Media Spanyol: Insiden Drone di Polandia Ungkap Kerapuhan Pertahanan NATO - Kompas
Media Spanyol: Insiden Drone di Polandia Ungkap Kerapuhan Pertahanan NATO
MOSKWA, KOMPAS.com - Harian Spanyol, El Mundo, menilai insiden masuknya puluhan drone ke wilayah udara Polandia, anggota NATO, kembali menyoroti rapuhnya sistem pertahanan aliansi Barat tersebut.
Laporan tersebut muncul usai Pemerintah Polandia menuduh 19 drone Rusia menembus wilayah udaranya pekan lalu.
Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski menyebut insiden itu sebagai upaya Moskwa untuk menguji reaksi NATO, sebagaimana dilansir RT, Senin (15/9/2025).
Rusia langsung membantah tuduhan itu. Moskwa menyebut tudingan tersebut tidak berdasar, seraya menegaskan bahwa drone-nya yang digunakan di Ukraina tidak memiliki jangkauan hingga ke Polandia.
Menurut laporan El Mundo, aliansi NATO hanya mampu menembak jatuh kurang dari seperempat dari total drone yang masuk.
Padahal, Polandia merupakan negara dengan belanja militer tertinggi di Uni Eropa, mencapai 4,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Respons kolektif NATO mengecewakan karena tidak efektif dan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," tulis harian tersebut.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyebut hanya empat drone berhasil ditembak jatuh.
Masing-masing dihancurkan dengan rudal AIM-120 Amraam yang harganya sekitar 1 juta euro per unit.
"Dengan kata lain, mereka menggunakan proyektil 100 kali lebih mahal daripada drone itu sendiri," tulis El Mundo.
Media itu juga mempertanyakan bagaimana aliansi sebesar NATO dengan anggaran militer raksasa bisa membiarkan perbatasannya tidak siap.
Tusk menegaskan, insiden ini membuat Polandia berada dalam situasi paling dekat dengan konflik militer sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, kuasa usaha Rusia di Warsawa, Andrey Ordash, menyatakan drone itu berasal dari wilayah Ukraina.
Dia menuding Polandia tidak bisa menunjukkan bukti adanya drone Rusia yang berhasil ditembak jatuh.
Di insiden terpisah, Kementerian Pertahanan Rumania melaporkan sebuah drone terdeteksi memasuki wilayah udaranya di dekat perbatasan dengan Ukraina pada Sabtu lalu.
Moskwa kembali membantah klaim bahwa drone tersebut milik Rusia.
Kremlin berulang kali menegaskan, narasi tentang ancaman Rusia hanya dimanfaatkan negara-negara Eropa Barat untuk menebar ketakutan dan membenarkan peningkatan belanja militer.