Presiden Iran kepada PBB: Kami Tak Akan Pernah Berupaya Membuat Bom Nuklir! - SINDOnews.com
3 min read
Dunia Internasional, ,
Presiden Iran kepada PBB: Kami Tak Akan Pernah Berupaya Membuat Bom Nuklir!
LKamis, 25 September 2025 - 07:57 WIB
Presiden Iran Masoud Pezeshkian tegaskan kepada Majelis Umum PBB bahwa negaranya tidak sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir. Foto/UN Photo/Loey Felipe
A
A
A
NEW YORK - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kepada Majelis Umum PBB bahwa negaranya tidak sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir. Penegasan ini disampaikan setelah situs-situs nuklir negara Islam itu diserang Israel dan Amerika Serikat (AS) pada Juni lalu, dan setelah dijatuhi sanksi oleh negara-negara Eropa.
"Dengan ini saya menyatakan sekali lagi di hadapan majelis ini bahwa Iran tidak pernah dan tidak akan pernah berupaya membangun bom nuklir," ujar Pezeshkian dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Rabu.
"Dengan ini saya menyatakan sekali lagi di hadapan majelis ini bahwa Iran tidak pernah dan tidak akan pernah berupaya membangun bom nuklir," ujar Pezeshkian dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Rabu.
"Yang mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan ini adalah Israel, tetapi Iranlah yang dihukum," ujarnya, seperti dikutip France24, Kamis (25/9/2025).
Baca Juga: TV Israel: Mossad Kerahkan 100 Agen ke Iran untuk Lumpuhkan Peluncur Rudal
Iran telah lama menegaskan bahwa mereka tidak sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir, merujuk pada fatwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Badan intelijen AS juga belum menyimpulkan bahwa negara tersebut telah memutuskan untuk membangun senjata nuklir.
Namun, Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa telah lama skeptis karena kemajuan teknologi nuklir negara tersebut, dan meyakini bahwa Iran dapat segera mengembangkan bom jika memang berniat.
Inggris, Prancis, dan Jerman telah bergerak untuk menerapkan kembali sanksi PBB yang telah ditangguhkan berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 yang dinegosiasikan oleh Amerika Serikat dan kemudian dibatalkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Sanksi tersebut akan mulai berlaku pada hari Sabtu. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bertemu pada hari Selasa dengan para koleganya dari Eropa, tanpa hasil yang jelas selain kesepakatan untuk melanjutkan perundingan.
Pezeshkian menuduh Eropa beritikad buruk, dengan mengatakan bahwa kurangnya kerja sama Iran merupakan respons atas penarikan Trump dari kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama.
"Mereka secara keliru menampilkan diri sebagai pihak yang memiliki reputasi baik dalam perjanjian tersebut, dan mereka meremehkan upaya tulus Iran sebagai tidak memadai," kata Pezeshkian.
"Semua ini hanya bertujuan untuk menghancurkan JCPOA yang pernah mereka anggap sebagai pencapaian terpenting."
Berdiri di mimbar Majelis Umum, Pezeshkian menunjukkan foto-foto orang yang tewas dalam agresi militer Israel terhadap Iran, yang menurut Teheran menewaskan lebih dari 1.000 orang.
"Serangan udara rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap kota-kota, rumah-rumah, dan infrastruktur Iran tepat saat kami sedang menempuh jalur negosiasi diplomatik merupakan pengkhianatan besar terhadap diplomasi," ujarnya.
(mas)