Profil Ahmad Dofiri, Jenderal Polri Pemegang Palu Etik Ferdy Sambo kini Dilantik jadi Penasihat Khusus Presiden - Liputan6
Profil Ahmad Dofiri, Jenderal Polri Pemegang Palu Etik Ferdy Sambo kini Dilantik jadi Penasihat Khusus Presiden
Ahmad Dofiri merupakan perwira tinggi Polri yang memiliki rekam jejak cemerlang dari lulusan terbaik Akpol hingga menjabat Wakapolri.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/avatars/3884479/original/ACg8ocJc_oid6J3VLtCVFHYL6ugvHZoO8rxNNMWPfM8krXX-0Ve03HZakQ%3Ds200.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle pada jajaran menteri Kabinet Merah Putih. Salah satu nama yang dilantik hari ini adalah Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Ahmad Dofiri. Mantan Wakapolri itu diangkat menjadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Kamtibmas dan Reformasi Kepolisian. Ahmad Dofiri tampak sudah tiba di Istana sejak siang.
Nama Dofiri bukanlah sosok asing. Pensiunan Jenderal Polri ini pernah menduduki sejumlah posisi strategis di kepolisian. Berikut profil Ahmad Dofiri yang dirangkum dari sejumlah sumber.
Ahmad Dofiri adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1989 dan peraih Adhi Makayasa. Selain pendidikan di Akpol, ia pernah menempuh berbagai pendidikan tinggi seperti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Sespim Polri, dan Lemhannas RI pada tahun 2012.
Sepanjang karirnya, Ahmad Dofiri telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Satyalancana Jana Utama, Bintang Bhayangkara Nararya, dan Bintang Bhayangkara Pratama. Penghargaan-penghargaan ini mencerminkan dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa bagi institusi kepolisian Indonesia.
Perjalanan Karir Ahmad Dofiri
Ahmad Dofiri memulai karirnya di kepolisian sebagai Kanit Resintel Polsekta Tangerang pada tahun 1990. Pengalaman di lapangan ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika keamanan dan ketertiban masyarakat. Setahun kemudian, ia dipercaya menjadi Kanit Resmob Polres Tangerang, posisi yang semakin mengasah kemampuan manajerialnya.
Pada tahun 1997, Ahmad Dofiri mendapat tugas sebagai Kapolsek Metro Kebayoran Baru, sebuah wilayah strategis di Jakarta. Pengalaman ini memperkaya wawasannya tentang kompleksitas permasalahan keamanan di wilayah urban. Kemampuannya dalam mengelola berbagai tantangan keamanan di tingkat sektoral menjadi bekal berharga untuk jenjang karir selanjutnya.
Perjalanan karir Ahmad Dofiri menunjukkan pola yang konsisten dalam membangun pengalaman dari tingkat operasional hingga strategis. Setiap posisi yang diembannya memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan kompetensi kepemimpinannya. Dedikasi dan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas mendapat pengakuan dari atasan dan rekan sejawat.
Sederet Jabatan Mentereng Ahmad Dofiri
Kemampuan kepemimpinan Ahmad Dofiri semakin teruji ketika ia menjabat sebagai Kapolda di tiga provinsi berbeda. Pada tahun 2016, ia dipercaya memimpin Polda Banten, wilayah yang memiliki karakteristik unik sebagai daerah penyangga ibu kota. Pengalaman ini memberikan perspektif baru tentang pengelolaan keamanan di wilayah dengan dinamika sosial ekonomi yang kompleks.
Kepemimpinannya berlanjut di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2016 hingga 2019. Yogyakarta sebagai kota budaya dan pendidikan memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Ahmad Dofiri berhasil menjalankan tugasnya dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal sambil tetap menjaga profesionalitas.
Puncak pengalaman kepemimpinannya di tingkat Kapolda terjadi ketika ia memimpin Polda Jawa Barat pada tahun 2020. Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia memerlukan strategi keamanan yang komprehensif. Kepemimpinannya mendapat pujian karena dianggap tegas namun tetap humanis dalam setiap tindakan penegakan hukum.
Ahmad Dofiri juga memiliki pengalaman luas di berbagai jabatan strategis di Mabes Polri. Pada tahun 2010, ia menjabat sebagai Kabag Kermadagri Robangpers SDE SDM Polri dan Koorspripim Polri. Posisi ini memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pengembangan sumber daya manusia Polri, sebuah aspek fundamental dalam modernisasi institusi kepolisian.
Sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Binkar SSDM Polri pada tahun 2012, Ahmad Dofiri berkontribusi dalam perumusan kebijakan strategis terkait pengembangan karir personel Polri. Pengalaman ini memperkaya pemahamannya tentang aspek manajerial dan strategis dalam pengelolaan organisasi besar seperti Polri.
Pada tahun 2019, ia dipercaya menjabat sebagai Asisten Logistik Kapolri, posisi yang sangat krusial dalam mendukung operasional kepolisian di seluruh Indonesia. Kemampuannya dalam mengelola aspek logistik menunjukkan versatilitas dan kompetensi manajerial yang luas.
Pimpin Sidang Kasus Penembakan Ferdy Sambo
Salah satu momen paling bersejarah dalam karir Ahmad Dofiri terjadi pada Agustus 2022. Ketika ia memimpin sidang Komisi Kode Etik Polri terhadap Irjen Ferdy Sambo. Sambo terseret kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang membuat ajudannya itu tewas. Kasus ini cukup mendapat perhatian masyarakat luas. Sebagai pimpinan sidang, Ahmad Dofiri menunjukkan keberanian dan integritas dengan memutuskan pemberhentian tidak hormat terhadap Ferdy Sambo.
Keputusan ini mencerminkan komitmen Ahmad Dofiri terhadap penegakan disiplin dan kode etik di tubuh Polri. Sikap tegas namun berdasarkan prosedur yang benar menunjukkan profesionalitas tinggi dalam menjalankan tugas. Momen ini menjadi bukti bahwa ia tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan, meskipun melibatkan perwira tinggi.
Kepemimpinannya dalam kasus ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan karena menunjukkan bahwa institusi Polri mampu melakukan introspeksi dan perbaikan internal. Transparansi dan akuntabilitas yang ditunjukkan dalam proses ini menjadi contoh bagi penegakan hukum di Indonesia.
Puncak Karir sebagai Wakapolri
Puncak karir Dofiri setelah dirinya ditunjuk sebagia Wakapolri pada November 2024. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo secara resmi menunjuknya melalui surat telegram nomor ST/2517/XI/KEP./2024, menggantikan Komjen Agus Andrianto. Posisi ini menempatkannya sebagai orang nomor dua di institusi kepolisian Indonesia.
Sebagai Wakapolri, Ahmad Dofiri memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung Kapolri menjalankan program-program strategis Polri. Pengalaman luas yang dimilikinya di berbagai bidang menjadi modal berharga dalam menjalankan tugas ini. Visi dan misinya dalam mewujudkan Polri yang profesional, modern, dan terpercaya menjadi fokus utama kepemimpinannya.
Masa jabatan sebagai Wakapolri berlangsung hingga Juni 2025 ketika ia memasuki masa purnawirawan. Meskipun relatif singkat, periode ini menjadi puncak dari perjalanan karir panjangnya di Korps Bhayangkara. Kontribusinya dalam berbagai program reformasi dan modernisasi Polri akan menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.