Polisi Peru Tangkap 5 Anggota Geng Los Maleantes del Cono terkait Pembunuhan Diplomat Indonesia - Liputan6
Dunia Internasional,
Polisi Peru Tangkap 5 Anggota Geng Los Maleantes del Cono terkait Pembunuhan Diplomat Indonesia
Pistol dan sepeda motor yang disebut terkait dengan penembakan Zetro turut disita.
Liputan6.com, Lima - Penyelidikan atas pembunuhan diplomat Indonesia, Zetro Leonardo Purba (40), pada 1 September 2025, berkembang dengan temuan baru seusai penggerebekan di sebuah hotel di San Martin de Porres yang dilakukan Divisi Perampokan Direktorat Investigasi Kriminal Kepolisian Nasional Peru (PNP) pada Selasa (9/9).
Kolonel Juan Carlos Montufar menegaskan bahwa melalui pemeriksaan forensik, polisi berhasil mengidentifikasi senjata dan sepeda motor yang dipakai untuk melakukan pembunuhan tersebut.
"Hal itu dikonfirmasi melalui pemeriksaan forensik: senjata dan sepeda motor … Mereka menyatakan bahwa keduanya diperoleh dari tempat gadai," ujarnya seperti dilansir media Peru La Republica, Jumat (12/9).
Di antara barang bukti utama yang disita terdapat sepucuk pistol merek Taurus dengan enam butir amunisi. Pemeriksaan forensik memastikan pistol itulah yang digunakan dalam penembakan Zetro. Selain itu, dari analisis rekaman kamera keamanan, polisi mengidentifikasi sepeda motor yang dipakai sebagai sarana untuk melancarkan kejahatan itu; kendaraan tersebut juga berhasil ditemukan saat operasi.
Sejalan dengan itu, dua dari lima orang yang ditangkap diduga terlibat langsung dalam kejahatan tersebut. Wilson Jose Soto (24), alias Primo, disebut telah mengaku mengendarai sepeda motor untuk mengantar pembunuh bayaran, sementara Yaiker Antonio Echenagucia (23), alias Malako, diduga sebagai pelaku penembakan. Keduanya kini ditahan bersama Fabian Rafael Maestre (18), Lairo Isac Garcia (27), dan David Guevara Bravo (30) di markas Direktorat Investigasi Kriminal.
Menurut laporan swissinfo.ch, kelimanya adalah warga negara Venezuela.
PNP menyebutkan bahwa mereka yang ditangkap merupakan anggota geng Los Maleantes del Cono, organisasi kriminal yang sebagian besar beranggotakan warga negara asing, beroperasi di wilayah utara Lima, dan telah dikaitkan dengan pemerasan serta pembunuhan bayaran.
Pembunuhan Zetro diduga direncanakan dari berbagai lokasi di San Martin de Porres. Dalam operasi itu, polisi juga menyita bahan peledak.
Para tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan Zetro saat ini menjalani penahanan awal dan PNP memiliki waktu tujuh hari untuk menetapkan pertanggungjawaban dan mengumpulkan bukti guna memastikan peran masing-masing.
Sejauh ini, motif pembunuhan Zetro belum diungkapkan.
Penghormatan Terakhir dari Kemlu RI
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,400,20,0)/kly-media-production/medias/5345568/original/064022200_1757566790-WhatsApp_Image_2025-09-11_at_11.52.47.jpeg)
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) pada Kamis (11/9) menyelenggarakan penghormatan terakhir bagi Zetro, seorang penata kanselerai muda KBRI Lima.
Acara penghormatan dilaksanakan di Gedung Pancasila, Kemlu RI, dengan dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono. Hadir dalam kesempatan tersebut keluarga almarhum, Duta Besar Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama, serta jajaran pimpinan dan staf Kementerian Luar Negeri.
Dalam sambutannya, Menlu Sugiono menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam serta penghargaan atas dedikasi almarhum selama bertugas.
"Almarhum meninggal saat menjalankan tugasnya sebagai penata kanselerai. Mendiang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada negara dan bangsa. Kementerian luar negeri telah kehilangan salah satu putra terbaiknya dan kami mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan dan kekuatan," ujar Menlu Sugiono.
Kemlu RI memastikan akan terus mendampingi keluarga almarhum ke depan. Selain itu, Kementerian juga terus berkoordinasi dengan otoritas Peru untuk memastikan penanganan kasus ini secara tuntas, serta memperkuat perlindungan bagi pejabat dan staf KBRI Lima.
Zetro ditembak saat tiba di depan kediamannya di Distrik Lince, Lima, dengan sepeda. Pria yang berada di Peru kurang lebih sejak lima bulan lalu itu dilaporkan ditembak tiga kali, salah satunya mengenai