Sinta Nuriyah: Kalau Militer Ikut Campur Masalah Ketatanegaraan, Ya Hancur - Kompas
Sinta Nuriyah: Kalau Militer Ikut Campur Masalah Ketatanegaraan, Ya Hancur

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) sekaligus istri almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah, menegaskan, militer tidak boleh dilibatkan dalam urusan ketatanegaraan maupun penanganan masalah domestik.
Hal itu disampaikan Sinta menanggapi wacana pelibatan militer karena dinilai aparat kepolisian kurang berhasil dalam mengatasi persoalan keamanan.
“Kalau militer ikut campur dalam masalah ketatanegaraan ya hancur. Lha iya. Militer kan harus melindungi masyarakat, lha kalau ikut campur mengadili masyarakat, ya terus piye, sing melindungi masyarakat, melindungi negara, tokoh-tokoh itu siapa? Itu kan semuanya angkatan bersenjata,” kata Sinta dalam tayangan Gaspol Kompas.com, dikutip Rabu (10/9/2025).
Menurut Sinta, peran kepolisian dan militer tidak bisa dicampuradukkan.
Ia menilai polisi memang ditugaskan mengamankan rakyat sipil dari tindak kriminal, sementara militer memiliki tanggung jawab menjaga kedaulatan negara.
“Polisi itu memang tugasnya mengamankan rakyat sipil dari kejahatan-kejahatan yang tidak terlalu berat. Artinya tidak sampai kejahatan itu bisa merobohkan negara, itu enggak,” ujarnya.
“Jadi itu masih dalam wewenang (kepolisian). Yang bisa merobohkan negara atau luar negeri, itu (baru) wewenangnya angkatan bersenjata,” tambah dia.
Karena itu, ia menekankan militer tidak boleh dilibatkan dalam urusan domestik.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan bahwa pengerahan prajurit TNI pasca-demo besar akhir Agustus 2025 bukanlah tanda diberlakukannya darurat militer.