Qatar: Dunia Jangan Standar Ganda, Harus Hukum Israel atas Kejahatannya! - Sindo news
3 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Qatar: Dunia Jangan Standar Ganda, Harus Hukum Israel atas Kejahatannya!
Senin, 15 September 2025 - 14:00 WIB
PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani desak dunia internasional menolak standar ganda dan menghukum Israel atas kejahatannya. Foto/Doha News
A
A
A
DOHA - Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mendesak masyarakat internasional untuk menolak standar ganda dan meminta pertanggungjawaban Israel. Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan puncak darurat yang digelar sebagai respons atas serangan militer Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anggota Hamas di Doha.
Serangan mematikan tersebut—yang dilakukan oleh sekutu utama Amerika Serikat—memicu gelombang kritik, termasuk kecaman dari Presiden Donald Trump, meski tetap mengirimkan Menteri Luar Negeri Marco Rubio ke Israel sebagai bentuk dukungan.
Para pemimpin Arab dan Islam menggelar pertemuan darurat pada hari Senin (15/9/2025). Ini menjadi unjuk rasa persatuan di antara negara-negara Teluk dan berupaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel, yang sudah menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk mengakhiri perang dan krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Terungkap Cara Israel Serang Qatar: Rudal Jet F-35 Bobol Langit Arab Saudi lalu Hantam Doha
"Waktunya telah tiba bagi komunitas internasional untuk berhenti menggunakan standar ganda dan menghukum Israel atas semua kejahatan yang telah dilakukannya," ujar PM Al Thani dalam pertemuan persiapan pada hari Minggu, seraya menambahkan bahwa "perang pemusnahan" Israel di Gaza tidak akan berhasil.
"Yang mendorong Israel untuk melanjutkan...adalah kebisuan, ketidakmampuan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawabannya," ujarnya, seperti dikutip AFP.
Serangan mematikan tersebut—yang dilakukan oleh sekutu utama Amerika Serikat—memicu gelombang kritik, termasuk kecaman dari Presiden Donald Trump, meski tetap mengirimkan Menteri Luar Negeri Marco Rubio ke Israel sebagai bentuk dukungan.
Para pemimpin Arab dan Islam menggelar pertemuan darurat pada hari Senin (15/9/2025). Ini menjadi unjuk rasa persatuan di antara negara-negara Teluk dan berupaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel, yang sudah menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk mengakhiri perang dan krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Terungkap Cara Israel Serang Qatar: Rudal Jet F-35 Bobol Langit Arab Saudi lalu Hantam Doha
"Waktunya telah tiba bagi komunitas internasional untuk berhenti menggunakan standar ganda dan menghukum Israel atas semua kejahatan yang telah dilakukannya," ujar PM Al Thani dalam pertemuan persiapan pada hari Minggu, seraya menambahkan bahwa "perang pemusnahan" Israel di Gaza tidak akan berhasil.
"Yang mendorong Israel untuk melanjutkan...adalah kebisuan, ketidakmampuan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawabannya," ujarnya, seperti dikutip AFP.
Di antara para pemimpin yang diharapkan hadir pada pertemuan puncak hari Senin adalah Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah tiba di Doha pada hari Minggu.
Masih harus dilihat apakah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Arab Saudi, akan menghadiri pertemuan tersebut, meskipun dia mengunjungi Qatar awal pekan lalu untuk menunjukkan solidaritas bertetangga.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, pertemuan hari Senin akan membahas "rancangan resolusi mengenai serangan Israel terhadap Negara Qatar".
AS Harus Kendalikan Israel
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Minggu bahwa pertanyaan tentang perilaku Israel "bukan lagi hanya masalah Palestina-Israel".
"Masalah terbesar saat ini adalah ekspansionisme Israel di kawasan ini," ujarnya.
"Negara-negara Arab dan Islam harus bersatu dan menemukan solusi berdasarkan masalah yang baru didefinisikan ini," paparnya.
Elham Fakhro, seorang peneliti di Harvard’s Middle East Initiative, mengatakan dia memperkirakan negara-negara Teluk akan menggunakan pertemuan darurat ini untuk mendesak Washington agar mengendalikan Israel.
"Mereka juga akan mengupayakan jaminan keamanan AS yang lebih kuat, dengan alasan bahwa tindakan Israel menunjukkan ketidakcukupan jaminan yang ada dan telah merusak kredibilitas AS sebagai mitra keamanan," imbuh dia.
Dosen Timur Tengah Karim Bitar, dari Universitas Sciences Po Paris, menyebut pertemuan itu sebagai "ujian lakmus" bagi para pemimpin Arab dan Muslim, dengan mengatakan banyak konstituen mereka "muak dan lelah dengan komunike gaya lama".
"Yang mereka harapkan hari ini adalah negara-negara ini...mengirimkan sinyal yang sangat penting, tidak hanya kepada Israel, tetapi juga kepada Amerika Serikat, bahwa sudah waktunya bagi komunitas internasional untuk berhenti memberikan cek kosong ini kepada Israel," ujarnya.
Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan tersebut, dan memainkan peran mediasi kunci dalam perang Israel-Hamas, bersama Amerika Serikat dan Mesir.
PM Al Thani telah makan malam pada hari Jumat bersama Presiden Donald Trump saat mengunjungi Amerika Serikat.
Anggota politbiro Hamas, Bassem Naim, mengatakan bahwa kelompoknya, yang serangannya terhadap Israel pada Oktober 2023 memicu perang Gaza, berharap pertemuan darurat ini akan menghasilkan "posisi Arab-Islam yang tegas dan bersatu".
(mas)