italia di Tel Aviv untuk mengumpulkan informasi dan menegaskan kembali permintaan sebelumnya kepada pemerintah Israel untuk menjamin perlindungan penuh bagi personel di atas kapal," lanjut kementerian itu.
Tajani mengatakan bahwa pada Selasa lalu, 58 warga Italia berpartisipasi dalam armada tersebut.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengaktifkan sebuah fregat Angkatan Laut untuk berjaga-jaga jika memungkinkan operasi penyelamatan.
Crosetto mengatakan fregat Angkatan Laut Italia, Fasan, yang berlayar di utara Kreta, sudah menuju ke daerah tersebut untuk kemungkinan operasi penyelamatan. Menurutnya, Italia telah memberi tahu Israel tentang keputusan tersebut.
"Dalam demokrasi, demonstrasi dan bentuk-bentuk protes juga harus dilindungi jika dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan tanpa menggunakan kekerasan," kata Crosetto.
Berbicara kepada para wartawan di markas besar PBB di New York, Meloni mengatakan bahwa pemerintahnya mengusulkan untuk menyerahkan bantuan armada tersebut kepada Siprus dan Patriarkat Latin Yerusalem guna mencegah risiko lebih lanjut, alih-alih membiarkan para aktivis menantang Israel dan mencoba mengirimkan bantuan itu sendiri.
“Tidak perlu mempertaruhkan keselamatan diri sendiri; tidak perlu pergi ke zona perang untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, yang sebenarnya dapat dikirimkan oleh pemerintah Italia dan otoritas terkait dalam beberapa jam,” kata Meloni menjelang pidatonya di Majelis Umum PBB.
Dia menambahkan bahwa Italia mengharapkan jawaban dari para aktivis armada Gaza mengenai usulan komprominya.
Sanchez, yang juga berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB, mengatakan kepada para wartawan, "Pemerintah Spanyol bersikeras agar hukum internasional dihormati dan hak warga negara kami untuk berlayar melalui Mediterania dalam kondisi aman harus dihormati.”
PBB menyerukan penyelidikan atas serangan drone terhadap armada bantuan Gaza, dengan mengatakan siapa pun yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut harus dimintai pertanggungjawaban.
"Harus ada penyelidikan yang independen, imparsial, dan menyeluruh atas serangan dan penindasan yang dilaporkan oleh drone dan objek lainnya," kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Thameen Al-Kheetan, dalam sebuah pernyataan.
Global Sumud Flotilla berlayar dari Barcelona awal bulan ini dengan tujuan menembus blokade Israel di Gaza dan mengirimkan bantuan simbolis ke wilayah tersebut.
Saat ini berjumlah 51 kapal, yang sebagian besar berada di lepas pantai pulau Kreta, Yunani.
Kapal-kapal yang menunggu untuk bergabung dengan armada itu telah menjadi sasaran dua serangan drone yang diduga terjadi di Tunisia. Aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg, termasuk di antara mereka yang naik kapal bantuan di negara Afrika Utara tersebut.
Thunberg pada hari Rabu menyebut serangan itu sebagai "taktik menakut-nakuti" dan memohon para pendukung armada untuk tetap fokus pada Gaza.
"Kami menyadari risiko serangan semacam ini dan itu bukan sesuatu yang akan menghentikan kami," kata Thunberg dalam siaran langsung pada Rabu pagi.
"Yang terpenting bukanlah kami diserang pesawat nirawak. Pesawat nirawak adalah sesuatu yang dialami warga Palestina 24 jam sehari, 7 hari seminggu," imbuh dia.
Simone Zambrin, seorang aktivis Italia yang tergabung dalam armada tersebut, mengatakan: "Drone telah terbang di atas kepala kami selama berhari-hari dan pada hari Rabu menjatuhkan perangkat di kapal kami, merusak layar dan pendengaran beberapa awak kapal kami."
"Kami sudah menduganya karena retorika itu merupakan bagian dari apa yang Israel coba lakukan terkait misi seperti kami," kata Zambrin. "Mereka mencoba menanamkan rasa takut karena mereka takut akan kedatangan kami."
(mas)