Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Lintas Peristiwa

    Rumah Terbakar akibat Perang Kelompok, Warga Tuding Kapolsek Tallo Tak Gubris Laporan - Fajar

    4 min read

     Lintas Peristiwa, 

    Rumah Terbakar akibat Perang Kelompok, Warga Tuding Kapolsek Tallo Tak Gubris Laporan

    Warga Jalan Poros Kandea III, Haji Sultan (Foto: Muhsin/fajar)

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Rumahnya hangus terbakar, warga Jalan Poros Kandea III, Haji Sultan (50) meluapkan kekecewaannya kepada Polisi, khususnya Polsek Tallo.

    Dikatakan Sultan, sebelum perang antar kelompok warga itu membesar seperti pada sore hingga malam, ia telah menelepon ke call center Polsek Tallo.

    "Saya telpon Polsek 8, tidak ada yang angkat. Sekitar jam 2 siang. Masih anak-anak ceritanya yang terlibat perang. Tolong pak, tidak ada yang datang," ujar Sultan di depan rumahnya yang hangus terbakar, Selasa (23/9/2025) malam.

    Tidak lama setelah menelpon call center Polsek Tallo, rumahnya menjadi sasaran pelemparan bom molotov.

    "Begitu lama-lama tambah banyak, dia lempari saya bom molotov (ke rumah), jadi saya matikan itu api," sebutnya.

    Lanjut Sultan, ada rasa ketakutan ketika ia membuka pintu. Sebab, bisa saja arah panah busur yang dilontarkan pelaku perang mengarah pada dirinya.

    "Terus saya pikir kalau saya buka pintu, jelas saya dibusur. Karena banyak orang di luar," tukasnya.

    Rasa kesal Sultan sebagai warga tidak cukup pada saat teleponnya tidak digubris Polsek Tallo, tapi ia menganggap Kapolsek, Kompol Syamsuardi memang tidak memberikan respons.

    Alasannya masuk akal, sebab perang antar kelompok itu telah berlangsung berhari-hari.

    "Dari kemarin dulu ini, satu mobil di belakang habis. Tapi tidak ada respons di sini Kapolsek. Saya berani tadi, ada Pak Wali, ada Kapolrestabes. Kenapa dia menonton ji di jembatan," sesalnya.

    "Susah di sini, sudah berapa kali perang. Jelas ada pembiaran," tambahnya.

    Ia pun berharap agar pihak Kepolisian, TNI, dan pihak terkait bisa lebih memberikan perhatiannya pada peristiwa tersebut.

    "Harapanku, tolong dijaga wilayah ini, karena sebentar itu terancam lagi di belakang. Akan berlanjut ini," tandasnya.

    Karena rumahnya hangus terbakar, ia bilang bahwa akan mengungsi ke rumah kerabatnya bersama dengan istri dan dua anaknya.

    "Jelas mengungsi dulu ke rumah keluarga. Mauka apa tinggal di sini tidak ada apa-apa. Motor ji kuambil. Saya di sini empat orang, dua anak," imbuhnya.

    Warga lainnya, Haji Ani, mengatakan hal senada dengan Sultan. Pihak Kepolisian terkesan melakukan pembiaran terhadap perang antar kelompok tersebut.

    "Dulu kalau perang, datang Polisi amanmi. Sekarang solusinya tidak ada, kita melapor setiap hari, kadang saya pergi ke kantor polisi tapi tidak ada solusi," ucap Ani.

    "Menonton ji polisia pak, tidak cari solusi. Bukan kita musuh tapi tidak ada yang dikasih solusi," cetusnya.

    Risal, yang juga rumahnya turut terbakar menceritakan bahwa ketika sampai di rumahnya, api sudah melalap bagian-bagian rumah.

    "Saya sampai di sini, istriku sudah adami di luar. Sisa anakku yang laki-laki di atas jadi kusuruh turun. Kasih keluar itu motor sebagian," kata Risal.

    Risal yang memiliki usaha bengkel menuturkan bahwa dirinya tidak mampu menyelamatkan peralatan motor hingga pakaiannya yang ada di dalam rumah.

    "Satu motor terbakar. Tapi alat-alatnya motor yang lain, nda sempat diselamatkan. Pakaian tidak ada saya dapat (selamatkan). Ini mami pakaianku," kuncinya. (Muhsin/fajar)

    Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

    Komentar

    Tonton juga

    Menarik Untuk Anda

    Menarik Untuk Anda

    Komentar
    Additional JS