Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Jamur Jamur Beracun Kasus Kesehatan Kriminal Lintas Peristiwa

    Pembunuhan dengan Jamur Beracun di Australia: Tersangka Dijatuhi 3 Kali Hukuman Penjara Seumur Hidup - Tribunnews

    9 min read

     Dunia Internasional, Kesehatan, Lintas Peristiwa, Kasus, Kriminal, 

    Pembunuhan dengan Jamur Beracun di Australia: Tersangka Dijatuhi 3 Kali Hukuman Penjara Seumur Hidup - Tribunnews.com

    Editor: Endra Kurniawan

    Kolase tangkap layar YouTube WION
    KASUS JAMUR BERACUN - Kolase tangkap layar YouTube WION, menampilkan pemberitaan kasus pembunuhan dengan jamur beracun di Australia, dengan tersangka bernama Erin Patterson. Erin Patterson dijatuhi 3 hukuman penjara seumur hidup. 

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita Australia dijatuhi tiga kali hukuman penjara seumur hidup serta hukuman tambahan 25 tahun penjara, Senin (8/9/2025).

    Dilaporkan CNN International, Erin Patterson (50) dinyatakan bersalah karena meracuni empat orang menggunakan jamur mematikan pada Juli 2023 lalu.

    Tiga di antaranya meninggal dunia, sementara satu lainnya mengalami dampak kesehatan parah.

    Keempat korban merupakan anggota keluarga dari suaminya, Simon Patterson.

    Erin dan Simon Patterson sudah berpisah sejak 2020, tetapi belum resmi bercerai.

    Erin Patterson membunuh para korbannya dengan hidangan daging sapi Wellington yang sengaja dicampur jamur death cap.

    Jamur tersebut dipetiknya dari area dekat rumahnya di pedesaan Victoria.

    Atas perbuatannya, Patterson dijatuhi tiga kali hukuman penjara seumur hidup untuk 3 korban yang meninggal serta 25 tahun penjara atas percobaan pembunuhan.

    Dalam sistem hukum Australia, seseorang bisa dijatuhi lebih dari satu hukuman seumur hidup jika terbukti melakukan beberapa pembunuhan.

    Namun, semua hukuman dijalankan secara concurrent (bersamaan), bukan berturut-turut.

    Artinya, meskipun secara teknis menerima tiga hukuman seumur hidup, pelaku menjalani semuanya dalam satu periode penahanan.

    Erin Patterson diwajibkan menjalani masa non-parole selama 33 tahun, yang berarti ia baru dapat mengajukan pembebasan bersyarat setelah menjalani hukuman tersebut.

    Namun, Erin Patterson masih memiliki waktu hingga 6 Oktober 2025 untuk mengajukan banding terhadap vonisnya.

    Korban dan Kronologi Kejadian

    Saat kejadian, Erin Patterson telah berpisah dari suaminya, namun tetap berhubungan dengan mertuanya, Don dan Gail Patterson.

    Erin juga mengenal baik bibi dan paman suaminya, Ian dan Heather Wilkinson, dan mereka kerap bertemu di kebaktian gereja setempat.

    Pada 31 Juli 2023, Erin Patterson mengundang lima anggota keluarga itu untuk makan siang di rumahnya di daerah Leongatha.

    Tidak ada alasan khusus untuk acara makan siang tersebut. 

    Erin mengatakan kepada pengadilan bahwa ia hanya ingin memperbaiki hubungan dengan mertuanya.

    Namun, Simon Patterson mengatakan tidak bisa hadir pada malam sebelumnya.

    Akhirnya, hanya orang tua, bibi, dan pamannya yang datang untuk makan bersama.

    Selama persidangan, terungkap bahwa Simon tidak datang karena ia mencurigai Erin akan meracuninya.

    Ia bahkan meyakini bahwa Erin telah mencoba meracuninya beberapa kali dalam dua tahun terakhir sebelum insiden ini.

    Dalam persidangan, juri mendengar bahwa Erin mengetahui lokasi jamur death cap melalui informasi yang diunggah di situs sains warga.

    Jaksa menyebut Erin membeli dehidrator untuk mengeringkan jamur, lalu membuangnya di pusat daur ulang saat para tamunya sekarat di rumah sakit.

    Awalnya, Erin mengatakan kepada polisi bahwa ia membeli jamur dari supermarket dan toko kelontong Asia, membuat petugas kesehatan kesulitan melacak sumbernya.

    Namun, penyelidikan menunjukkan Erin berbohong dan bahkan sempat mengaku ikut sakit setelah makan siang tersebut.

