Korsel Protes Penahanan 300 Warganya dalam Penggerebekan Pabrik Baterai Hyundai di AS | Sindonews
Dunia Internasional,
Korsel Protes Penahanan 300 Warganya dalam Penggerebekan Pabrik Baterai Hyundai di AS | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Minggu, 07 September 2025 - 10:03 WIB
Pemerintah Korea Selatan ajukan protes setelah otoritas imigrasi AS menahan ratusan warganya dalam penggerebekan pabrik baterai mobil listrik Hyundai di Georgia. Foto/Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak AS
- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah mengajukan protes setelah otoritas imigrasi
Amerika Serikat(AS) menahan ratusan pekerja dalam penggerebekan pabrik baterai mobil listrik Hyundai di Georgia. Ada sekitar 300 pekerja Korsel yang ditahan.
Penggerebekan tersebut terjadi pada hari Kamis di lokasi konstruksi pabrik baterai di Bryan County, dekat Savannah, sebuah perusahaan patungan antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution yang mempekerjakan sekitar 1.200 orang.
Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS (HSI) mengatakan operasi tersebut merupakan bagian dari penyelidikan atas praktik ketenagakerjaan yang melanggar hukum.
Baca Juga: 500 Warga Korea Selatan Ditahan dalam Penggerebekan Besar-besaran ICE di AS
Kantor Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak di Atlanta melaporkan bahwa 450 "alien ilegal" telah ditahan.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun mengatakan sekitar 300 dari mereka yang ditahan adalah warga negara Korea Selatan, termasuk karyawan perusahaan mitra yang sedang dalam perjalanan bisnis.
Banyak yang dilaporkan memasuki AS dengan visa bisnis jangka pendek atau melalui Program Bebas Visa, tetapi otoritas imigrasi menyimpulkan bahwa aktivitas mereka di lokasi tersebut tidak sesuai dengan tujuan tinggal mereka.
“Aktivitas ekonomi perusahaan investasi kami dan hak-hak warga negara kami tidak boleh dilanggar secara tidak adil selama operasi penegakan hukum AS,” kata Kementerian Luar Negeri Korsel dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters, Minggu (7/9/2025).
“Kami juga telah menyampaikan kekhawatiran dan penyesalan kami melalui Kedutaan Besar AS di Seoul, mendesak mereka untuk memastikan bahwa hak dan kepentingan sah warga negara kami dilindungi sepenuhnya," lanjut pernyataan tersebut.
Kementerian itu menambahkan bahwa Presiden Lee Jae-myung telah memerintahkan “respons menyeluruh” untuk menyelesaikan masalah ini, dengan Seoul mempertimbangkan “kunjungan pejabat tinggi ke AS.”
Presiden AS Donald Trump telah menjadikan pemberantasan imigrasi ilegal sebagai fokus utama pemerintahannya, dan berjanji untuk melaksanakan deportasi imigran kriminal terbesar dalam sejarah negaranya.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah