Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Pakistan

    'Korban' COGOG, Pakistan Hibahkan Fregat Rudal PNS Tariq (Type 21) Ke Badan Amal di Inggris -

    5 min read

    'Korban' COGOG, Pakistan Hibahkan Fregat Rudal PNS Tariq (Type 21) Ke Badan Amal di Inggris

    indomiliter

    PNS Tariq (D181)

    Di luar kelaziman, Inggris sebagai negara dengan kekuatan maritim besar, dikabarkan akan menerima hibah kapal perang. Persisnya, Inggris akan menerima hibah kapal perang dari Pakistan. Namun, berbeda dengan Indonesia yang pernah menerima hibah kapal perang, yang diterima Inggris adalah kapal perang dalam kondisi sudah pensiun alias purna tugas.

    Baca juga: Tak Jadi Batal, Pengadaan Korvet “Hibah” Pohang Class untuk TNI AL Telah Mendapat Lampu Hijau

    Seperti dikutip The Maritime Executive (21/9/2025), sebuah badan amal di Inggris, Clyde Naval Heritage, kini sedang menjalankan proyek ambisius yang akan membawa eks kapal perang Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) yang telah dinonaktifkan, menempuh perjalanan sejauh 9.000 kilometer dari Pakistan ke Sungai Clyde, tempat kapal tersebut akan memulai ‘tugas’ baru sebagai museum terapung dan pusat pendidikan.

    Dalam misi yang bertujuan melestarikan sejarah pembuatan kapal yang kaya di Sungai Clyde untuk generasi mendatang, Clyde Naval Heritage (CNH) mengatakan bahwa rencana untuk membawa kembali bekas HMS Ambuscade ke Inggris sedang berlangsung.

    HMS Ambuscade (F172) dengan bobot mati 3.250 ton dibangun oleh Yarrow Shipbuilders, Scotstoun. Kapal kombatan yang masuk kualifikasi sebagai fregat ini mulai dibangun pada 1 Januari 1971 dan resmi diluncurkan pada 18 Januari 1973, yang kemudian komisioning oleh Royal Navy pada 5 September 1975.

    HMS Ambuscade (F172)

    HMS Ambuscade termasuk dalam fregat Type 21 (Amazon class). Selama pengabdiannya di Angkatan Laut Inggris, HMS Ambuscade termasuk aktif dikerahkan dalam Perang Falkland (Malvinas) di tahun 1982. Saat itu, HMS Ambuscade berperan sebagai kapal penjaga perang elektronik, dan ikut serta dalam beberapa pemboman posisi Argentina.

    Pada tahun 1993, kapal perang tersebut dinonaktifkan oleh Royal Navy dan dijual kepada Angkatan Laut Pakistan, dan kemudian berganti label sebagai PNS Tariq (D181). Kapal tersebut tetap aktif bertugas selama tiga dekade, dan pada tahun 2023 dipensiunkan oleh Angkatan Laut Pakistan. Sebagai catatan, Angkatan Laut Pakistan menyebut kapal perang ini sebagai guided missile destroyers.

    CNH mengumumkan bahwa pemerintah Pakistan telah menyumbangkan Ambuscade kepada badan amal tersebut untuk menjadi bagian dari situs Clyde Naval & Shipbuilding Heritage. Rencana sedang disusun untuk membawa kapal tersebut kembali ke Clyde, dengan kapal tersebut diperkirakan akan menempuh perjalanan sejauh 9.600 kilometer dari Karachi akhir tahun ini.

    Setelah tiba di Inggris, tujuannya adalah untuk melestarikan eks kapal perang ini sebagai museum terapung dan memastikan kapal tersebut turut melestarikan kekayaan sejarah pembuatan kapal di Sungai Clyde.

    Sejarah pembuatan kapal Clyde telah berlangsung berabad-abad, berkembang dari pembangunan kapal penangkap ikan abad pertengahan hingga menjadi salah satu pusat pembuatan kapal industri terpenting di dunia. Banyak kapal perang komersial dan angkatan laut telah dibangun di galangan kapal Clyde, baik untuk Angkatan Laut Inggris, maupun berbagai negara di dunia.

    Galangan kapal tersebut mencakup kapal-kapal transatlantik paling ikonis di dunia seperti Queen Mary, Queen Elizabeth, dan QE2. Sayangnya, sebagian besar galangan kapal tersebut telah lama hilang dan hanya beberapa bagian kecil dari warisan pembuatan kapal di wilayah tersebut yang tersisa.

    Sebagai bagian dari proyek untuk mengembalikan HMS Ambuscade ke Clyde, CNH telah menunjuk firma konsultan Tricolor Collective sebagai mitra pengembangan utama dengan tugas memimpin fase selanjutnya dari pengembangan proyek, perencanaan bisnis, dan penggalangan dana strategis untuk menghidupkan kembali warisan angkatan laut Clyde.

    “Warisan pembuatan kapal Clyde merupakan simbol kuat inovasi, keahlian, dan kekuatan industri Skotlandia. Kami bermaksud memanfaatkan warisan tersebut untuk mendorong regenerasi wilayah yang telah mengalami penurunan signifikan. Tujuan langsung kami adalah mengembalikan bekas HMS Ambuscade (PNS Tariq) dari Pakistan ke Clyde, tempat kapal tersebut dibangun,” kata juru bicara CNH.

    Fregat Type 21
    Setelah diakuisisi oleh Angkatan Laut Pakistan, fregat Type 21 (kemudian dinamakan Tariq class) menjalani program modernisasi ekstensif. Konfigurasi lama milik Royal Navy sudah diganti dengan sistem yang jauh lebih modern dan canggih, meningkatkan kemampuan tempur kapal secara signifikan.

    Seperti Harpoon, rudal anti-kapal permukaan yang lebih canggih dengan jangkauan dan panduan yang jauh lebih baik daripada Exocet MM38, Kemudian dipasang kanon reaksi cepat Phalanx (Close-in Weapon System – CIWS) otomatis, berfungsi sebagai lapis pertahanan terakhir yang sangat efektif melawan rudal anti-kapal yang datang. Beberapa unit dikabarkan dipasang rudal hanud Sea Dart, menggantikan rudal hanud Sea Cat. Sementara meriam utama Vickers Mark 8 4.5-inci tetap dipertahankan.

    Total ada enam unit Tariq class yang diakuisisi Pakistan dari Inggris, dan saat ini kesemuanya telah dipensiunkan. Program hibah ini juga tak terlepas dari hubungan dekat kedua negara, Pakistan saat ini adalah anggota dari Persemakmuran Bangsa-Bangsa (Commonwealth of Nations).Pakistan merupakan salah satu anggota pendiri ketika memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.

    ‘Korban COGOG’
    Sistem propulsi COGOG (Combined Gas Turbine Or Gas Turbine) yang boros merupakan salah satu faktor utama yang mempercepat keputusan Angkatan Laut Pakistan untuk mempensiunkan seluruh fregat Tariq class (eks Type 21).

    Sistem COGOG menggunakan turbin gas yang kuat dan cepat, khususnya turbin Rolls-Royce Olympus untuk kecepatan tinggi. Mesin turbin gas dikenal sangat haus bahan bakar, terutama saat beroperasi penuh. Konsumsi bahan bakar yang tinggi ini membuat biaya operasional harian kapal menjadi sangat mahal. Selain itu, turbin gas memerlukan pemeliharaan yang rumit dan mahal, menambah beban anggaran Angkatan Laut Pakistan. (Gilang Perdana)

    Komentar
    Additional JS