Presiden Turki Erdogan: Netanyahu Seperti Kerabat Hitler - SINDOnews
2 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Presiden Turki Erdogan: Netanyahu Seperti Kerabat Hitler
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/anadolu
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa atas serangan Israel terhadap tim negosiasi Hamas di Qatar pekan lalu. Erdogan mengatakan, "Secara ideologis, Netanyahu seperti kerabat Hitler."
"Sebagaimana Hitler tidak dapat meramalkan kekalahan yang menantinya, Netanyahu akan menghadapi nasib akhir yang sama," tegas Erdogan saat kembali dari Doha, tempat ia menghadiri pertemuan puncak darurat Arab-Islam setelah serangan udara Israel.
Erdogan menyebut, “Serangan terhadap tim negosiasi Hamas sebagai tantangan terang-terangan terhadap tatanan dan hukum internasional."
Dia mengatakan, “Kepemimpinan Israel telah mengubah pola pikir radikal mereka menjadi tidak lebih dari jaringan pembunuh yang dibangun di atas ideologi fasis."
Presiden Turki juga membahas pengakuan negara-negara Barat atas Palestina, dengan mengatakan hal itu akan memberikan tekanan lebih lanjut kepada Israel. Dia berjanji mengangkat isu tersebut kembali di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ia menyatakan harapan bahwa "garis depan kemanusiaan akan mendapatkan dukungan yang lebih luas" di Majelis Umum PBB mendatang.
Terakhir, Erdogan juga membahas diplomasi Turki di Libya, dengan menekankan perlindungan kedaulatan dan persatuan negara.
"Kami berkomitmen menjaga kedaulatan, integritas teritorial, dan persatuan politik Libya, dan semua tindakan kami berpedoman pada tujuan-tujuan ini," ujarnya.
Ia mencatat Turki telah mendukung pemerintah Tripoli yang sah sejak awal, sementara kebijakan-kebijakan terbarunya juga berupaya membuka jalur diplomatik dengan Libya timur.
"Hal ini mencerminkan upaya diplomatik multidimensi Turki, visi regional, dan komitmen untuk mencapai perdamaian," ujar Erdogan.
Ia menambahkan persetujuan pemerintah Benghazi atas perjanjian yurisdiksi maritim yang ditandatangani antara Turki dan Tripoli akan menjadi "keuntungan signifikan di bawah hukum internasional."
Baca juga: Presiden Mesir Sisi Sebut Israel Musuh, Pertama Sejak Anwar Sadat Kunjungi Yerusalem
"Sebagaimana Hitler tidak dapat meramalkan kekalahan yang menantinya, Netanyahu akan menghadapi nasib akhir yang sama," tegas Erdogan saat kembali dari Doha, tempat ia menghadiri pertemuan puncak darurat Arab-Islam setelah serangan udara Israel.
Erdogan menyebut, “Serangan terhadap tim negosiasi Hamas sebagai tantangan terang-terangan terhadap tatanan dan hukum internasional."
Dia mengatakan, “Kepemimpinan Israel telah mengubah pola pikir radikal mereka menjadi tidak lebih dari jaringan pembunuh yang dibangun di atas ideologi fasis."
Presiden Turki juga membahas pengakuan negara-negara Barat atas Palestina, dengan mengatakan hal itu akan memberikan tekanan lebih lanjut kepada Israel. Dia berjanji mengangkat isu tersebut kembali di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ia menyatakan harapan bahwa "garis depan kemanusiaan akan mendapatkan dukungan yang lebih luas" di Majelis Umum PBB mendatang.
Terakhir, Erdogan juga membahas diplomasi Turki di Libya, dengan menekankan perlindungan kedaulatan dan persatuan negara.
"Kami berkomitmen menjaga kedaulatan, integritas teritorial, dan persatuan politik Libya, dan semua tindakan kami berpedoman pada tujuan-tujuan ini," ujarnya.
Ia mencatat Turki telah mendukung pemerintah Tripoli yang sah sejak awal, sementara kebijakan-kebijakan terbarunya juga berupaya membuka jalur diplomatik dengan Libya timur.
"Hal ini mencerminkan upaya diplomatik multidimensi Turki, visi regional, dan komitmen untuk mencapai perdamaian," ujar Erdogan.
Ia menambahkan persetujuan pemerintah Benghazi atas perjanjian yurisdiksi maritim yang ditandatangani antara Turki dan Tripoli akan menjadi "keuntungan signifikan di bawah hukum internasional."
Baca juga: Presiden Mesir Sisi Sebut Israel Musuh, Pertama Sejak Anwar Sadat Kunjungi Yerusalem
(sya)