Purbaya: Pajak Naik Terus Menerus Bisa Bunuh Ekonomi - SINDOnews
2 min read
Purbaya: Pajak Naik Terus Menerus Bisa Bunuh Ekonomi
Minggu, 28 September 2025 - 14:00 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam podcast khusus HUT MNC Trijaya FM yang disiarkan di kanal YouTube SindoNews. FOTO/Tangkapan Layar/SindoNews
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kebijakan menaikkan pajak secara terus menerus di tengah perlambatan ekonomi justru dapat memperburuk kondisi ekonomi. Menurut dia, strategi fiskal yang terlalu menekan rakyat bisa menyeret perekonomian ke dalam spiral penurunan yang berbahaya.
"Ketika ekonomi melambat, kalau pajak ditambah di semua titik, ekonomi akan melambat lagi. Akibatnya pendapatan pajak malah turun. Kalau dipaksa naik lagi, makin turun lagi. Itu spiral ke bawah. Jadi kita sedang membunuh ekonomi," kata Purbaya dalam podcast khusus HUT MNC Trijaya FM yang dikutip dari kanal YouTube SindoNews, Minggu (28/9).
Baca Juga: Hanya Bertanggung Jawab ke Prabowo, Purbaya: Yang Lain Saya Nggak Peduli
Ia menilai, pendekatan menaikkan pajak terus-menerus bukanlah kebijakan yang bijak. Alih-alih fokus pada penarikan pajak, pemerintah saat ini lebih mengutamakan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan. Dengan pertumbuhan yang kuat, kata dia, penerimaan pajak akan meningkat secara alami.
"Yang penting saya ciptakan pertumbuhan ekonomi yang cepat supaya pajak naik secara otomatis. Kalau ekonomi tumbuh, rakyat juga lebih rela membayar pajak karena mereka punya cukup penghasilan," ujarnya.
Menurut Purbaya strategi tersebut tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas penerimaan negara. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan fiskal dan upaya mendorong produktivitas agar ekonomi nasional tetap sehat.
"Sekarang saya tidak lagi bicara soal menambah pajak. Fokus saya adalah bagaimana mengorkestrasi pertumbuhan ekonomi agar menciptakan rasa nyaman sekaligus meningkatkan penerimaan negara," kata dia.
Baca Juga: Purbaya Tolak Tax Amnesty, Rupiah Bisa Terkapar Sampai Rp17.000
Purbaya menambahkan banyak negara menghadapi dilema serupa. Di satu sisi, pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan, tetapi di sisi lain, pajak yang terlalu tinggi bisa menekan daya beli dan menghambat konsumsi domestik. Sebab itu, ia mengingatkan perlunya kebijakan yang lebih adaptif. "Pertumbuhan ekonomi yang cepat adalah kunci. Kalau ekonomi sehat, penerimaan pajak akan ikut sehat," ucapnya.
"Ketika ekonomi melambat, kalau pajak ditambah di semua titik, ekonomi akan melambat lagi. Akibatnya pendapatan pajak malah turun. Kalau dipaksa naik lagi, makin turun lagi. Itu spiral ke bawah. Jadi kita sedang membunuh ekonomi," kata Purbaya dalam podcast khusus HUT MNC Trijaya FM yang dikutip dari kanal YouTube SindoNews, Minggu (28/9).
Baca Juga: Hanya Bertanggung Jawab ke Prabowo, Purbaya: Yang Lain Saya Nggak Peduli
Ia menilai, pendekatan menaikkan pajak terus-menerus bukanlah kebijakan yang bijak. Alih-alih fokus pada penarikan pajak, pemerintah saat ini lebih mengutamakan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan. Dengan pertumbuhan yang kuat, kata dia, penerimaan pajak akan meningkat secara alami.
"Yang penting saya ciptakan pertumbuhan ekonomi yang cepat supaya pajak naik secara otomatis. Kalau ekonomi tumbuh, rakyat juga lebih rela membayar pajak karena mereka punya cukup penghasilan," ujarnya.
Menurut Purbaya strategi tersebut tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas penerimaan negara. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan fiskal dan upaya mendorong produktivitas agar ekonomi nasional tetap sehat.
"Sekarang saya tidak lagi bicara soal menambah pajak. Fokus saya adalah bagaimana mengorkestrasi pertumbuhan ekonomi agar menciptakan rasa nyaman sekaligus meningkatkan penerimaan negara," kata dia.
Baca Juga: Purbaya Tolak Tax Amnesty, Rupiah Bisa Terkapar Sampai Rp17.000
Purbaya menambahkan banyak negara menghadapi dilema serupa. Di satu sisi, pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan, tetapi di sisi lain, pajak yang terlalu tinggi bisa menekan daya beli dan menghambat konsumsi domestik. Sebab itu, ia mengingatkan perlunya kebijakan yang lebih adaptif. "Pertumbuhan ekonomi yang cepat adalah kunci. Kalau ekonomi sehat, penerimaan pajak akan ikut sehat," ucapnya.
(nng)