Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Keracunan Kesehatan Makan Bergizi Gratis

    Pakar Ungkap Hasil Lab Kasus Keracunan MBG: Ada Salmonella dan Bacillus cereus | tempo.co

    3 min read

     

    Pakar Ungkap Hasil Lab Kasus Keracunan MBG: Ada Salmonella dan Bacillus cereus | tempo.co



    PAKAR kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyoroti hasil pemeriksaan laboratorium terkait kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat, termasuk Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan laporan laboratorium kesehatan daerah, ditemukan bakteri Salmonella dan Bacillus cereus pada sejumlah sampel makanan yang diuji.

    Baca berita dengan sedikit iklan,

    Menurut Tjandra, temuan ini sejalan dengan referensi global. “Kontaminasi bakteri Salmonella biasanya dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas, dan telur. Sementara Bacillus cereus sering muncul akibat penyimpanan nasi yang tidak tepat,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 27 September 2025.

    Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

    Baca berita dengan sedikit iklan,

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO (World Health Organization) Asia Tenggara itu menegaskan bahwa keracunan makanan dapat terjadi di berbagai belahan dunia dan tidak selalu dikaitkan dengan program MBG. Namun, untuk memastikan penyebab, sebaiknya laboratorium di Indonesia memeriksa lebih komprehensif sesuai pedoman WHO.

    BACA JUGA
    Keracunan Capai 8 Ribu, JPPI Desak Pemerintah Hentikan Dapur MBG

    WHO menyebutkan setidaknya ada lima hal yang bisa diperiksa dalam kasus keracunan makanan, yakni bakteri, virus, parasit, prion, dan kontaminasi bahan kimia.

    Lebih rinci, ia menjelaskan soal bakteri. Selain Salmonella, kasus keracunan makanan kerap melibatkan Campylobacter dan Escherichia coli, bahkan Listeria atau Vibrio cholerae. “Kedua adalah virus, di antaranya Norovirus dan Hepatitis A,” ujar Tjandra.

    BACA JUGA
    Terpopuler Nasional: Istana Cabut Kartu Pers Jurnalis CNN Indonesia hingga Sosok J Dewan Pembina PSI

    Ketiga parasit. Misalnya seperti cacing trematoda, cacing pita TaeniaAscarisCryptosporidium, hingga Giardia. Keempat ialah prion atau bahan infeksi yang terdiri dari protein. Tjandra mengatakan meski jarang, prion bisa memicu penyakit seperti Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    “Kelima adalah bahan kimia. Mulai dari logam berat (timbal, merkuri, kadmium), polutan organik persisten (dioksin, PCBs), hingga toksin makanan seperti aflatoksin,” kata dia.

    Tjandra menekankan, daftar tersebut bukan berarti semua kemungkinan terjadi dalam kasus MBG di Indonesia. “Penjelasan umum WHO ini saya sampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” katanya.

    Kasus keracunan MBG di Bandung Barat sebelumnya menimpa lebih dari seribu orang, mayoritas pelajar. Hingga hari kelima, sebanyak 65 orang masih dirawat intensif di fasilitas kesehatan.

    Komentar
    Additional JS