Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kisah Inspirasi Kisah Inspiratif

    Kisah Sukses Pengusaha, Bangkrut dan Terlilit Hutang, Menlu Kini Raup Miliaran Lewat Beton - Singgalang Riau

    9 min read

      

    Kisah Sukses Pengusaha, Bangkrut dan Terlilit Hutang, Menlu Kini Raup Miliaran Lewat Beton - Singgalang Riau

    20 September 2025, 09:00 WIB

    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)

    SINGGALANG - Siapa sangka, seorang pria yang sempat jatuh bangkrut hingga terlilit hutang besar kini bisa berdiri kokoh dengan bisnis bernilai miliaran rupiah.

    Dialah Menlu, sosok visioner di balik lahirnya Rabanton Beton Banyuwangi, perusahaan yang dikenal dengan produk beton pracetak berkualitas tinggi dan inovasi dermaga apung yang kini banyak dipakai pemerintah daerah.

    Seperti dikutip dari video unggahan kanal Youtube Pecah Telur yang berjudul 'Usaha Minim Kompetitor! Bangkit Dari Bangkrut, Kini Omzet Miliaran Perbulan' dikutip pada Sabtu, 20 September 2025.

    Bagi Menlu, kegagalan di masa lalu bukan akhir segalanya. Justru dari keterpurukan itulah ia menemukan jalan menuju kesuksesan.

    “Saya pernah jatuh sampai minus, bahkan sempat tidak tahu bagaimana harus membayar hutang. Tapi saya percaya, kegagalan itu hanya ‘uang sekolah’ untuk menuju jalan yang lebih besar,” ujar Menlu mengingat masa sulitnya.

    Kini, Rabanton Beton tidak hanya berdiri sebagai perusahaan, melainkan sebagai simbol perjuangan bahwa siapa pun bisa bangkit asal mau berusaha, berinovasi, dan tidak menyerah.

    Berikut perjalanan inspiratif Menlu yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang.

    Cerita Awal Memulai Usaha

    Awal mula Rabanton Beton bukan dari pabrik besar atau modal miliaran, melainkan dari lima cetakan beton sederhana yang dibeli Menlu setelah kegagalannya di bisnis semen.

    Kala itu, ia benar-benar memulai dari nol, bahkan bisa dibilang minus. Dengan modal kecil dan tenaga terbatas, ia mulai membuat produk beton pracetak di sebuah lahan sederhana di Banyuwangi.

    Menlu menyebut masa itu sebagai titik balik dalam hidupnya. “Waktu itu saya tidak punya apa-apa lagi. Tapi saya sadar, kalau hanya diam, keadaan tidak akan berubah. Jadi saya beli lima cetakan beton. Dari situlah saya mulai lagi,” kenangnya.

    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)
    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)

    Langkah kecil itu yang kemudian menjadi fondasi besar bagi Rabanton Beton.

    Produk pertama yang ia buat hanyalah saluran drainase sederhana. Namun, karena kualitasnya bagus dan harga bersaing, pelanggan mulai berdatangan.

    Dari hanya melayani permintaan kecil-kecilan, bisnis ini perlahan berkembang. Menlu pun menyadari, ada peluang besar dalam industri beton pracetak yang belum digarap serius di daerahnya.

    Lebih dari sekadar mencari keuntungan, Menlu melihat beton sebagai bagian penting dalam pembangunan infrastruktur.

    “Saya ingin membangun sesuatu yang bukan hanya menghasilkan uang, tapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas,” tegasnya.

    Tantangan dalam Mengembangkan Usaha

    Memulai usaha bukan berarti jalannya mulus. Menlu menghadapi banyak tantangan, terutama di awal-awal perjalanan. Salah satu masalah terbesar adalah ketidakstabilan permintaan.

    Proyek beton sangat bergantung pada pembangunan infrastruktur pemerintah yang sifatnya musiman, sehingga arus kas sering kali tidak menentu.

    Selain itu, modal yang terbatas membuat Menlu tidak bisa langsung membeli mesin modern atau memperbanyak cetakan. Ia hanya bisa mengandalkan tenaga manual, yang membuat proses produksi lebih lambat.

    “Kadang saya berpikir, bisa tidak usaha ini bertahan? Tapi saya selalu ingat, jangan menyerah sebelum mencoba lebih keras,” kata Menlu.

    Tantangan lain adalah membangun kepercayaan. Sebagai pemain baru, ia harus bersaing dengan perusahaan yang lebih besar dan sudah mapan.

    20 September 2025, 09:00 WIB
    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)
    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)

    Karena itu, Menlu menjadikan kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman sebagai prinsip utama. Ia tidak mau sekadar menjual beton, tetapi memberikan standar mutu yang bisa dipercaya.

    Lebih dari itu, ia juga berkomitmen untuk selalu membayar gaji karyawan sesuai UMR, bahkan ketika kondisi keuangan sedang sulit.

    “Kalau karyawan kita tidak sejahtera, bagaimana bisa usaha ini diberkahi? Saya ingin mereka tumbuh bersama saya,” ungkapnya.