    Jaksa menggambarkan Erin, ibu dua anak, sebagai sosok manipulatif dan berulang kali berbohong kepada polisi.

    Meski tidak ada bukti jelas mengenai motifnya, jaksa mengungkapkan bahwa Erin menunjukkan “dua wajah”:

    Di satu sisi, ia tampak akrab dengan keluarga Patterson.

    Di sisi lain, ia melampiaskan frustrasi terhadap keluarga suaminya melalui pesan Facebook kepada teman-temannya.

    Masalah Keluarga

    Mengutip ABC News, hubungan Erin dan Simon mulai memburuk setelah kelahiran anak pertama mereka.

    Pasangan ini beberapa kali pisah ranjang sebelum akhirnya mencapai penyelesaian finansial dan perpisahan jangka panjang pada 2015.

    Setelah berpisah, Erin dan Simon berbagi hak asuh atas kedua anak mereka dan sempat tetap berhubungan baik, bahkan berlibur bersama.

    Namun, pada 2022, hubungan mereka kembali memburuk setelah Simon melaporkan status lajang dalam SPT-nya.

    Akibatnya, Erin kehilangan hak atas tunjangan anak dari pemerintah, dan Simon diperintahkan untuk menghentikan pembayaran biaya sekolah dan tagihan medis anak-anaknya.

    Simon mengklaim bahwa perubahan status itu kesalahan akuntannya, tetapi kejadian tersebut memperburuk hubungan mereka.

    Antara November 2021 hingga September 2022, Simon tiga kali dirawat di rumah sakit dengan gejala gastrointestinal.

    Salah satu insiden bahkan membuatnya koma dan membutuhkan operasi.

    Menurut laporan ahli medis, gejalanya konsisten dengan paparan barium karbonat, bahan yang umum ditemukan dalam racun tikus.

    Namun, rincian ini dirahasiakan selama persidangan.

    Dalam dua tahun sebelum makan siang keluarga pada 29 Juli 2023, hubungan Erin dengan mertuanya semakin memburuk.

    Menurut kesaksian Matthew Patterson (saudara ipar Erin), Erin sering melewatkan acara keluarga dan hanya hadir sebentar dalam beberapa kesempatan.

    Erin juga merasa dipinggirkan setelah menerima undangan mendadak untuk ulang tahun ke-70 Gail Patterson pada Mei 2023.

    Selain itu, Erin diketahui mengunggah pesan-pesan di media sosial yang mengkritik mantan suami dan mertuanya.

    Mengenal Jamur Beracun Death Cap

    JAMUR BERACUN - Penampakan jamur beracun death cap Amanita phalloides. Jamur ini terkenal mematikan meski sudah dimasak sekalipun.
    JAMUR BERACUN - Penampakan jamur beracun death cap Amanita phalloides. Jamur ini terkenal mematikan meski sudah dimasak sekalipun. (Royal Botanic Gardens Victoria)

    Mengutip The Independent, jamur death cap atau Amanita phalloides mengandung racun amanitin yang sangat mematikan.

    Diperkirakan, 90 persen kasus kematian akibat jamur disebabkan oleh spesies ini.

    Bahkan, setengah jamur saja sudah cukup untuk membunuh satu orang, menurut Woodland Trust.

    Jamur death cap dapat tumbuh hingga 15 cm dengan tudung berbentuk kubah putih dan batang putih pucat.

    Menurut Royal Botanic Gardens Victoria, jamur ini sering ditemukan di taman, kebun, dan jalur alam, biasanya tumbuh di bawah pohon ek (Quercus).

    Amanita phalloides juga dilaporkan tumbuh di bawah pohon Eucalyptus di Aljazair dan Tanzania, tetapi belum ada laporan resmi kemunculannya di luar pohon eksotis di Australia.

    Menurut Better Health, penyedia informasi kesehatan di Australia, ada tiga efek utama jamur beracun:

    • Halusinasi
    • Gangguan gastrointestinal (sistem pencernaan)
    • Gagal hati, yang dapat berujung pada kematian

    Gejala lainnya meliputi:

    Gejala gangguan gastrointestinal:

    • Mual
    • Muntah
    • Kram perut
    • Diare

    “Sekitar 9 dari 10 kematian akibat jamur disebabkan oleh jamur death cap (Amanita phalloides),” tulis Better Health.

    Gejala biasanya muncul 6–24 jam setelah mengonsumsi jamur tersebut.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

    Komentar
    Additional JS