Jet Tempur Pakistan Jatuhkan 8 Bom, 30 Warga Desa Tewas - SindoNews
2 min read
Dunia Internasional,
Jet Tempur Pakistan Jatuhkan 8 Bom, 30 Warga Desa Tewas
Selasa, 23 September 2025 - 07:39 WIB
Pakistan jatuhkan 8 bom dari jet tempur dalam apa yang mereka klaim sebagai operasi kontra-terorisme di sebuah desa di Khyber Pakhtunkhwa. Sebanyak 30 warga desa dilaporkan tewas. Foto/The Tribune India
A
A
A
ISLAMABAD - Pakistan telah menjatuhkan delapan bom dari jet tempur dalam apa yang mereka klaim sebagai operasi kontra-terorisme di sebuah desa di Khyber Pakhtunkhwa pada hari Senin. Sebanyak 30 warga desa dilaporkan tewas.
Situs yang dibom di Khyber Pakhtunkhwa dilaporkan menjadi basis Taliban Pakistan, yang juga dikenal sebagai Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP). Situs itu diklaim menyimpan bahan-bahan pembuat bom.
Perwira polisi setempat, Zafar Khan, mengatakan kepada Associated Press bahwa setidaknya 10 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas, bersama dengan setidaknya 14 militan. Namun, laporan media-media regional menyebut jumlah korban tewas mencapai sekitar 30 orang.
Baca Juga: Islamabad Samakan Pakta Pertahanan Arab Saudi-Pakistan dengan NATO
Operasi kontra-terorisme ini memicu protes keras dari para politisi lokal serta protes sekitar 2.000 orang di wilayah terdekat.
"Serangan oleh pasukan keamanan ini tidak lain adalah serangan terhadap warga sipil tak bersenjata," kata anggota parlemen provinsi setempat, Sohail Khan Afridi, yang merupakan anggota partainya mantan perdana menteri Imran Khan.
Serangan bom dimulai sekitar pukul 02.00 dini hari ketika jet tempur Pakistan menjatuhkan delapan bom LS-6 di Desa Matre Dara yang terletak di Lembah Tirah, yang menyebabkan pembantaian besar-besaran.
Foto dan video dari lokasi kejadian menunjukkan mayat-mayat, termasuk anak-anak, tergeletak di sekitar lokasi. Tim penyelamat dikerahkan untuk mencari mayat-mayat di bawah reruntuhan, meningkatkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat.
Banyak operasi kontra-terorisme telah dilakukan di Khyber Pakhtunkhwa sebelumnya, dengan banyak kematian warga sipil dilaporkan dari wilayah tersebut.
Pada Juni lalu, Amnesty International menyatakan bahwa serangan pesawat tak berawak yang berulang di Khyber Pakhtunkhwa menandakan ketidakpedulian yang mengkhawatirkan terhadap kehidupan warga sipil di Pakistan.
"Pihak berwenang Pakistan telah gagal mengambil tindakan untuk melindungi nyawa dan harta benda warga sipil di Khyber Pakhtunkhwa yang terus menanggung akibat meningkatnya jumlah serangan pesawat tak berawak di provinsi tersebut. Serangan pesawat tak berawak Jumat lalu, yang menewaskan satu anak, merupakan bagian dari serangkaian serangan mengkhawatirkan yang telah meningkat sejak Maret tahun ini," ujar Isabelle Lassee, Wakil Direktur Regional untuk Asia Selatan di Amnesty International.
Menurut Kepolisian Khyber Pakhtunkhwa, provinsi tersebut telah melaporkan 605 insiden teror antara Januari hingga Agustus tahun ini yang menewaskan setidaknya 138 warga sipil dan 79 personel polisi Pakistan.
Bulan Agustus saja mencatat 129 insiden, termasuk tewasnya enam personel Angkatan Darat Pakistan dan paramiliter Kepolisian Federal.
Situs yang dibom di Khyber Pakhtunkhwa dilaporkan menjadi basis Taliban Pakistan, yang juga dikenal sebagai Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP). Situs itu diklaim menyimpan bahan-bahan pembuat bom.
Perwira polisi setempat, Zafar Khan, mengatakan kepada Associated Press bahwa setidaknya 10 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas, bersama dengan setidaknya 14 militan. Namun, laporan media-media regional menyebut jumlah korban tewas mencapai sekitar 30 orang.
Baca Juga: Islamabad Samakan Pakta Pertahanan Arab Saudi-Pakistan dengan NATO
Operasi kontra-terorisme ini memicu protes keras dari para politisi lokal serta protes sekitar 2.000 orang di wilayah terdekat.
"Serangan oleh pasukan keamanan ini tidak lain adalah serangan terhadap warga sipil tak bersenjata," kata anggota parlemen provinsi setempat, Sohail Khan Afridi, yang merupakan anggota partainya mantan perdana menteri Imran Khan.
Serangan bom dimulai sekitar pukul 02.00 dini hari ketika jet tempur Pakistan menjatuhkan delapan bom LS-6 di Desa Matre Dara yang terletak di Lembah Tirah, yang menyebabkan pembantaian besar-besaran.
Foto dan video dari lokasi kejadian menunjukkan mayat-mayat, termasuk anak-anak, tergeletak di sekitar lokasi. Tim penyelamat dikerahkan untuk mencari mayat-mayat di bawah reruntuhan, meningkatkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat.
Banyak operasi kontra-terorisme telah dilakukan di Khyber Pakhtunkhwa sebelumnya, dengan banyak kematian warga sipil dilaporkan dari wilayah tersebut.
Pada Juni lalu, Amnesty International menyatakan bahwa serangan pesawat tak berawak yang berulang di Khyber Pakhtunkhwa menandakan ketidakpedulian yang mengkhawatirkan terhadap kehidupan warga sipil di Pakistan.
"Pihak berwenang Pakistan telah gagal mengambil tindakan untuk melindungi nyawa dan harta benda warga sipil di Khyber Pakhtunkhwa yang terus menanggung akibat meningkatnya jumlah serangan pesawat tak berawak di provinsi tersebut. Serangan pesawat tak berawak Jumat lalu, yang menewaskan satu anak, merupakan bagian dari serangkaian serangan mengkhawatirkan yang telah meningkat sejak Maret tahun ini," ujar Isabelle Lassee, Wakil Direktur Regional untuk Asia Selatan di Amnesty International.
Menurut Kepolisian Khyber Pakhtunkhwa, provinsi tersebut telah melaporkan 605 insiden teror antara Januari hingga Agustus tahun ini yang menewaskan setidaknya 138 warga sipil dan 79 personel polisi Pakistan.
Bulan Agustus saja mencatat 129 insiden, termasuk tewasnya enam personel Angkatan Darat Pakistan dan paramiliter Kepolisian Federal.
(mas)