    Keputusan inilah yang membuat loyalitas pekerja di Rabanton tetap tinggi hingga kini.

    Strategi Bangkit Mengembangkan Usaha

    Menlu tahu betul bahwa bertahan saja tidak cukup, ia harus berinovasi. Karena itu, ia menerapkan strategi berbeda dari kompetitor dengan menciptakan produk yang tidak hanya berkualitas, tapi juga punya nilai tambah.

    Salah satu terobosan besar Rabanton adalah menciptakan dermaga apung beton, sebuah solusi maritim dengan biaya lebih murah dibandingkan dermaga konvensional.

    “Dermaga itu mahal sekali kalau dibangun dengan cara biasa. Saya berpikir, bagaimana caranya membuat dermaga yang lebih terjangkau tapi tetap kuat? Dari situlah lahir ide dermaga apung beton,” jelas Menlu.

    Inovasi ini langsung mendapat perhatian karena terbukti efektif, tahan lama, dan efisien secara biaya.

    Tak hanya itu, Menlu juga memikirkan bagaimana memperluas bisnis tanpa membebani modal sendiri. Maka lahirlah konsep franchise tanpa royalti.

    Model ini memungkinkan pengusaha lokal di berbagai daerah mendirikan pabrik beton pracetak dengan standar Rabanton, tanpa harus membayar biaya royalti.

    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)
    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)

    “Saya ingin pengusaha daerah bisa maju bersama, bukan saya sendiri yang besar,” katanya.

    Dengan strategi ini, Rabanton bukan hanya perusahaan, tapi juga menjadi gerakan bersama. Banyak pengusaha kecil kini bisa ikut berperan dalam pembangunan infrastruktur, sekaligus menggerakkan ekonomi daerah.

    Kesuksesan yang Diraih Hingga Sekarang

    Dari hanya lima cetakan sederhana, kini Rabanton Beton telah berkembang menjadi perusahaan yang dipercaya mengerjakan proyek bernilai miliaran rupiah.

    Produk-produk mereka digunakan di berbagai proyek pemerintah, mulai dari saluran drainase, box culvert, hingga pembangunan dermaga apung di wilayah pesisir.

    Keberhasilan ini tentu tidak datang dalam semalam. Butuh bertahun-tahun konsistensi dan kerja keras.

    “Saya selalu percaya, kalau kita fokus pada kualitas dan kejujuran, rezeki akan mengikuti,” ujar Menlu. Prinsip ini membuat Rabanton mendapat reputasi positif dan kepercayaan penuh dari klien.

    Bahkan, inovasi dermaga apung Rabanton kini menjadi kebanggaan tersendiri.

    Dengan biaya lebih murah dan proses pembangunan lebih cepat, produk ini terbukti menjadi solusi bagi banyak daerah yang membutuhkan infrastruktur maritim.

    Tak heran, Rabanton sering disebut sebagai pionir dalam teknologi dermaga apung di Indonesia.

    Kesuksesan ini juga membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Ratusan karyawan kini bergantung pada Rabanton, dan Menlu merasa bangga bisa menjadi bagian dari kesejahteraan mereka.

    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)
    Ilustrasi kisah sukses pengusaha Indonesia. (Foto: Canva/kanal Youtube Pecah Telur)

    “Sukses itu bukan hanya soal uang, tapi seberapa banyak kita bisa memberi manfaat bagi orang lain,” tegasnya.

    Rencana Masa Depan Usaha

    Meski sudah sukses, Menlu tidak mau cepat puas. Ia punya visi besar untuk masa depan Rabanton, menjadi semut kecil yang tersebar di seluruh Indonesia, bukan gajah besar yang hanya berpusat di satu kota.

    Artinya, Rabanton ingin hadir di berbagai daerah lewat jaringan franchise lokal.

    “Kalau hanya satu perusahaan besar di Jakarta, itu tidak cukup. Saya ingin Rabanton hadir di Aceh sampai Papua. Jadi pembangunan bisa lebih merata, pengusaha daerah juga bisa ikut maju,” jelasnya.

    Dengan begitu, Rabanton tidak hanya membangun beton, tapi juga membangun kemandirian ekonomi daerah.

    Selain memperluas jaringan, Menlu juga berfokus pada riset produk baru. Ia ingin menciptakan lebih banyak inovasi beton pracetak yang ramah lingkungan, hemat biaya, tapi tetap kuat dan tahan lama.

    Hal ini sejalan dengan kebutuhan pembangunan modern yang menuntut efisiensi tanpa mengorbankan kualitas.

    Bagi Menlu, masa depan Rabanton bukan hanya tentang menjadi perusahaan besar, tapi menjadi gerakan nasional.

    “Kalau kita bisa berkolaborasi, Indonesia akan maju lebih cepat. Rabanton hanyalah pintu kecil untuk mewujudkan mimpi besar itu,” pungkasnya penuh semangat.(*)

    Komentar
    Additional JS