Jet Tempur Venezuela Provokasi Kapal Perang AS | Sindonews
Dunia Internasional ,
Jet Tempur Venezuela Provokasi Kapal Perang AS | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Sabtu, 06 September 2025 - 17:35 WIB
Jet tempur Venezuela provokasi kapal perang AS. Foto/X/@front_ukrainian
- Presiden
Amerika Serikat(AS) Donald Trump memperingatkan bahwa pesawat militer Venezuela yang mendekati kapal angkatan laut AS akan "ditembak jatuh." Itu terjadi ketika jet tempur Venezuela memprovokasi kapal perang AS yang siaga di perairan di Karibia.
"Saya akan mengatakan mereka akan berada dalam masalah. Kami akan memberi tahu mereka tentang hal itu ... jika mereka terbang dalam posisi berbahaya," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, dilansir Anadolu. Pernyataannya muncul satu hari setelah dua jet tempur F-16 Venezuela "terbang mendekati" sebuah kapal perang AS di Laut Karibia.
Departemen Pertahanan AS menyebut langkah tersebut "sangat provokatif" dan memperingatkan pemerintah Venezuela agar tidak ikut campur dalam operasi antinarkotika atau antiterorisme AS.
Trump menekankan komitmen AS untuk menghentikan perdagangan narkoba dari Venezuela dan negara-negara lain. "Kami tidak ingin narkoba datang dari Venezuela atau negara lain mana pun, atau tempat mana pun, jadi kami akan bersikap tegas," ujarnya.
Ketika ditanya apakah AS menginginkan perubahan rezim di Venezuela, Trump berkata, "Yah, kami tidak sedang membicarakan itu, tetapi kami sedang membicarakan fakta bahwa Anda telah menyelenggarakan pemilu, yang merupakan pemilu yang sangat aneh. Singkatnya, saya sangat baik ketika mengatakan itu."
Baca Juga: 10 Negara Bebas Konflik di Dunia, Ada 2 Tetangga Indonesia
Ia mengklaim bahwa penjara-penjara Venezuela "telah dibuka untuk negara kami," termasuk anggota organisasi kriminal transnasional Tren de Aragua, yang katanya kini berada di AS.
Trump sebelumnya menandatangani perintah eksekutif yang menyerukan peningkatan penggunaan kekuatan militer terhadap kartel narkoba Amerika Latin. Atas perintah Trump, satu kelompok angkatan laut AS, yang terdiri dari tujuh kapal perang dan satu kapal selam, dikerahkan ke perairan Karibia dekat Venezuela pada 28 Agustus.
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan negaranya akan memasuki tahap "perjuangan bersenjata" jika diserang.
Maduro mengatakan kepada troopd bahwa meskipun Venezuela "masih dalam fase perjuangan tanpa senjata," setiap serangan akan memicu respons dari "seluruh rakyat terhadap agresi, baik lokal, regional, maupun nasional."
Maduro menyampaikan komentar tersebut selama "aktivasi operasional dan organisasional seluruh Milisi Nasional Bolivarian," seraya mencatat bahwa Venezuela sedang dalam "fase pendaftaran dan persiapan."
Negara tersebut akan melanjutkan "pengerahan kapasitas pertahanan, pelatihan, dan pelatihan ulang seluruh penduduk."
Selama "hari-hari aktivasi," rakyat Venezuela akan menerima pelatihan untuk mempertahankan negara dari pengerahan militer AS.
Ia menuntut agar Presiden AS Donald Trump "menghentikan rencananya untuk melakukan pergantian rezim secara kekerasan di Venezuela dan di seluruh Amerika Latin, serta Karibia. Dan menghormati kedaulatan, hak atas perdamaian, dan kemerdekaan negara-negara kita."
Hal ini menyusul peringatan Trump pada hari Jumat bahwa pesawat militer Venezuela akan "ditembak jatuh" jika mereka mendekati kapal angkatan laut AS. Peristiwa itu terjadi setelah dua jet tempur F-16 Venezuela terbang di atas kapal AS yang dikirim ke wilayah tersebut untuk memerangi organisasi kriminal dan "narko-terorisme."
"Saya akan mengatakan mereka akan berada dalam masalah. Kami akan memberi tahu mereka tentang hal itu … jika mereka terbang dalam posisi berbahaya," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval, merujuk pada penerbangan F-16 yang disebut Pentagon "sangat provokatif."
Maduro menegaskan bahwa "Venezuela selalu bersedia berdialog" dengan AS, tetapi menuntut "penghormatan terhadap negara kami."
Sebelumnya pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengatakan pengerahan pesawat AS, termasuk 10 jet tempur F-35 yang dikirim ke pangkalan udara di Puerto Riko, mengancam pemerintahan Maduro.
Gil mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio membenarkan pengerahan tersebut "dengan dalih mengejar perdagangan narkoba," sebuah klaim yang disebut Gil sebagai "kebohongan terbesar."
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Spesifikasi Fregat Merah Putih, Kapal Perang Tercanggih dengan Senjata Modern